Harga emas dunia terbaru menunjukkan penurunan bahkan mencapai level terendahnya.
Penurunan harga emas di dunia bukan kali ini saja terjadi dengan angka yang tergolong besar.
Pada perdagangan akhir Juli lalu, harga emas tercatat melemah sekitar 0,3 persen.
Angka ini mengakibatkan emas menuju level 1.801,34 per troy ons dari perdagangan sebelumnya.
Sepanjang minggu Juli lalu, harga emas melemah secara point to point sebesar 0,53%.
Meskipun begitu, dalam satu bulan terakhir harga emas dunia masih membukukan kenaikan dengan kisaran 1,82%.
Data Ketenagakerjaan As Berimbas Jatuhnya Harga Emas Dunia
Akhir pekan lalu, harga emas dunia cukup signifikan ke level paling rendah dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Mengutip dari sumber terpercaya, pada hari Senin 9 Agustus harga emas di pasaran spot turun hingga 2,2 persen.
Kisaran penurunan ini menuju level 1.763,96 dolar As per satu onsnya setelah sempat jatuh ke harga terendah.
Di mana jumlah harga terendah itu berada pada 1.757,70 dolar AS sejak tanggal 30 Juni lalu tahun 2021 ini.
Sementara harga emas yang berada di pasar future SA turun sekitar 2,5 persen.
Penurunan menunjuk ke angka 1.763,10 dollar AS per satu ons.
Data kementerian Tenaga Kerja kawasan AS menunjukkan perekonomian di negaranya sudah menambahkan lapangan kerja sebanyak 943.000.
Penambahan ini terjadi selama periode Juli dan dengan angka yang berada di atas perkiraan sejumlah analis.
Data pasar tenaga kerja menjadi pemukul harga emas, sehingga pasar mengantisipasi jika moneter the Fed bisa mereka umumkan bulan September.
Juga kemungkinan besar pengurangan stimulus actual akan terjadi pada awal Januari mendatang.
Dalam beberapa hari terakhir di munggi ini sudah muncul spekulasi terkait moneter ketat dari pihak he Fed.
Adanya suku bunga lebih tinggi meningkatkan harga peluang mempunyai komoditas emas tanpa adanya bunga.
Analisis Edward Moya menilai jika sebagian besar penguatan yang ada di data pasar tenaga kerja berasal dari upah lebih rendah.
Bukan itu saja, pada sektor perhotelan yang tidak inflasi membuat berkurangnya daya tarik emas.
Biasanya daya tarik emas sebagai pelindung nilai terhadap adanya kenaikan harga.
Menurut Edward Moy, harga emas dunia bisa saja jatuh sampai level USD 1.700 dalam jangka pendek saja.
Penurunan Harga Emas Dunia Pengaruhi Emas Antam dan Pegadaian
Jatuhnya harga emas dunia nyaris sebesar 4,5 dalam hitungan menit saja.
Kondisi ini terkenal dengan istilah flash crash yang terjadi pada perdagangan hari Senin tanggal 9 Agustus.
Bukan hanya emas dunia, harga emas Antam juga jeblok sampai ke level terendah sejak pertengahan bulan Juni lalu.
Emas batangan hasil produksi PT ANTAM Tbk atau Aneka Tambang jeblok sebesar Rp. 10.000 per gramnya hari ini.
Sementara harga jual emas dengan berat satu gram sebesar Rp. 921.000 per batang dengan persentase penurunan sampai 1,07%.
PT Antam sendiri menjual emas batangan mulai dari satuan 0,5 gram sampai 1.000 gram.
Akan tetapi harga jualnya ini belum termasuk pajak sebesar 0,9% untuk pembelian tanpa adanya NPWP.
Sedangkan jika pembelian menggunakan NPWP terkena pajak sebesar 0,45%.
Penurunan harga emas di dunia terjadi mulai kisaran 2,3% pada perdagangan di hari Jumat lalu.
Alhasil berselang satu hari setelahnya atau Sabtu lalu harga emas Antam merosot sampai 0,85%.
Pergerakan harga emas di dunia akan berpengaruh terhadap harga emas Antam satu hari setelahnya.
Sehingga flash crash emas dunia pada hari ini akan berdampak keesokan harinya untuk emas antam.
