Lidah api terbesar Matahari mengeluarkan suar kelas M4.4. Ini merupakan badai matahari dengan kekuatan sedang. Ledakan terang elektromagnetik, untuk flare kelas M berupa letusan berukuran sedang. Kemudian mendapat peringkat dalam skala 1 hingga 9, mewakili flare yang lebih kuat dengan jumlah besar.
Juluran Lidah Api Terbesar Matahari Bisa Terjadi Lagi
Semburan terang suar M4.4 bersamaan dengan lontaran massa korona yang sering menyertai semburan Matahari. Kemudian lontaran massa korona merupakan pelepasan plasma serta medan magnet dalam jumlah yang besar dari lapisan terluar atau korona Matahari.
Melansir space.com, suar ini memulai siklus Matahari baru pada Desember 2019. Sebelumnya, siklus Matahari berlangsung dari 2008 hingga 2019.
Sedangkan fase aktivitas dimulai dengan ledakan kuat. Para ilmuwan memperkirakannya jika akan cukup terang pada ledakannya. Seperti siklus matahari 24 sebelumnya.
Cuaca Matahari akan mengikuti aktivitas 11 tahun. Selanjutnya melacak siklus ini dari aktivitas Matahari yang selalu berubah. Tidak hanya untuk kebutuhan sains saja, namun untuk kehidupan sehari-hari kita di Bumi.
Lontaran massa korona dan suar matahari akan melepaskan semburan radiasi elektromagnetik yang luar biasa. Lidah api terbesar Matahari sangat kuat sehingga akan memberikan efek yang dapat mencapai Bumi. Hal ini menyebabkan pemadaman radio dan gangguan teknologi.
Baca Juga: Katai Putih ZTF J1901+1458, Mencetak Rekor Kosmik, Terkecil Terpadat
Badai Matahari Menyebabkan Api Besar di Langit
Matahari bersinar merupakan bola gas besar dan fusi nuklir berlangsung di intinya. Saat menabrak keras satu proton dengan lainnya, maka akan melepas sejumlah energi. Pemanasan itu tumbuh dari inti kemudian meninggalkan permukaan dan memancar ke luar angkasa menjadi panas serta cahaya.
Para ahli di Cornell University dalam studi baru-baru ini menggambarkan tentang dua catatan kekacauan kosmik. Pengamat Portugis yang membuat catatan tersebut.
Fenomena lidah api Matahari tersebut akan menerangi langit dengan lampu merah selama tiga malam berturut-turut. Kemudian bagian dari langit tampak terbakar dalam nyala api.
Para peneliti telah mengaitkan kejadian cuaca luar angkasa yang hebat pada tahun 1582. Saat itu terjadi badai Matahari besar yang menghantam Bumi.
Badai Matahari berupa semburan partikel bermuatan tinggi. Apabila cukup kuat, maka dapat menyebabkan kekacauan di Bumi. Cuaca ekstrem yang pernah tercatat terjadi badai tahun 1859.
Peristiwa matahari tersebut bertanggung jawab atas aurora Bumi. Karena telah mengisi partikel di atmosfer. Sehingga menyebabkan langit bersinar merah, putih, dan hijau.
Sementara itu, biasanya aurora hanya terlihat di dekat kutub Bumi saja. Lidah api terbesar Matahari dapat mengirim mereka lebih dekat ke khatulistiwa.
Baca Juga: Fakta Hujan Meteor Bootid, Puncaknya Terjadi Minggu Ini
Dampak Lidah Api Matahari
Para astronom menunjukkan jika pada abad ini planet kita akan mengalami badai Matahari besar. Mereka menunjukkan jika Matahari mampu menghasilkan lidah api terbesar dengan tembakan radiasi yang dijuluki super flare.
Satu super flare akan menghancurkan semua teknologi di Bumi. Kemudian berpotensi menyebabkan triliunan kerusakan dan mengirim Bumi ini ke dalam kekacauan.
Dalam studi menunjukkan bahwa superflare merupakan peristiwa langka. Namun terdapat beberapa kemungkinan jika kita dapat mengalami peristiwa seperti itu dalam 100 tahun ke depan atau lebih.
Dalam berita lain, suar matahari terbesar dalam beberapa tahun akan meletus dari Matahari musim panas lalu. Para ahli teori konspirasi Bumi telah merekam peluncuran dan menangkap kelengkungan planet kita.
Dampak dari lidah api terbesar Matahari akan menyebabkan gangguan pada teknologi yang ada di Bumi. Sementara suar kelas X kemungkinan akan menyebabkan pemadaman radio di seluruh dunia. Sementara suar kelas M hanya memicu konsekuensi kecil di planet kita.
Ledakan terang ini, sinar X dan radiasi ultraviolet dari suar Matahari menciptakan pemadaman radio gelombang pendek di atas lautan Atlantik Selatan. Beberapa efek teknologi dari suar ini telah terperinci di spaceweather.com oleh astronom Tony Philips.
Meskipun suara muncul sebagai kelas M dari Bumi. Namun kemungkinan suar ini lebih kuat. Karena peristiwa ini sebagian besar terjadi di belakang Matahari. Ledakan tersebut sebagian terhalang oleh tubuh Matahari. Kemungkinan hal ini merupakan peristiwa kelas X.
Namun, pesawat luar angkasa mempunyai pandangan yang lebih baik dari suar. Jadi, para tim memiliki klasifikasi lebih lanjut tentang ukuran lidah api terbesar Matahari. (R10/HR Online)
Editor: Jujang