Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Sekolah tatap muka di Kota Banjar, Jawa Barat, yang dimulai sejak Senin (24/05/2021), masih bersifat terbatas, mengingat risiko penularan Covid-19 masih tinggi. Hingga kini terdapat beberapa wilayah desa/kelurahan di Kota Banjar yang masuk ke dalam zona merah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjar, H. Lukmanulhakim, melalui Kabid. Pendidikan Dasar, Ahmad Yani mengatakan, pihaknya telah menganjurkan sekolah pada jenjang SD dan SMP untuk kembali membuka KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) secara tatap muka.
“Kita memang menganjurkan kepada sekolah-sekolah yang ada di Kota Banjar. Baik itu jenjang SD maupun jenjang SMP untuk melaksanakan tatap muka,” kata Ahmad Yani.
Ia menjelaskan, yang menjadi dasar untuk menganjurkan sekolah kembali membuka KBM tatap muka terbatas berdasarkan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri yang terbaru.
Dalam SKB tersebut menyatakan kalau satuan pendidikan bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, tetapi tetap secara terbatas.
Kendati demikian, lanjut Ahmad Yani, maksud dengan sekolah tatap muka terbatas adalah pemberlakuan pembagian jam pelajaran dua shift.
“Sekolah tatap muka terbatas itu adalah 50 persen hari pertama, dan 50 persen hari kedua. Jadi penetapan shift kita serahkan kepada satuan pendidikan. Tetapi kita juga menganjurkan lebih baik untuk melakukan shift hari, bukan shift waktu. Sebab, shift waktu itu lebih rentan terhadap adanya kerumunan,” terang Ahmad Yani.
Baca Juga : Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka, Ini Kata Walikota Banjar
Siswa SMPN 2 Banjar Masih Semangat Sekolah Tatap Muka
Terpisah, Kepala SMP Negeri 2 Kota Banjar, Sarjo mengatakan, sejak tanggal 24 Mei 2021, peserta didiknya sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka.
“Dari hari Senin tanggal 24 Mei 2021. Namun masih dibatasi sebanyak 50 persen saja. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan 5 M,” ungkapnya.
Selain itu, melihat dari jumlah siswa yang hadir sebanyak 95 persen, dapat disimpulkan bahwa para siswa masih semangat untuk tetap belajar. Walaupun dengan segala keterbatasan.
Hal itu pun berkat adanya dukungan serta bimbingan dari para orang tua yang mengizinkan anaknya kembali pergi bersekolah.
“Alhamdulillah, anak-anak masih pada semangat belajar ke sekolah. Karena melihat dari absensi para peserta didik rata-rata hadir. Sementara, untuk orang tua pada setuju,” kata Sarjo. (Sandi/R3/HR-Online)
Editor : Eva Latifah