Senin, Maret 31, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Nama Indonesia, Ternyata Ahli Etnologi Jerman Pencetusnya

Sejarah Nama Indonesia, Ternyata Ahli Etnologi Jerman Pencetusnya

Sejarah nama Indonesia sangat menarik untuk ketahui asal-usulnya. Terlebih tokoh siapa saja yang berperan dalam pemberian nama negara ini.

Menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung, para the founding fathers bangsa ini mengalami kegalauan.

Mereka bingung calon negara baru yang akan datang mesti beri nama apa. Namun berdasarkan beberapa catatan sejarah politik di Hindia Belanda, penyebutan nama Indonesia begitu sering.

Akhirnya beberapa orang penting dalam proklamasi kemerdekaan merundingkan ulang, nama apa yang cocok dengan negaranya kelak. Namun berdasarkan apa yang sudah terjadi, mereka memutuskan untuk memberi nama Indonesia sebagai nama negaranya hingga saat ini.

Namun apakah Anda tahu, sebelumnya nama Indonesia itu penemunya siapa?

Baca juga: Sejarah Penyusunan Teks Proklamasi, Kediaman Orang Jepang Jadi Tempatnya

5 Asal-Usul Sejarah Nama Indonesia

Artikel ini akan mengajak anda untuk mengetahui tentang lima penemuan terkait nama Indonesia untuk pertama kalinya.

Pelarangan Berpolitik bagi Pribumi

Sejarah terbentuknya nama Indonesia ternyata sejak adanya pelarangan berpolitik bagi kaum pribumi oleh pemerintah kolonial Belanda saat itu.

Banyaknya selebaran pamflet dan spanduk menyambut tokoh politik pribumi dengan sebutan Indonesia.

Beberapa surat kabar pribumi milik Indische Partij (sebuah organisasi politik pertama oleh tiga serangkai: Ki Hadjar Dewantara, Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Douwe Dekker) sering kali menuliskan nama Indonesia sebagai nama negara mereka di masa yang akan datang.

Namun seiring perkembangan politik ke arah yang lebih radikal, pemerintah kolonial tidak ingin mengambil risiko yang tinggi.

Maka, pada saat itu pula segala bentuk organisasi politik yang ada di Hindia Belanda harus musnah, dan pengasingan para pemimpinnya sangat perlu waktu itu.

Baca juga: Peran Pengusaha Kretek Bagi Perkembangan Organisasi Islam di Kudus Abad 20

Lahirnya Indische Partij

Kelahiran Indische Partij ternyata ada yang menyebut sebagai salah satu penyebab nama negara kita hingga saat ini. Tidak saja dalam urusan politik, sejarah nama Indonesia merupakan kajian Ilmiah orang-orang barat terkait penamaan Nusantara yang sesungguhnya.

Indische Partij dilahirkan oleh orang-orang cerdas dan memiliki tingkat intelektualitas tinggi. Sehingga membuat nama Indonesia cepat menyebar luas di masyarakat umum.

Mereka juga terkadang menggunakan organisasi ini sebagai sarana pendidikan masyarakat untuk menghadapi kolonialisme Belanda di masa yang akan datang.

Dengan demikian nama Indonesia tidak akan asing lagi terdengar oleh masyarakat, meskipun di pedesaan dan pelosok negeri.

Sebab, para pemimpin Indische Partij sering mengajak rakyat untuk mengetahui arti dari semboyan “Indonesia Merdeka”, dan “Hindia Lepas dari Holland”.

Hal ini sebagaimana ungkapan Walentina Waluyanti Dejonge dalam bukunya yang berjudul, “Soekarno Hatta bukan Proklamator Paksaan” (2015 : 34).

Penemuan Ahli Purbakala asal Jerman

Menurut sumber sejarah yang sama, penamaan Indonesia untuk pertama kalinya tercetus dari seorang ahli purbakala Jerman bernama Jordan. Ia adalah seorang dosen sekaligus peneliti ahli kepurbakalaan di salah satu Universitas di Jerman.

Jordan pernah mengemukakan penemuannya terkait penamaan Indonesia kepada Soekarno. Lelaki sebaya lulusan ITB yang kelak jadi Presiden pertama Indonesia itu pun masih ingat bagaimana Jordan menyampaikan penemuannya itu.

“Studi khusus yang kami lakukan, yaitu kepulauan Nusantara yang ada di Hindia Belanda. Kami memiliki ketertarikan yang tinggi untuk melakukan penelitian ini karena kepulauan Nusantara secara geografis berdekatan dengan India,” katanya.

Kemudian, kata Jordan, dirinya menemukan istilah ilmiah untuk memberikan nama berdasarkan pada nama Yunani. Karena Nusantara terdiri dari pulau-pulau, maka disebut dengan ‘nesos’.

