Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Iklim investasi di Kota Banjar, Jawa Barat, tahun 2021 per semester ini mulai membaik dibandingkan dengan tahun 2020 lalu.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Banjar, Sunarto, melalui Kabid Penanaman Modal, Yusep Hardiman.
Yusep mengatakan, membaiknya iklim investasi tersebut dilihat dari realisasi capaian nilai investasi yang sudah mencapai angka Rp 145,3 miliar dari target Rp 83,5 miliar pada tahun 2021 ini.
Sedangkan, pada tahun 2020, realisasi target nilai investasi sampai semester 1 mencapai Rp 103 miliar. Kemudian, sampai akhir bulan Desember atau akhir tahun 2020, nilai investasi terus meningkat 50 persen lebih. Nilai investasinya tercapai sebesar Rp 159,70 miliar dari target pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp 79 miliar.
“Capaian pada semester 1 tahun 2020 itu, jika dibandingkan dengan nilai investasi pada semester 1 bulan Juni 2021 mengalami peningkatan cukup signifikan dengan capaian nilai investasi yang sudah terealisasi. Yaitu sebesar 145,3 miliar rupiah,” terang Yusep, Jumat (20/08/2021).
Ia juga mengatakan, pada tahun 2019 awal masa pandemi sampai tahun 2020 memang ada penurunan sekitar 39 persen. Walaupun targetnya tercapai.
Tapi untuk semester tahun ini sudah mulai ada peningkatan. Bahkan pada semester satu sudah melebihi target.
Tiga Sektor Capaian Investasi di Kota Banjar
Lebih lanjut Yusep menjelaskan, capaian nilai investasi tersebut terdiri dari tiga sektor. Yaitu sektor primer seperti tanaman pangan dan peternakan dengan nilai investasi sebesar Rp 400 juta.
Kemudian, sektor primer berupa industri makanan, minuman, dan fashion atau pakaian, farmasi dan bisnis lainnya. Nilai investasinya sebesar Rp 45,5 miliar.
Baca Juga : Majukan Iklim Investasi Daerah, Pemkot Banjar Gandeng Polres dan Dandim Ciamis
Berikutnya, sektor tersier seperti bisnis properti, transportasi, rumah real estate, perdagangan dan jasa dengan nilai investasi paling besar yaitu sebesar Rp 99,8 miliar.
“Sejauh ini untuk sektor investasi yang paling mendominasi yaitu sektor tersier, seperti bisnis properti, perdagangan jasa. Kalau sektor primer masih kecil,” jelasnya.
Dari jumlah nilai investasi yang masuk tersebut, kata Yusep, hampir kebanyakan masih didominasi oleh investor lokal dari daerah. Sedangkan, investor dari luar hanya beberapa saja yang masuk untuk berinvestasi.
Selain itu, untuk jumlah serapan kerja dari investor yang masuk tersebut belum bisa mengangkat tenaga kerja dalam jumlah skala besar. Yaitu baru sekitar 1.400 lebih tenaga kerja.
Untuk jumlah investor yang masuk pada tahun 2021 per semester satu itu jumlahnya sudah mencapai 155 investor. Hampir kebanyakan berasal dari daerah.
Peningkatan Layanan
Selain itu Yusep juga mengatakan, untuk mempermudah dan optimalisasi layanan iklim investasi tersebut, pihaknya saat ini sudah mulai menerapkan program elektronik atau online menggunakan aplikasi single submission (OSS).
Dengan menggunakan aplikasi tersebut, proses perizinan menjadi mudah dan tidak terlalu lama. Serta bisa mempercepat legalitas pelaku usaha dalam memperoleh legalitas usahanya.
“Para pelaku usaha bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk mengurus administrasi yang mereka butuhkan. Prosesnya tidak terlalu lama, asal kebutuhan data untuk persyaratannya lengkap,” pungkasnya. (Muhlisin/R3/HR-Online)
Editor : Eva