Elon Musk memang kerap berulah yang mempengaruhi harga sejumlah mata uang digital. Di hari Jumat kemarin, Elon kembali berkicau dalam akun twitter pribadinya.
Memang cuitan Elon mengenai Kripto kerap mengguncang nilai pasarnya. Sehingga beberapa pelaku industri khususnya di bidang kripto mengkritik tentang postingannya. Bagkan ia sering memposting tentang Dogecoin yang ada dalam cryptocurrency.
Dalam cuitannya tersebut ia sering menyebut lelucon. Sehingga membuat pergerakan liar terkait ketetapan harga mata uang tersebut. CEO Binance yakni Changpeng Zhao pun mengkritik cuitan dari Elon.
Changpeng Zhao mengatakan jika tweet yang sifatnya merugkan untuk keuangan orang lain sungguh tidak lucu. Selain itu ia juga menyatakan jika hal tersebut tidaklah bertanggung jawab. Siapa sebenarnya sosok Elon Musk ini? Selengkapnya ada sebagai berikut.
Biografi Elon Musk
Nama lengkap dari Elon Musk yaitu Elon Reeve Musk. Ia lahir di kawasan Afrika Selatan tanggal 28 Juni tahun 1971 silam. Sosok Elon merupakan tokoh bisnis, industrialis sekaligus penemu dari Amerika Serikat.
Selain itu Elon adalah CTO, pendiri serta CEO dari SpaceX. Profesinya yang lain adalah CEO sekaligus arsitek dengan hasil produksi Tesla. Pria berusia 49 tahun ini juga pendiri Neuralink serta The Boring Company.
Sang ibu dari Elon bernama Maye Musk, seorang model asal Kanada. Sedangkan sang ayah bernama Errol Musk. Ayahnya berprofesi sebagai pelaut, ahli elektromekanika serta pilot. Elon mempunyai seorang adik laki-laki dan perempuan.
Sejak Elon kecil, ia memang senang belajar bahkan membaca. Saat usianya menginjak 10 tahun, Elon mulai tertarik belajar mengenai teknik pada komputer. Kemudian di umurnya 12 tahun, Elon mempelajari pemrograman.
Dari hasil belajarnya, Elon membuat sekaligus menjual kode pemrograman kepada majalah terkait. Penggunaan kode tersebut untuk suatu gim bernama Blastar seharga 500 dollar. Elon berhasil lulus sekolah bernama Pretoria Boys High School di usia 17 tahun.
Kemudian di tahun 1989, Elon pindah ke kawasan Kanada untuk menghindar dari wajib militer di negara Afrika Selatan. Beberapa tahun setelahnya, Elon Musk meraih gelar S1 bidang ekonomi serta S2 fisika.
Perjalanan Karir Elon Musk
Karir Elon Musk bermula saat ia mendirikan bentuk usaha bernama Zip2. Adapun Zip2 sendiri merupakan perusahaan berbasis perangkat lunak web. Tak sendiri, ia mendirikan perusahaan tersebut bersama sang adik yang bernama Kimbal Musk.
Perusahaan tersebut memasarkan serta mengembangkan panduan kota internet. Sasarannya adalah industry penerbitan di sejumlah surat kabar. Elon pun berhasil mendapat kontrak dengan media kenamaan. Seperti New York Times serta Chicago Tribune.
Tak hanya itu, Elon juga membujuk dewan direktur di sana supaya mau membatalkan perencanaan merger pada perusahaan bernama CitySearch. Kemudian Compaq mengakusisi perusahaan Zip2 dengan harga 307 juta dollar secara tunai, serta 34 juta dollar dalam saham di tahun 1999 silam.
Sedangkan Elon menerima sekitar 7% atau setara dengan 22 juta dollar dari hasil akuisis perusahaan. Hasil penjualan Zip2 sebesar 10 juta dollar Musk manfaatkan guna mendirikan layanan keuangan. Pada layanan keuangan ini, berbentuk dalam jaringan di bulan Maret 1999 dengan nama X.com.
Selanjutnya, Elon merekrut eksekutif bisnis bernama Bill Harris juga John Story. Mereka menjadi investor sekaligus presiden serta CEO pada perusahaan. Sedangkan Elon menjadi ketua perusahaan juga menerima dana modal sebanyak 25 juta dollar dari Sequoia Capital.
