Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Jam digital jadwal sholat yang terpasang di berbagai masjid maupun musala di wilayah Kota Banjar dan sekitarnya ternyata pembuatnya seorang Guru SMKN 2 Banjar.
Pandu Pribadi (37), pria yang merupakan warga Sumanding Wetan RT 3/15, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar ini sejak 2015 sudah memulai usaha yang jarang pesaingnya.
Pandu mengatakan, awal mula memulai usaha ini ketika ia melihat di berbagai masjid maupun musala yang belum ada jam digital sebagai pengingat waktu salat.
Sesuai hobi dan pekerjaannya sebagai Guru bidang elektronika, ia pun lalu terpacu untuk membuat produk tersebut agar masyarakat bisa menikmatinya.
“Alhamdulillah sejak saya berkecimpung usaha sampingan ini, sudah banyak yang mendapatkan manfaatnya. Apalagi ini kan urusannya dengan ibadah salat yang mana lebih utama ketika pelaksanaannya awal waktu,” katanya kepada Koran HR, Minggu (18/7/2021) lalu.
Dengan menerapkan kombinasi antara elektronika dasar, digital dan pengembangan sesuai kondisi masyarakat, seperti langsung terhubung langsung ke smartphone, membuat produk yang ia buat semakin terkenal di berbagai wilayah Priangan Timur dan sebagian Cilacap, Jateng.
baca juga: Tukang Cilok Berdasi Asal Binangun Tarik Perhatian Warga Kota Banjar
Produksi Jam Digital Jadwal Sholat
Dalam memproduksi jam digital ini, Pandu tidak sendirian. Ia menggandeng para alumnus sekolahnya yang memang memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar di bidang elektronik.
Melalui konsep supaya siswa yang telah lulus bisa lebih mandiri di lingkungannya, ia pun sampai saat ini menjadi tempat konsultasi di bidang elektronik sesuai dengan hobinya itu.
“Intinya kita dukung siapa saja yang mau belajar, apalagi alumnus yang sudah mandiri memiliki tempat usaha di bidang ini, seperti servis elektronik, handphone serta lainnya,” ujarnya.
Sedangkan untuk pembuatan jam digital ini, lanjutnya, bisa memakan waktu hingga satu minggu lamanya, sesuai dengan ketersediaan bahan dan kerumitan proses pemasangan komponen.
Sebab, dalam produknya ini harus melalui pemrograman sistem, perakitan bahan dan pemasangan oleh tim khusus sebelum bisa sampai ke konsumen.
Selain jam digital pengingat waktu salat, lanjutnya, ia juga melayani pembuatan running teks, alat kontrol digital maupun service elektronik.
“Kita pernah buat sistem kontrol PDAM Ciamis. Sedangkan untuk service biasanya tidak hanya melayani yang memang dari produk kita saja, bahkan dari yang lain,” imbuhnya.
Selama menekuni bidang ini, Pandu mengaku sudah membuat sekitar 500-an unit jam digital yang tersebar di Banjar, Ciamis, Pangandaran serta sebagian Cilacap, Jateng.
Sedangkan harga yang ia patok per unitnya, mulai harga Rp 1 juta ke atas, sesuai dengan ukuran dan kerumitan produknya.
Ia menyebut kelebihan jam digital waktu sholat ini bisa sesuai permintaan konsumen, terkoneksi ke smartphone dan sangat mudah untuk pengoperasiannya.
“Harga tersebut menurut kami lebih murah daripada yang lain karena termasuk dengan pemasangannya. Dulu sempat saya jual lewat online melalui website, tapi sekarang sedang fokus offline dulu yakni melalui jaringan konsumen yang sudah ada,” tambahnya.
baca juga: Wujudkan Banjar Agropolitan, Poktan Sukadana Kembangkan Alpukat Pangeran
Kendala Usaha
Selama menjalani usaha selama 6 tahun ini, ia mengaku mendapatkan kendala dalam produksinya, terutama modal dan bahan baku.
Seperti halnya pigura ia harus mendatangkannya dari luar kota, sedangkan bahan-bahan lainnya bisa ia dapat dari membeli via online atau di sekitar wilayah Banjar.
“Soal kendala tentu saja ada, seperti modal. Namun itu tidak menjadi persoalan karena umumnya usaha pasti ada kendalanya. Istilahnya masih bisa kita siasati agar usahanya tetap jalan,” ucapnya.
Ia harap ke depan untuk konsumennya agar bisa memberikan masukan supaya produknya itu bisa lebih baik lagi. Selain itu, produk yang ia buat di Banjar ini bisa terkenal bukan hanya di Priangan Timur saja, namun bisa sampai nasional.
“Mudah-mudahan saja ke depan semakin berkembang lagi. Apalagi ini kan hubungannya dengan ummat, sehingga harus benar-benar sesuai harapan,” pungkasnya. (Muhafid/HR-Online)