Berita Banjar, (Harapanrakyat.com),- Sebanyak 20 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Banjar, Jawa Barat, telah selesai mengikuti program rehabilitasi penyalahgunaan narkotika modalitas therapeutic community. Program tersebut merupakan kegiatan vokasional tahap akhir dalam program rehabilitasi narkotika.
Kasubsi Kegiatan Kerja Lapas Kelas II B Banjar Donny Irawan mengatakan dalam proses rehabilitasi ini wajib mengikuti program rehabilitasi selama 180 hari terbagi dalam 3 tahapan.
Yakni evaluasi fisik dan psikis selama 2 minggu. Kemudian memasuki fase inti rehabilitasi selama 19 minggu dan fase terakhir pasca rehabilitasi selama 3 minggu.
“Untuk fase persiapan pasca rehabilitasi residen lebih menekankan pada kegiatan vokasional berupa pelatihan kerja,” kata Donny, Rabu (30/6/21).
Lanjut Donny, adapun kegiatan kerja selama fase rehabilitasi terakhir tersebut berupa pelatihan pertanian, perkebunan, kerajinan membuat anyaman, sablon, perikanan dan kegiatan vokasional lainnya.
Menurutnya, seluruh residen memiliki potensi dan patut dikembangkan. Sehingga nantinya bisa menunjang kehidupan mereka menjadi manusia yang mandiri, produktif dan tidak kembali terjerumus ke dalam dunia narkoba.
“Sebagian warga binaan Lapas sudah pernah masuk Lapas. Tentunya ini menjadi tugas kami memberikan pembinaan kemandirian kepada seluruh residen rehabilitasi,” ujarnya.
Kepala Lapas Kelas II B Banjar Muhammad Maulana menjelaskan layanan rehabilitasi penyalahgunaan narkotika modalitas therapeutic community (TC) merupakan proses rehabilitasi bagi warga binaan pemasyarakatan dari pecandu, penyalahgunaan dan korban.
Dalam prosesnya, rehabilitasi sosial modalitas therapeutic community tersebut lebih menekankan pada perubahan perilaku dengan mengedepankan konseling, adiksi dan kelompok.
Ia menambahkan rehabilitasi ini bertujuan untuk memulihkan hidup, kehidupan dan penghidupan. Agar warga binaan menyadari kesalahannya dan tidak mengulangi perbuatannya serta menjadi manusia yang produktif.
“Rehabilitasi dengan kegiatan vokasional berupa kegiatan kerja. Harapannya menjadi modal bagi mereka menjadi manusia yang lebih baik, mandiri dan produktif,” jelasnya (Muhlisin/R9/HR-Online)