Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Pasca unjuk rasa atau demo ricuh di Kejaksaan Negeri Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, sejumlah orang tua peserta aksi mendatangi Polres Tasikmalaya, Selasa (13/07/2021).
Kedatangan mereka yaitu untuk menjemput anaknya, yang ikut aksi unjuk rasa ricuh pembebasan Habib Rizieq Shihab (HRS), Senin (12/7/2021).
Sontak, saat mereka datang ke Polres Tasikmalaya langsung disambut anak-anaknya. Sementara dari pantauan HR Online, tak sedikit dari orang tua yang memarahi anaknya.
Mereka menyayangkan sang anak berbohong. Karena kebanyakan di antara mereka pamitan untuk bermain. Akan tetapi mereka justru turun ikut unjuk rasa ricuh. Bahkan, anak-anak ini sebelum berangkat minta uang jajan kepada orang tuanya.
Mereka meminta pihak kepolisian tidak menahan anaknya. Pasalnya, mereka yakin anaknya tidak bersalah, hanya diajak orang tidak bertanggung jawab.
“Saya mau jemput anak saya. Pak polisinya baik. Anak saya dikasih makan kok di sini. Dan akan dipulangkan,” ucap orang tua salah seorang anak yang ikut aksi unjuk rasa ricuh, Selasa (13/7/2021).
“Kamu itu gak kasihan sama ibu, gak kasihan sama bapak. Kenapa harus gini? Ibu nyesel bangunin kamu. Kalau tahu gini mah kemarin teh mending kamu gak dibangunin pas pagi,” kata Tuti salah satu orang tua peserta aksi di Mapolres Tasikmalaya.
Merasa berdosa, sejumlah anak menangis sambil mencium kaki dan tangan ibunya. Mereka juga memeluk sang ibu erat-erat seolah-olah enggan untuk melepaskannya.
“Maafin ade bu. Janji sama Allah gak akan saya ulangi lagi,” kata AR (14), salah seorang anak yang ikut aksi unjuk rasa ricuh.
Fakta Anak-Anak Ikut Aksi Unjuk Rasa Ricuh di Tasikmalaya
Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, mendapati fakta dalam aksi unjuk rasa pembebasan HRS kemarin.
Lebih lanjut Ato menuturkan, bahwa seseorang mengajak anak-anak tersebut untuk demo. Mereka (anak-anak) kebanyakan tidak mengetahui tuntutan yang disampaikan kepada Kejaksaan Negeri Tasikmalaya.
“Jadi berdasarkan keterangan dari polisi, ada 22 orang anak dari total 42 yang mereka amankan,” tuturnya kepada HR Online, Selasa (13/7/2021).
“Mereka itu diajak seseorang dan tidak tahu apa yang mau disampaikan pada saat unjuk rasa ricuh kemarin. Kepolisian berencana memulangkan seluruh peserta aksi yang kategori anak-anak,” imbuhnya.
Kepolisian memastikan bahwa jumlah peserta aksi yang diamankan berjumlah 42 orang. 22 orang diantaranya anak-anak usia sekolah. Mereka berusia antara 13 sampai 17 tahun. (Apip/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto