Harga kripto memang kerap mengalami kenaikan dan penurunan cukup signifikan. Akan tetapi belakangan harga dari mata uang digital tersebut mengalami penurunan drastis.
Tentu saja penurunan dari nilai mata uang kripto bukan tanpa alasan. Cukup banyak faktor yang mempengaruhi sehingga angka penurunannya sendiri tergolong drasits. Bahkan nilainya sangat melemah jika para penambang membandingkan dengan awal mula keberadaannya.
Baca juga: Jenis Aset Kripto Ini Semakin Populer dan Menguntungkan, Apa Saja?
Karena hal inilah, para penambang sangat mengkhawatirkan uang investasi yang mereka tanamkan dalam bentuk asset kripto. Apalagi kini beredar kabar jika mata uang digital tersebut rentan terkena peretasan dan pencuran digital. Lantas berapa harga kripto sekarang?
Mayoritas Harga Kripto Kembali Melemah
Hari ini, mayoritas harga kripto kembali melemah sampai memasuki zona merah pada pagi hari. Pelemahan juga berlaku untuk mata uang Bitcoin yang pada hari rabu 16 Juni pagi menguat. Berdasarkan data yang berasal dari investing pada jam 9 pagi, Bitcoin ambruk sekitar 3,47%.
Sehingga nilainya menurun ke level harga US$ 38.669,60 perkoinnya. Nilai itu setara dengan 550.518.565 ribu rupiah satu koinnya. Sebelumnya, angka penguatannya sampai di atas harga US$ 40.000 perdagangan Rabu.
Sementara itu, asset kripto lainnya yakni Etehreum juga mengalami penurunan. Kisaran penurunannya samau 4,34% menuju level US$ 2.413,16 per koin. Kini Ethereum seharga dengan Rp. 32.348.254 untuk satu koinnya.
Binance Coin sendiri terkoreksi sekitar 1,79% menuju level US$ 353,63 untuk satu koinnya atau Rp. 5.036.800. Asset Kripto lainnya yaitu Litecoin mengalami kemerosotan sampai 2,47% ke level US$ 169, 23 untuk satu koinnya yakni menjadi Rp. 2.410.551.
Penurunan berikutnya juga berlaku untuk Chainlink. Di mana mata uang in merosot sampai 2,46% ke harga US$ 23,66 perkoin yaitu senilai dengan Rp. 337.144. Di sisi lain, Cardano terpangkas sampai 1,62% ke kisaran harga US$ 1,519 atau setara Rp. 21.618 per koin.
Baca juga: Mata Uang Kripto Haram, Benarkah Demikian? Berikut Alasan dari MUI!
Dogecoin pun terdepresiasi hingga 1,89% ke nilai US$ 0,309 per satu koinnya atau Rp. 4.392. Harga kripto sudah sebagian besar melemah di hari Rabu kemarin kecuali Bitcoin, namun ini ikut merosot. Hal tersebut terjadi setelah AS mempertahankan kebijakan di bidang moneter akomodatif.
Saran Untuk Trader Karena Kripto Rawan Bubble
Karena pergerakan harga Kripto cenderung berubah, para trader selaku penambang ada baiknya menerima saran untuk berinvestasi. Salah satu CEO dari perusahaan investasi bahkan memperkirakan jika akan terjadi gelembung pada Bitcoin.
Tak hanya itu, demam di bidang kripto tersebut bisa saja mendorong investor menjauh dari komoditas lain. Padahal komoditas lain faktanya sedang berada dalam peraihan untuk terbesar, seperti pada minyak.
Sang CEO juga berkata jika kripto sangat liar. Bitcoin juga sedang berada dalam pasar bearish atau tren turun. Sehingga semua orang menyukai asset di mata uang digital ini. Serta harga minyak sendiri tengah berada dalam tren bullish atau naik.
Serta pada dasarnya, trader tak pernah mendengar apa saja tentangnya. Bahkan banyak orang pun tak peduli tentang harga minyak yang tengah mengalami kenaikan. Ia juga menyebut jika minyak menjadi komoditas energy yang sedang melesat namun investor abaikan.
Harga minyak mentah WTI atau west texas intermediate dalam perdagangan berada dalam kisaran tertinggi sejak Oktober tahun 2018 lalu. Sementara itu, pada perdagangan di hari Senin, kisaran harga minyak acuan negara AS berada dalam level US$ 70,88 perbarel. Angka ini naik sekitar 96 persen dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Sementara itu, harga kripto salah satu asetnya yakni bitcoin hanya mengalami kenaikan sekitar 13 persen selama satu minggu terakhir. Sedangkan angka penurunannya masih berlangsung hingga 35% dalam dua bulan belakangan.
