Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Diduga karena kecanduan game online, seorang anak laki-laki bernama Asyifa (13), warga Kabupaten Ciamis, harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Kota Banjar, Jawa Barat, Selasa (29/6/2021).
“Saat dicek di ruang IGD RSUD Kota Banjar, anak tersebut terbaring lemas. Kata ibunya, kaki anaknya itu tidak bisa digerakan,” kata petugas kesehatan dari Dinkes Kota Banjar, Agung Herawati kepada HR Online, Selasa (29/6/2021).
Diketahui, bahwa anak tersebut sejak satu tahun lalu selama pandemi Covid-19, aktivitas dan kebiasaan sehari-harinya habis dengan bermain smartphone. Sehingga tubuhnya tidak bisa bergerak.
“Anak tersebut jujur menjawab karena terlalu asik bermain game ML (Mobile Legend). Tak tanggung-tanggung saat main game online. Katanya mulai dari pagi sampai malam hari,” tuturnya.
Dokter Spesialis Anak RSUD Kota Banjar Bantah Karena Kecanduan Game Online
Sementara itu, dokter spesialis anak RSUD Kota Banjar, dr. Mahesa Suryanagara KD, Sp.A, M. Kes mengatakan, pasien datang dengan keluhan kelumpuhan anggota gerak terutama kaki. Ia juga sudah melakukan perawatan bersama bagian saraf.
Namun dr Mahesa membantah, bahwa penyebab kelumpuhan pada Asyifa karena faktor kecanduan gadget.
Lebih lanjut Mahesa menjelaskan, anak tersebut mengalami kelumpuhan akibat adanya permasalahan infeksi dan penyakit auto imun.
“jadi bukan karena faktor kecanduan game online,” jelasnya.
Ia juga sudah memeriksa saraf pada daerah otot itu, dengan dugaan ada permasalahan infeksi dan penyakit auto imun.
“Jadi menimbulkan peradangan pada serabut saraf tepi yang terletak di tulang belakang. Itulah yang menyebabkan fungsi anggota gerak pasien tidak optimal,” tuturnya.
Sedangkan berkaitan dengan kecanduan bermain game online yang menyebabkan anak tersebut mengalami kelumpuhan, menurutnya hal tersebut tidak dapat dibuktikan.
“Memang penyebabnya sudah jelas. Dari hasil pemeriksaan, bahwa memang ada suatu hal yang mengalami infeksi, yang menimbulkan kerusakan pada serabut saraf tepi. Sehingga kaitannya dengan kecanduan game online atau gadget itu tidak bisa dibuktikan,” terangnya.
Menurutnya, bagi seorang anak yang mengalami kecanduan gadget, akan memiliki gejala gangguan pemusatan perhatian.
“Bisanya kalau orang tuanya menyuruh untuk belajar, maka anak yang mengalami kecanduan game online cenderung tidak memperhatikan. Bahkan, malah kembali lagi ke handphone,” pungkasnya. (Sandi/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto