Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Untuk mengatasi mitigasi bencana, sejak dibentuk hingga sekarang Tagana Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, masih banyak kekurangan peralatan.
Keberadaan Tagana yang telah terbentuk di setiap kecamatan wilayah Kabupaten Pangandaran banyak berperan aktif dalam berbagai hal. Sehingga proses kinerja dan penanganannya terbilang cukup cepat.
Terutama dalam mengatasi kebencanaan, maupun keluhan dari warga masyarakat pada saat mereka terdampak bencana.
Ketua Tagana Kabupaten Pangandaran, Nana Suryana mengatakan, sampai saat ini pihaknya sudah melaksanakan 200 TMS di sekolah. Mulai tingkat PAUD hingga jenjang SLTA.
Sebanyak 200 TMS itu meliputi berbagai problema. Seperti menebang pohon besar yang dianggap membahayakan para siswa saat kegiatan belajar mengajar di sekolah.
“Selain itu, Tagana Kabupaten Pangandaran dalam mengatasi mitigasi bencana juga memprogramkan penanaman pohon mangrove. Pohon tersebut ditanam di sejumlah lokasi rawan ancaman tsunami,” terangnya, Sabtu (29/05/2021).
Meski penanaman pohon tersebut telah terlaksana, namun tetap saja masih banyak kekurangan bibit mangrove. Sampai saat ini bibit mangrove yang sudah pihaknya tanam jumlahnya mencapai 20 ribu pohon. Termasuk penanaman bibit mangrove bantuan dari Kemensos RI di muara Karang Tirta.
Baca Juga : Pemulihan Eksosistem Pesisir, TAGANA Pangandaran Tanam Mangrove
Tagana Pangandaran Usulkan Tempat Evakuasi Akhir
Lebih lanjut Nana mengatakan, pihaknya juga mengusulkan supaya pemerintah daerah membangun tempat evakuasi akhir. Hal itu sebagai upaya mengatasi mitigasi bencana di Pangandaran.
Nantinya tempat evakuasi akhir juga bisa menjadi pusat edukasi kebencanaan, museum tsunami, dan juga sebagai Markas Komando Tagana Kabupaten Pangandaran.
Sedangkan, terkait dengan kebutuhan Tagana, hingga saat ini masih ada kekurangannya, karena memang kebutuhannya sangat banyak. Seperti halnya peralatan akomodasi, dan lain-lain.
Selain itu, pihaknya juga masih kekurangan peralatan pendukung evakuasi atau water rescue, seperti life jacket dan mesin perahu. Kemudian, kekurangan alat bantu komunikasi dua arah.
“Itulah kekurangan yang semestinya sudah Tagana miliki. Oleh karena itu, kita berharap pihak Pemkab Pangandaran dan juga pihak terkait lainnya bisa membantunya. Hal itu tentunya untuk menunjang kebutuhan dalam bekerja,” tandas Nana.
Ia menambahkan, untuk saat ini jika ada kekurangan ketika membantu warga dalam hal kebencanaan, pihaknya berharap warga memakluminya. Mengingat peralatan yang Tagana Pangandaran miliki masih belum lengkap. (Ntang/R3/HR-Online)
Editor : Eva Latifah