Berita Jabar, (harapanrakyat.com),- Gubernur Jabar Ridwan Kamil memaparkan inovasi bernama Aksi Tali Intan atau Aksi Petani Perlindungan Tanaman saat mengikuti video konferensi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2021 Kemenpan RB, Senin (5/7/2021) dari gedung Pakuan.
Inovasi tersebut kata Emil, dilatarbelakangi kepedulian petani yang masih rendah ketika hama dan penyakit tanaman menyerang.
Di Jabar, serangan hama cukup tinggi yakni sekitar 170.858 hektar atau 35 persen lahan.
“Ada 10 komoditas tanaman yang mudah terkena hama penyakit,” ujar Emil.
Baca Juga: Begini Cara PT Agro Jabar Sukseskan Program Petani Milenial
Para petani di Jawa Barat rata-rata menggunakan pestisida kimia untuk mengatasi serangan hama tersebut.
Selain mudah dan cepat dalam pengaplikasiannya, pestisida kimia juga memiliki daya bunuh hama yang tinggi.
Namun kata Emil, penggunaan pestisida kimia bisa menyebabkan ekosistem lingkungan terganggu.
“Kesuburan lahan jadi menurun, pun dengan kualitas hasil tanam terkontaminasi residu pestisida, itu tentunya berdampak ke petani itu sendiri,” ungkapnya.
Dengan adanya inovasi Aksi Tali Intan ini, Gubernur Jabar berharap petani bisa mengurangi penggunaan pestisida kimia.
Lewat layanan Tali Intan tersebut, petani di Jabar kita ajak melakukan aksi sederhana dan mengubah pola pikir serta budaya kerja.
Pada pelaksanaan Aksi Tali Intan ini, petani setiap hari memungut hama penyakit ke dalam kantong.
Petani itu pun harus mencatat jumlah hama yang terkumpul dan menyetorkan laporan ke pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT).
“Setelah itu, pemerintah akan memberikan insentif berupa pupuk organik dan juga pestisida hayati sebagai pengganti pestisida kimia,” katanya.
Inovasi Aksi Tali Intan ini lanjut Emil sudah menunjukkan manfaatnya.
Hama yang semula 35 persen kini menjadi 7,57 persen. Pun dengan hasil produksi pertanian, dari tadinya 27 persen menjadi 47 persen.
“Tentunya pendapatan petani juga semakin naik,” pungkas Kang Emil. (Jujang/R8/HR Online)