Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- SMK Bakti Karya Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, telah meluluskan 14 orang siswanya yang berasal dari 7 provinsi di Indonesia. Para siswa tersebut siap menebar kedamaian dimanapun nanti bekerja.
Acara Gelar Pamit Manusia Pendamai bagi siswa SMK Bakti Karya Parigi, Kabupaten Pangandaran, kelas Multikultural angkatan ke III tahun 2020/2021. Bertempat di Balai Pertemuan milik sekolah tersebut, Sabtu (05/06/2021).
Kepala Sekolah SMK Bakti Karya Parigi, kelas Multikultural, Athif Roihan mengatakan, sebanyak 14 orang siswa dari 7 provinsi di Indonesia telah menamatkan pendidikannya.
Hal itu dapat terlaksana melalui kerjasama dengan beberapa komunitas penyelenggara pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia.
Ia menyebutkan, 14 siswa tersebut terdiri dari Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Bengkulu, Jabar, DKI, dan Papua Barat.
Melalui Gelar Pamit bertema Pendamai yang Bahagia ini, pihaknya berharap dimanapun nanti mereka bekerja dan sebagai pekarya akan selalu membawa pesan perdamaian.
Baca Juga : SMK di Parigi Pangandaran Ini Undang Siswa Sekolah dari Berbagai Suku
“Jika bertemu dengan konflik, mereka bisa mendamaikan. Sehingga mereka terus menghidupkan pesan perdamaian dan kebahagiaan,” terang Athif Roihan kepada HR Online, usai acara.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam acara tersebut, pihak sekolah juga melakukan pengukuhan pengajaran. Semua guru merelakan apa yang dijalankan, dan siswa-siswanya menerima. Hal tersebut menjadi ikrar bersama dalam proses pembelajaran di SMK Bakti Karya Parigi.
“Pengukuhan pengajaran ini adalah budaya yang selalu turun temurun setelah selesai proses pembelajaran. Mudah-mudahan ilmunya bermanfaat, dan mereka membawa pesan kedamaian dan kebahagiaan,” harap Athif Roihan.
Sementara itu, perwakilan dari alumni Ahmad Afriadi Rahman yang berasal dari Bantaeng, Provinsi Bengkulu mengatakan, ia masuk SMK Bakti Karya tanggal 17 Juli 2018. Pada saat itu siswanya ada 35 orang, dan setelah lulus menjadi 14 orang.
“Saya senang dan bangga selama belajar di SMK Bakti Karya ini. Tetapi sebenarnya kita ini belum lulus, karena masih punya utang pengabdian, setelah itu baru lulus,” ungka Ahmad Afriadi. (Madlani/R3/HR-Online)