Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Selama pandemi, sebanyak 47 orang perawat yang tergabung dalam PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, terpapar Covid-19.
Namun, angka tersebut masih tergolong paling rendah dibanding perawat yang terpapar Covid-19 di 27 Kabupaten/Kota lainnya di Jawa Barat.
Ketua DPD PPNI Pangandaran Aa Sukmadi mengatakan, sebanyak 535 anggota PPNI menjadi petugas medis di pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Termasuk petugas yang merawat pasien Covid-19.
“Sejak pandemi Covid-19, dari jumlah 535 perawat tersebut, yang terpapar 47 orang yang selesai menjalani perawatan maupun isolasi,” ujar Aa, Jumat (21/5/2021).
Saat ini, lanjut Aa, masih ada 2 orang perawat yang tengah menjalani isolasi mandiri. Namun keadaannya pun berangsur membaik.
“Persentasenya, dari jumlah perawat di Pangandaran yang terpapar Covid-19 hanya 9 persen saja,” katanya.
Perawat di Pangandaran Terpapar Covid-19, Satu Keluarga Harus Isolasi
Menurut Aa, perawat berisiko tinggi terpapar Covid-19 lantaran tugasnya untuk merawat berbagai pasien.
“Banyak duka yang dialami para perawat ini dalam menangani pasien Covid-19 sejak pandemi berlangsung,” katanya.
Risiko bukan hanya ditanggung oleh pribadi perawat, namun keluarga mereka pun ikut berisiko terpapar Covid-19.
“Kalau satu orang perawat terpapar Covid-19, maka satu keluarganya itu harus isolasi,” katanya.
Meskipun demikian, kata Aa, lantaran sudah jadi tanggung jawab, maka para perawat yang menangani langsung pasien Covid-19 tersebut bekerja semaksimal mungkin untuk keselamatan nyawa yang lain.
“Kami dari organisasi juga memberikan semangat pada mereka agar tegar saat melaksanakan tugas,” katanya.
“Jika misalnya ada anggota kami yang terpapar dan menjalani isolasi mandiri, kami dukung dengan memberikannya asupan gizi untuk daya tahan tubuh mereka juga,” sambungnya.
Rendahnya penularan Covid-19 kepada perawat di Pangandaran, menurut Aa, karena Pemkab Pangandaran berhasil mengantisipasi pendatang dari zona merah.
Selain itu, lanjut Aa, semua elemen masyarakat ikut terlibat dalam menyadarkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan.
Saat ini, selain pengetatan protokol kesehatan 5M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Mengurangi mobilitas, dan Mencegah kerumunan), Pemkab Pangandaran juga berkonsentrasi dalam 3T (Testing, Tracing, dan Treatment).
“Memasifkan 3T merupakan kunci untuk menurunkan angka kasus positif maupun angka kematian akibat Covid-19,” katanya. (Ceng2/R7/HR-Online)
Editor: Ndu