Indikator alami asam basa mampu memberikan warna tertentu. Parameter asam basa alami merujuk pada zat-zat yang kita peroleh dari bahan alami melalui proses ekstraksi. Umumnya, bahan-bahan yang dapat menjadi indikator asam basa berasal dari tumbuhan yang memiliki warna yang mencolok.
Indikator asam basa sendiri mengacu pada zat-zat yang dapat menunjukkan sifat asam, basa, atau netral pada suatu larutan. Tergantung pada pH larutan atau kandungan ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) dalam larutan tersebut.
Baca Juga: Titrasi Asam Basa Larutan: Definisi, Hasil, dan Juga Kedua Jenisnya!
Pentingnya suatu indikator asam basa terletak pada kemampuannya untuk menunjukkan perubahan warna yang jelas pada larutan asam maupun basa.
Indikator Alami Asam Basa dan Definisinya
Parameter asam basa alami, sesuai dengan namanya, dapat kita temukan di lingkungan alamiah dan bahkan terdapat dalam beberapa bahan sekitar. Hal ini membuatnya lebih mudah untuk kita siapkan atau manfaatkan, terutama dengan ekstraksi bahan alami tersebut.
Dalam buku Kimia I untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama, tercantum bahwa indikator alami memiliki kemampuan untuk mengubah warna larutan saat diterapkan. Beberapa contoh bahan alami yang dapat kita gunakan sebagai indikator termasuk tumbuhan.
Seperti kubis merah, kembang sepatu, bunga mawar, bayam merah, bunga geranium, kunyit, bunga pacar, bunga karamunting, dan lainnya. Tanaman-tanaman ini dapat kita pakai untuk menguji keasaman atau kebasaan suatu larutan.
Syarat untuk tanaman menjadi indikator alami asam basa adalah kemampuannya untuk mengalami perubahan warna ketika diteteskan pada larutan asam atau basa. Banyak tanaman mengandung zat kimia, terutama antosianin, yang memberikan warna alami pada larutan asam (merah) atau basa (biru).
Antosianin dapat kita ekstrak menggunakan air atau pelarut lainnya dari berbagai tanaman, termasuk tanaman hias rumah tangga seperti kubis merah. Proses ekstraksi ini memungkinkan parameter asam basa alami terbuat dari berbagai bahan yang memberikan variasi warna, tergantung pada pH larutan yang kita uji, baik itu larutan asam maupun basa.
Selain itu, penggunaan ekstrak beberapa bahan tersebut untuk membentuk indikator pH mentah merupakan metode pengantar yang populer dalam demonstrasi kimia. Hasil ekstraksi dapat menghasilkan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan larutan basa.
Contoh dari Indikator Alami
Salah satu ilustrasi indikator alami asam basa adalah kulit manggis. Warna kulit manggis pada keadaan netral adalah ungu. Prosesnya melibatkan pembagian ekstrak kulit manggis menjadi dua bagian, di mana masing-masing kita berikan tetesan dari larutan asam dan larutan basa.
Ketika ekstrak kulit manggis terkena larutan asam, terjadi perubahan warna dari ungu menjadi sedikit kemerah-merahan. Di sisi lain, pada kontak dengan larutan basa, warna ungu berubah menjadi biru kehitaman.
Oleh karena itu, ekstrak kulit manggis dapat berfungsi sebagai indikator alami yang memberikan respon warna yang berbeda tergantung pada sifat asam atau basa dari larutan yang kita uji.
Contoh lainnya adalah penggunaan kol ungu sebagai indikator asam basa. Kol ungu akan mengalami perubahan warna menjadi merah muda dalam larutan asam, sementara dalam larutan basa, warnanya berubah menjadi biru muda.
Sebagai alternatif, kunyit juga dapat digunakan sebagai indikator pH. Perubahan warna kunyit terjadi ketika terpapar larutan asam, menjadikannya berwarna kuning.
Baca Juga: Konfigurasi Elektron Gas Mulia, Ketahui Contoh Unsur-Unsurnya
Di sisi lain, dalam larutan basa, kunyit akan berubah menjadi warna krem. Dengan demikian, sifat perubahan warna ini menjadikan kunyit sebagai indikator alami yang efektif untuk membedakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan.
Cara Kerja Indikator Alami
Tumbuhan dengan pigmen yang responsif terhadap perubahan pH sering orang gunakan sebagai bahan dasar indikator alami. Penggunaan indikator asam basa alami ini umumnya bisa kita terapkan dalam percobaan kimia dan praktikum untuk menentukan sifat pH suatu larutan.
Indikator asam basa yang efektif harus mampu memberikan perubahan warna yang dapat kita bedakan dengan jelas antara larutan asam dan basa. Selain itu, indikator asam basa alami juga bisa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menguji tingkat keasaman atau kebasaan air dalam kebun atau untuk memeriksa tingkat keasaman makanan. Oleh karena itu, pemanfaatan indikator asam basa alami tidak hanya terbatas pada lingkup laboratorium. Tetapi juga dapat kita terapkan secara praktis dalam berbagai konteks.
Indikator alami asam basa bekerja dengan merespon perubahan pH larutan. pH mengukur tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Ketika indikator terkena larutan asam, basa, atau netral, ia mengalami perubahan warna karena interaksi dengan ion hidrogen (H+) atau ion hidroksida (OH-) dalam larutan.
Penggunaan Indikator Alami
Indikator alami sering orang gunakan dalam percobaan kimia dan praktikum untuk menentukan pH suatu larutan. Mereka juga dapat kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya untuk menguji keasaman atau kebasaan air dalam kebun atau untuk memeriksa keasaman makanan.
Kelebihan dan Keterbatasan
Kelebihan indikator alami termasuk ketersediaan yang mudah dan biaya rendah. Namun, keterbatasan mereka melibatkan ketidakpresisian dalam menentukan nilai pH secara tepat dan kurangnya kestabilan warna dalam beberapa kasus.
Baca Juga: Penyusun Sistem Koloid Asap, Karakteristik dan Pengaruhnya
Jadi, indikator alami asam basa adalah zat yang dapat menunjukkan apakah suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral. Beberapa parameter asam basa bersifat alami, artinya mereka ditemukan dalam alam dan dapat kita gunakan untuk mengidentifikasi sifat larutan. (R10/HR-Online)