Rabu, Februari 12, 2025
BerandaBerita TerbaruPenemuan Kappa-1 Ceti Oleh NASA yang Diduga Bayi Matahari Muda

Penemuan Kappa-1 Ceti Oleh NASA yang Diduga Bayi Matahari Muda

Penemuan Kappa-1 Ceti merupakan sebuah penelitian baru oleh NASA. Kappa-1 Ceti ini termasuk penemuan yang menyebutnya sebagai bintang baru dengan usianya kurang lebih 600 juta tahun. Bintang ini memiliki letak yang dekat dengan tata surya.

Bahkan bentuknya hampir sama seperti bayi matahari. Adanya penemuan ini menjelaskan bagaimana kehidupan bumi pertama kali terbentuk. Bintang tersebut menandakan bahwa manusia tidak mungkin pergi ke masa miliaran tahun lalu.

Dengan begitu, inilah alasan NASA melakukan penelitian tata surya awal dan melihat matahari saat kehidupan pertama. Penemuan tersebut memberikan gambaran prediksi terkait sifat matahari pada usia yang sama.

Mengingat kini usia matahari sudah setengah baya. Usianya kurang lebih sudah mencapai 4,6 miliar tahun. Sehingga sudah cukup tua untuk usianya dari awal hingga saat ini.

Baca Juga: Penemuan PKS 2130-538, Menyerupai Hantu Menari di Luar Angkasa

Fakta Penemuan Kappa-1 Ceti Terbaru 2021

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah menemukan bintang baru dalam tata surya. Mereka memberikan nama Kappa-1 Ceti yang tak lain adalah bayi matahari. Banyak fakta yang mereka dapatkan dari penemuan tersebut.

Adanya banyak kesamaan yang menyerupai matahari, akhirnya NASA berusaha dengan keras untuk menelitinya lebih dalam. Melansir dari Science Alert temuan ini merupakan studi awal sehingga hubungannya dengan kehidupan bumi masih renggang.

Para ilmuwan sedang mengumpulkan data terbaru dari bintang mirip matahari tersebut. Tujuannya untuk menyempurnakan model dan sejarah Matahari lebih akurat.

Usia 600 Tahun

Penemuan Kappa-1 Ceti ini berdasarkan pengamatan penelitian NASA. Terutama dari Goddard Space Flight Center di Greenbelt. Tentunya dengan jarak kurang lebih 30 tahun cahaya dari bumi.

NASA juga melaporkan bahwa bintang memiliki massa dan suhu yang mirip dengan matahari. Namun, usia dari bayi matahari ini jauh lebih muda. Pengamatan terhadap bintang tersebut saat ini menggunakan metode surya evolusioner.

Dengan adanya metode tersebut maka akan mudah mengetahui rotasi bayi matahari. Para ilmuwan menemukan bahwa rotas sekitar tiga kali lebih cepat daripada saat ini. Hal tersebut dikarenakan oleh medan magnet yang jauh lebih kuat.

Baca Juga: Penemuan Bulan EJc0061 Oleh Astronom Amatir Bernama Kai Ly

Melengkapi Sejarah Matahari

Penemuan Kappa-1 Ceti merupakan salah satu pelengkap sejarah matahari. Pasalnya, rotari matahari yang super cepat mampu memancarkan jilatan api. Hal menarik pada penemuan ini adalah peneliti bisa mendalami sifat matahari saat berusia muda.

Harapannya proses ini bisa mengetahui proses terbentuknya kehidupan terestrial alam semesta. Terutama proses dari terbentuknya bumi. Besar harapannya penelitian ini akan menghasilkan kajian yang mendalam soal sejarah matahari secara lebih akurat.

Hasil penelitian juga menyebutkan saat bumi berusia ratusan tahun, maka medan magnetnya masih lemah. Semburan matahari dan lontaran massa korona muda bisa terpapar ke bumi dengan energi yang tinggi saat ini.

Partikel yang terpapar akan membantu molekul kompleks terbentuk pada bumi. Hal tersebut membuktikan bahwa matahari muda memiliki peran yang sangat besar.