Peluncuran layanan dari perusahaan Elon Musk ini berlangsung di bulan Desember tahun 1999 silam. Layanan tersebut menyediakan kartu tunai dalam internet sekaligus rekening di dalamnya.
Kicauan Elon Buat Bitcoin Terjungkal
Harga mata uang Bitcoin di hari Jumat 4 Juni kemarin mengalam kemerosotan tajam. Hal ini terjadi pasca CEO Tesla yakni Elon Musk memposting sebuah tweet samar. Dalam kicauannya tersebut ia mengisyaratkan perpisahan pada mata uang kripto terbesar di dunia tersebut.
Isi dari kicauan Elon yakni tanda hashtag Bictoin berlogo kripto beserta emoji menggambarkan patah hati. Tak hanya itu, dalam postingannya terdapat pasangan yang sedang berpisah. Para komunitas kripto menganggapnya menjadi bentuk Elon menjauh dari asset Bitcoin.
Berkat kicauannya itu, harga kripto tertua di dunia tersebut pun mengalami penurunan. Harga dari Bitcoin sendiri turun sampai posisi paling rendah di 4 Juni kemarin. Angka Bitcoin bahkan menyentuh 35.593,79 dollar AS untuk satu unitnya.
Serta membuatnya membalikkan reli di hari Kamis tanggal 3 Juni. Kala itu, harga Bitcoin sempat menyentuh angka 39.200 untuk satu unitnya. CEO Delta Exchange yakni Pankaj Balani pun menanggapi hal ini. Ia mengatakan jika bentuk penembusan yang gagal bukan menjadi pertanda baik.
Lanjutan dari perkataannya yakni, bisa melihat bentuk penurunan lebih dalam kalau kisaran terbarunya menembus ke angka bawah. Harga Bitcoin sendiri sudah terjungkal sebanyak 35% di bulan lalu. Hal ini bertambah saat Tesla menghapus mata uang tersebut sebagai salah satu alat pembayaran. Mereka mengungkap masalah lingkungan menjadi alasan penghapusan.
Langkah dari Tesla ini membuat hancurnya harapan untuk mengadopsi kripto dalam bentuk luas oleh sang produsen mobil. Apalagi keberadaan kicauan terbaru dari Elon Msuk semakin memperkuat rasa hancurnya harapan mereka.
Reputasi Elon Kini Ikut Menurun
Bos Tesla serta SpaceX yakni Elon Musk sudah berulang kali menuai kritik terkait Bictoin. Sebab ia kerap kali berulah yang sepertinya merugikan pihak investor. Belum lama ini berdasarkan data perusahaan pelacak sentimen, menyatakan jika penilaian negatif tweet tentang Elon mencapai titik rendah.
Melansir dari media kenaamaan, sentiment terkait Elon mengalami penurunan secara signifikan. Hal ini berbarengan pada harga cryptocurrency yang mengalami nilai cukup jatuh. Rupanya jatuhnya harga Bitcoin terjadi pasca Elon mengkritik asset tersebut.
Serta terdapat pengumuman jika Tesla tidak menerima Bitcoin menjadi salah satu bentuk pembayaran. Di bulan Januari lalu, tweet berisi dukungan serta menentang Elon hampir setara jumlahnya. Akan tetapi di bulan Mei, rasio pada sentimen positif ke negative menjadi turun pada kisaran 25%.
Sehingga sentiment ini menjadi rasio terendah saat Awario mulai melakukan pelacakan sentiment terhadap Elon sejak Oktober tahun 2020 lalu. Sedangkan tweet mengenai bos Tesla ini yang bentuknya netral masih termasuk pada sentiment terbesar. Kisaran angkanya pun berkisar 66%.
Sementara itu, tweet negative berkisar 19,2% juga sifatnya positif hanya sebesar 14,9% saja. Sentiment ini, terlacak dalam bentuk algoritmik oleh Awario berdasarkan kata kunci tertentu. Contohnya dari influencer seorang penggemar kripto bernama Fabri Lemus.
Febri Lemus ini menyoroti banyaknya kicauan negative tentang pengumuman Elon di tanggal 12 Mei lalu. Isi dari tweet tersebut adalah Tesla tak lagi menerima bitcoin pada sistem pembelian mereka. Hasilnya adalah harga Bitoin menjadi turun sekitar 12%.
Akan tetapi, tweet berbentuk positif yang membela Elon Musk pada pengumuman itu masih ada. Namun jumlahnya relatif kecil.