Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Untuk menghilangkan hama pasca panen, petani di Dusun Kebon Kalapa, Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan/Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, memilih membakar jerami.
Mamay, salah seorang petani mengatakan, selain untuk menghilangkan hama, abu sisa dari pembakaran jerami bisa menjadi pupuk ketika nanti akan menggarap lahan sawahnya.
“Saya dan petani lainnya sengaja membakar jerami sisa tanaman padi setelah panen. Nanti saat akan menggarap sawah, abu pembakaran jerami ini bermanfaat sebagai pupuk,” tuturnya kepada HR Online, Rabu (14/07/2021).
Untuk panen kali ini, Mamay mengaku hasilnya terbilang memuaskan. Meski sebagian lahan sawah lainnya terserang hama, sehingga mengurangi hasil panen. Namun tidak separah panen sebelumnya.
Sedangkan, untuk musim panen bulan Juli sekarang, bagi lahan sawah yang kekurangan air karena saat ini masuk musim kemarau, kondisi tanaman padi tidak sebaik yang ada pada lahan dengan memiliki cukup air.
“Sawah yang tidak banyak mendapatkan pasokan air hasilnya tidak bagus, karena tumbuh padinya juga tidak bagus. Bahkan malah timbul hama menyerang, sehingga daun padi menguning dan batang mati.” Kata Mamay.
Ia menyebutkan, untuk areal sawah yang ada di Kebon Kalapa memang terbilang rawan serangan hama. Sebab sering kekurangan pasokan air, terutama pada musim kemarau. Oleh sebab itu, untuk menghilangkan hama pasca panen, semua petani membakar jerami.
Baca Juga : Harga Meroket, Petani Kubis di Desa Ciakar Ciamis Sumringah
Alasan Lain Menghilangkan Hama Pasca Panen
Meski menurut ahli pertanian membakar jerami merupakan hal yang salah karena bisa merusak ekosistem tanah sawah. Namun, kata Mamay, para petani juga memiliki alasan lain agar hama bisa hilang turut terbakar.
Menurutnya, hama yang sulit hilang yaitu hama wereng. Jalan satu-satunya setelah panen adalah membakar jerami supaya hama tersebut bisa hilang. Karena pernah kejadian para petani gagal panen setelah wereng menyerang, dan padi tidak bisa mereka panen lantaran mati.
Setelah selesai panen, para petani juga siap-siap untuk masa tanam. Tetapi musim sekarang tidak bisa diprediksi, apakah sekarang akan hujan atau masih musim kemarau.
Mamay mengatakan, hal itu sebetulnya menjadi masalah bagi para petani. Akan tetapi akhir bulan Juli sudah masuk masa tanam ke tiga tahun 2021 ini.
“Mudah-mudahan tidak ada kendala serangan hama pada masa tanam berikutnya. Kalau untuk pasokan air, kami bisa usahakan mencari. Namun untuk hama, bisanya kita sangat kesulitan memberantasnya,” pungkas Mamay. (Es/R3/HR-Online/Editor : Eva)