Penemuan Kappa-1 Ceti ini membentuk blok bangunan kehidupan. Masih dibutuhkan bintang mirip matahari lainnya dengan berbagai usia. Saat ini terdapat kurang lebih 100 milyar bintang pada lingkarang Bima Sakti.

Satu dari sepuluh bintang memiliki ukuran serta luminositas yang sama dengan bintang pada umumnya. Adanya banyak bintang para peneliti mampu menyempurnakan model dan membuat sejarah matahari yang lebih akurat lagi.

Penelitian Menggunakan Alat Canggih

NASA melakukan penelitian sepanjang masa telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Bahkan NASA memanfaatkan teleskop canggih untuk menilik ruang lingkup angkasa.

Penemuan Kappa-1 Ceti ini menggunakan teleskop canggih untuk mengamati bayi matahari. Pasalnya, ada beberapa karakteristik Kappa-1 Ceti yang sulit diukur oleh mereka.

Teleskop ruang angkasa mampu meneliti sifat dan perilaku dari bayi matahari. Mereka menggunakan Hubble, TESS, satelis SA XMM-Newton, dan NICER. Sehingga penelitian bisa berjalan dengan maksimal.

Jika peneliti melihatnya melalui teleskop, maka bayi matahari ini seolah meledakkan api aktif yang tinggi. Energi yang keluar juga cukup luar biasa dengan jarak jauh melalui angin spektrum antariksa.

Setelah berhasil mengumpulkan studi awal atas penemuan Kappa-1 Ceti, NASA masih akan mencari studi baru. Tujuannya untuk menggali lebih dalam mengenai fakta bayi matahari serta mengukir sejarah tata surya. Sehingga hasilnya jauh lebih spesifik serta menjawab pertanyaan dunia. (R10/HR Online)

Editor: Jujang

Keutamaan Doa Panjang Umur, Raih Kehidupan yang Berkah

Keutamaan Doa Panjang Umur, Raih Kehidupan yang Berkah

Memiliki umur yang panjang dan bermanfaat tentu menjadi dambaan setiap manusia. Rasulullah pun mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa memanjatkan doa panjang umur. Baca Juga: Doa...
Sinopsis Samawa Dosamu Cintaku Selamanya, Tentang Isu KDRT

Sinopsis Samawa Dosamu Cintaku Selamanya, Tentang Isu KDRT

Banyaknya film terbaru yang akan tayang di bioskop tentu memberikan beragam pilihan bagi para penonton. Salah satunya adalah film berjudul Samawa Dosamu Cintaku Selamanya,...
Oppo Find X9 Ultra, Bocoran Spesifikasi dan Perkiraan Peluncuran

Oppo Find X9 Ultra, Bocoran Spesifikasi dan Perkiraan Peluncuran

Oppo tampaknya sedang mempersiapkan smartphone flagship terbaru dari seri Find, yaitu Oppo Find X9 Ultra. Perangkat ini kemungkinan besar akan hadir pada tahun 2026...
Ular sanca kembang Banjar

Ular Sanca Kembang 3 Meter Pemangsa Ayam Bikin Geger Warga Kota Banjar

harapanrakyat.com,‐ Ular sanca kembang sepanjang 3 meter bikin geger warga Lingkungan Jadimulya, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Ular yang sempat memangsa...
Cat Rumah Warna Soft, Pilihan Tepat untuk Interior Rumah

Cat Rumah Warna Soft, Pilihan Tepat untuk Interior Rumah

Dalam dunia desain interior, pilihan warna sangat berdampak pada suasana dan estetika suatu ruang. Cat rumah warna soft, dengan nuansa lembut dan kalem, menjadi...
Meninggal Dunia Akibat DBD

Satu Anak di Kota Banjar Meninggal Dunia Akibat DBD, Dinkes: Belum Dapat Laporan Resmi

harapanrakyat.com,- Seorang anak di Kota Banjar, Jawa Barat, meninggal dunia akibat DBD. Virus Demam Berdarah Dengue (DBD) itu menyerang Rifkah Khoirunnajah (10), warga Lingkungan...