Meskipun begitu harga emas dunia perlahan rebound setelah ambruk nyaris sebesar 4,5%.
Peringatan untuk Emas Pegadaian Karena Emas Dunia Sedang Hancur
Perdagangan hari Senin menunjukkan hancurnya harga emas dunia hingga level terendah sejak akhir bulan Maret lalu.
Hancurnya harga emas yang ada di dunia menjadi peringatan untuk para investor emas di Pegadaian.
Sebab harga emas di Pegadaian berisiko mengikuti tariff emas di dunia.
Berdasarkan pengamatan Tim Riset, harga emas di Pegadaian akan terpengaruh selang 2 hari kemudian.
Artinya pergerakan tarif emas dunia hari ini akan berdampak pada perdagangan di hari Rabu mendatang.
Tetapi tak menutup kemungkinan jika responnya terjadi besok mengingat jumlah penurunannya sangat tajam.
Melansir dari sumber terpercaya, emas dunia pagi ini ambruk dalam waktu kurang dari 15 menit saja.
Kendati demikian masih ada peluang untuk mengalami kebangkitan kembali untuk emas dunia.
Mengingat perdagangan emas di dunia berlangsung sampai perdagangan sesi AS mendatang atau sampai Selasa pagi dini hari.
Pada jam 9:45 WIB, emas dunia berhasil memangkas kisaran penurunan sampai tersisa 1,32% pada angka US $1.739,41 per troy ons.
Sementara itu berdasarkan situs resmi Pegadaian, harga jual emas dengan acuan stagnan di angka Rp. 870.000 persatu gramnya.
Level ini menjadi yang paling rendah sejak tanggal 10 Mei lalu.
Sedangkan untuk harga beli emas dengan acuan stagnan berada dalam tarif Rp. 843.000 per satu gramnya.
Pengaruh harga emas Pegadaian karena adanya faktor nilai tukar rupiah dan supply demand selain harga emas dunia.
Komentar Pejabat The Fed Pengaruhi Harga Emas
Pelemahan harga emas dunia beberapa hari lalu terjadi setelah komentar hawkish ataupun cenderung kontraktif.
Komentar itu berasal dari pejabat bank sentral kawasan Amerika Serikat yaitu The Federal Reserve.
Mengutip salah satu sumber pada Jumat lalu, harga emas di pasar spot menurun hingga ,4 persen menjadi 1.804,46 dolar AS.
Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat tutup di kisaran 0,3 persen lebih rendah ke angka 1.808,90 dolar AS per ons.
Pada sesi Tabu harga emas mengalami kenaikan lebih dari 1 persen karena adanya data ketenagakerjaan ADP yang lebih lemah.
Tetapi kenaikan itu setelah Vice Chairman The Fed menyatakan jika bank sentral bisa mulai tapering pada akhir tahun 2021.
Tapering sendiri adalah pengurangan nilai terhadap program pembelian aset yang terjadi di tahun ini membuatnya semakin terpuruk.
Craig Erlam selaku analis OANDA mengatakan tentang komentar belum lama ini yang berasal dari para petinggi The Fed.
Komentar tersebut memberikan kesan jika keseimbangan kekuatan lebih berat pada posisi hawkish.
Yang mana nantinya laporan pekerjaan dengan potensi kuat mempercepat hal tersebut dan bukan hal positif untuk emas.
Pernyataan tersebut kemudian mendapat dukungan terkait perilisan data tenaga kerja AS yang memperlihatkan perbaikan.
Sepanjang bulan Juli lalu, Departemen terkait melaporkan perekonomian AS dapat menyerap tenaga kerja di luar non farm hingga 943.000 orang.
Jumlah tenaga kerja ini lebih tinggi daripada hasil polling Reuters sebesar 880.000 orang saja.
Tingkat pengangguran juga turun sebesar 5,4% dari bulan Juni lalu yaitu 5,9%.
Presentase ini lebih tajam dari prediksi awal sebesar 5,7% dengan rata-rata pertumbuhan upah per jam sebesar 0,4%.
Hasilnya spekulasi terkait tapering di tahun 2021 ini kian menguat dan menyebabkan harga emas dunia kian anjlok.