“Sehingga nama Indonesia itu kami serap dari gabungan antara ‘Idus’ dan ‘nesos’,” kata Jordan.

Asal Nama Indonesia Menurut Versi Sejarah Bung Hatta

Berbeda dengan Soekarno yang menyebut sejarah nama Indonesia berasal dari seorang ahli purbakala Jerman bernama Jordan.

Sebab, menurut Bunga Hatta nama Indonesia ditemukan pertama kali oleh seorang Etnolog tersohor dunia bernama Logan atau James Richardson Logan.

Bung Hatta menyebut Logan sebagai orang pertama yang menggunakan nama Indonesia dalam berbagai karangannya, seperti “The Indian Archiapelago and Eastern Asia yang terbit dalam Journal of The Asiatic Society of Bengal (1847-1859).

Selain Logan, Hatta juga mengusulkan nama Profesor Adolf Bastian (1826-1905) dalam salah satu karangan ilmiahnya yang menggunakan nama Indonesia berjudul “Indonesia orde die Inseln des Malayschen Archiapelago (1884-1889)”.

Adapun yang menarik dari penelitian Prof. Bastian ini adalah, pengungkapan luas wilayah Indonesia yang sesungguhnya.

Ia menyebut kepulauan Indonesia meliputi daerah yang sangat luas, yaitu mencapai Madagaskar Barat hingga Pulau Morfosa dari Timur, dan Nusantara sebagai pusatnya.

Kesepakatan Kaum Pergerakan

Masih menurut versi sejarah Bung Hatta, nama Indonesia sebetulnya dipakai sebagai nama negara Hindia Belanda berdasarkan pada kesepakatan bersama dari kaum pergerakan.

Nama ini menjadi kata politik bagi daerah yang dulunya resmi bernama Hindia Belanda.

Selain itu, Hatta juga menegaskan nama Indonesia dapat dipertahankan dengan alasan ilmu hukum negara. Sebab, sejak tahun 1922 kata “daerah koloni” sudah dihapuskan dan diganti dengan subjek hukum yang memaknai namanya sendiri.

Oleh sebab itu, kata Hindia Belanda sudah tidak dapat dipertahankan lagi karena pengertian ini mengandung arti tanah-tanah seberang (jajahan).

Nama Hindia Belanda Sudah tidak Cocok

Setelah menemukan istilah Indonesia dari berbagai penelitian, akhirnya nama Hindia Belanda tidak lagi cocok.

Baca juga: Kumpulan Artikel Sejarah Indonesia

Hal ini karena nama tersebut identik dengan wilayah koloni Belanda yang berarti merdeka. Begitulah sejarah nama Indonesia yang perlu kita pahami sebagai penerus bangsa. (Erik/R6/HR-Online)

Rekomendasi wisata sumedang

5 Rekomendasi Wisata Sumedang yang Cocok untuk Berlibur Bersama Keluarga

Rekomendasi wisata Sumedang, Jawa Barat pada momen libur lebaran idul fitri tak boleh terlewatkan. Apalagi Kabupaten Sumedang memiliki banyak objek wisata yang cukup menarik...
Remisi khusus warga binaan

321 Warga Binaan Lapas Banjar Dapat Remisi Khusus Idul Fitri, 5 Langsung Bebas

harapanrakyat.com,- Sebanyak 321 warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kota Banjar, Jawa Barat, mendapat remisi khusus pada momen perayaan hari raya...
Tingkatkan Persaudaraan

Bupati Sumedang Ingatkan Masyarakat Momentum Idul Fitri Tingkatkan Persaudaraan untuk Bangun Daerah

harapanrakyat.com,- Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momen hari raya idul fitri ini untuk meningkatkan persaudaraan. Selain itu, pihaknya juga mengingatkan...
Tradisi Menerbangkan Balon Raksasa

Tradisi Menerbangkan Balon Raksasa Berbahan Kertas Jadi Daya Tarik Sendiri Warga Garut

harapanrakyat.com,- Tradisi unik menerbangkan balon raksasa terbuat dari kertas di setiap hari raya Idul Fitri, masih menjadi daya tarik warga Garut, Jawa Barat. Ratusan...
Parkir Ganda

Minimalisir Parkir Ganda dan Pungli di Pantai Pangandaran, Begini Langkah Pemerintah

harapanrakyat.com,- Untuk meminimalisir parkir ganda di kawasan objek wisata Pantai Pangandaran, PT. Garuda General Service yang menjadi vendor pengelolaan parkir terus melakukan pembenahan. Bahkan,...
Ular Bertaring Tiga, Mutasi Langka yang Makin Berbahaya

Ular Bertaring Tiga, Mutasi Langka yang Makin Berbahaya

Ular selalu punya cara mengejutkan dunia. Kali ini, ada seekor ular yang bikin heboh karena memiliki tiga taring berbisa. Mutasi ular bertaring tiga ini...