Mencegah Kerugian Kala Investasi Mata Uang Kripto
Berinvestasi dalam mata uang kripto termasuk salah satu di dalamnya memang rawan mengalami kerugian. Sebab harga kripto sendiri beserta semua asetnya rentan mengalami kenaikan serta penurunan cukup signifikan.
Karena inilah para penambang bertanya-tanya mencegah kerugian kala berinvestasi dalam kripto. Aset Kripto sendiri menjadi instrument investasi yang banyak orang minati sejak mewabahnya corona di tahu 2019 lalu.
Di Indonesia sendiri, transaksi asset tersebut mengalami kenaikan signifikan. Tampak dari nilai transaksniya secara harian bisa mencapai triliunan rupiah. Pergerakan harga yang tergolong cepat inilah membuat Kripto memiliki daya tariknya tersendiri.
Baca juga: Kripto dengan Nilai Valuasi Termahal, Berikut Rekomendasi Terbaiknya!
Namun meskipun memiliki kecepatan harga, asset Kripto sendiri juga rentan menimbulkan kerugian bukannya keuntungan. Seperti instrument perdagangan investasi lainnya, asset Kripto juga memiliki potensi kerugian yang bisa investor minimalisir.
Aset kripto memang masih tergolong baru keberadaaannya. Tetapi bukan berarti asset ini tak mempunyai fundamental terkait pergerakan harganya di pasar. Karena inilah, para investor ada baiknya mempelajari dahulu fundamental dari jenis asset kripto yang ada.
Indikator anilisis di bidang fundamental pertama ialah informasi terkait keunggulan teknologi beserta fungsi dari koin tersebut. Fundamental pada koin yang kuat pun bisa investor lihat dari penggunaanya di bidang teknologi koin secara luas serta tak terbatas dalam platform tertentu.
Pada indikator analisa kala memilih koin bisa investor lihat berdasarkan faktor keunikan yang ada dalam koin tersebut. Untuk meminimalisir terkait resiko investasi di asset kripto ialah lewat mempelajari market analisis serta fundamental token. Pembelajaran tersebut pada proyek yang hendak anda investasikan.
Investor pun bsa menentukan jenis asset kripto yang cocok berdasarkan profil serta resiko. Salah sat penggerak bidang pergerakan harga kripto ialah kepercayaan terkait teknologi berjenis blockchain.
Negara Yang Melarang Mata Uang Kripto
Tentang penurunan yang terjadi pada mata uang kripto rupanya terjadi karena sejumlah faktor. Di antaranya ialah cukup banyak negara yang memberlakukan pelarangan terhadap transaksi mata uang digital tersebut.
Penyebab selanjutnya ialah sejumlah tweet dari sang CEO Tesla yakni Elon Musk. Karena inilah banyak pihak yang mempunyai asset kripto mengalami angka kerugian cukup besar. Terbaru ada negara China yang melakukan pelarangan keras terkait aktivitas penambangan serta perdagangan untuk mata uang ini.
Sehingga mengakibatkan sejumlah penambang kripto seperti Huobi, HashCow serta BTC TOP memberhentikan pelayanan mereka sementara waktu. Komite Dewan Negara mengumumkan jika larangan keras tersebut sebagai upaya guna menangkis risiko di bidan keuangan.
Direkur investasi menilai jika aktivitas penambangan mata uang kripto memiliki dampak. Yaitu menghabiskan energy karena menggunakan peralatan komputer rancangan khusus. Rupanya China bukanlah satu-satunya negara yang memberlakukan pelarangan terhadap aktivtias mata uang kripto.
Masih ada sejumlah negara yang memberlakukan pelarangan terkait transaksi Kripto khususnya Bitcoin. Antara lain Rusia, Ekuador, Columbia, Vietnam serta Bolivia. Sebaliknya, masih ada negara lainnya yang justru memberlakukan perijinan untuk bertransaksi menggunakan mata uang kripto.
Adapun negara tersebut adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Finlandia juga Australia. Negara-negara tersebut mengizinkan kripto sebagai komoditas, alat transaksi sampai asset guna pajak jenis capital gain.
Terkadang ada pemberitaan lain terkait asset ini yang mengakibatkan perubahan pada harga kripto.