Bahaya badai suar matahari membawa efek berbeda dan menyebabkan gangguan listrik bahkan masalah radio yang muncul. Bintik matahari yang baru-baru ini telah terbentuk di bintang terbesar di tata surya akan memberikan efek pada planet yang berada di sekitarnya.
Dalam waktu 10 tahun, matahari berada pada 17,1 nanometer. Panjang gelombang ultraviolet ekstrim yang menunjukkan lapisan atmosfer terluar matahari-korona. Hal tersebut menunjukkan naik turunnya siklus matahari dan peristiwa letusan matahari dan planet transit.
Baca Juga: Badai Geomagnetik di Bumi Akibat Letusan Matahari
Fenomena dan Bahaya Badai Suar Matahari
Badai merupakan kejadian alam di permukaan matahari. Hal tersebut terkait dengan peristiwa bencana di tata surya. Fenomena tersebut disebabkan adanya perubahan keadaan fisiknya. Namun sebagai manusia kita tidak memiliki pengetahuan yang luas.
Selain itu, apa yang akan didapatkan dari penelitian para astronom. NASA menemukan bintik matahari yang baru terbentuk di permukaan bintang plasma. Hal tersebut adalah kejadian alami.
Matahari telah diketahui memiliki usia 4.603.000.000 tahun. Bisa dianggap di abad pertengahan seperti kematian yang diharapkan di lain 4,5 miliar tahun.
Menurut Pusat Prediksi Cuaca Antariksa yakni National Oceanic and Atmospheric Administration telah berhasil mendeteksi anomali yang akan menghantam Bumi yakni bahaya badai suar matahari. Hal tersebut terjadi pada 5 hingga 26 Mei. Bahkan memiliki kecepatan 2,1 juta kilometer per jam.
Geostorm dan Solar Flare akan datang terdeteksi oleh SWPC pada Sabtu 22 Mei kemarin. Sehingga para astronom dan ilmuwan berusaha untuk mengantisipasi efeknya.
Suar Surya dari Bintik Matahari Sebabkan Gangguan Listrik
Suar matahari secara pengetahuan merupakan lontaran matahari. Kehadirannya tidak secara langsung mempengaruhi manusia ataupun menyebabkan kerusakan yang mengancam Bumi. Hal tersebut hanya akan menyebabkan terbentuknya Aurora dan Geostorms.
Dari blog cuaca luar angkasa Dr. Tony Philips, badai kelas G1 atau bahaya badai suar matahari tersebut akan datang serta menyebabkan gangguan listrik dan radio di seluruh dunia.
Lebih fokusnya di Inggris Raya dan hampir tidak mempengaruhi Amerika Serikat. Jika memang benar adanya, faktor terburuknya adalah gangguan listrik serta masalah sinyal radio sehingga menghambat komunikasi.
Hal ini terjadi selama perkiraan kedatangan suar matahari ke Bumi. Orang mungkin tidak menyadari adanya semburan matahari ke Bumi atau bahkan badai geo terjadi.
Baca Juga: Petir Picu Kehidupan Awal di Bumi, Jumlah Sambaran Petir yang Jutaan
Fenomena Badai Matahari Sering Terjadi
Fenomena tersebut telah terjadi sejak zaman dahulu. Sebelumnya satelit NASA mengamati adanya sunspot besar pada permukaan matahari. Sunspot tersebut akan semakin meluas dan lebarnya telah dua kali lebih besar dari Bumi.
Sunspot bahaya badai suar Matahari telah menghadap jauh dari Bumi. Bumi bergerak di sekitar bintang induknya, maka bintik matahari dapat menembakkan suar matahari tepat ke arah Bumi. Hal tersebut sudah diprediksi dan dipelajari para ilmuwan.
Awalnya sebuah bintik baru muncul bagian timur laut matahari dan sangat besar. Bahkan telah melepaskan badai matahari ke luar angkasa.
Sunspot yang merupakan bercak gelap biasanya lebih dingin dari bagian bintang lain. Suhu rata-ratanya 3.500 derajat Celcius lebih.
Hal tersebut lebih dingin dari rata-rata suhu permukaan matahari yakni sebesar 5.500 derajat Celcius. Bintik matahari merupakan area medan magnet yang kuat. Sehingga benar-benar menahan bagian panas agar tidak keluar.
Namun seiring terbentuknya medan magnet dan tekanan di bintik matahari akan meningkat yang dapat meletus sewaktu-waktu sebagai badai matahari.
Penembakan atau semburan partikel magnetik umumnya mengarah ke aurora saat memantul. Hal ini terjadi dari pelindung magnet planet Bumi. Dahsyatnya badai matahari tersebut mampu membahayakan satelit Bumi.
Sebelumnya terjadi bahaya badai suar matahari yang cukup besar tercatat pada tahun 1989. Dari badai tersebut menyebabkan pemadaman listrik di Quebec Kanada.
Namun lebih parah lagi pada tahun 1582 yang menyebabkan kelumpuhan jaringan listrik. Bahkan terjadi pada tahun 439 silam yang terjadi hampir di seluruh Eropa dan Asia.
Bahkan waktu itu tampilan merah menyala di langit berlangsung hingga 3 hari. Namun sebagian manusia tidak menyadari bahwa hal tersebut merupakan badai matahari terbesar. Oleh karena itu, para astronom modern mengadakan penelitian untuk memprediksi aktivitas matahari di masa depan.
Badai matahari melanda Bumi pada 8 Maret 1582 waktu lalu sebanding dengan tahun 1909 dan 1989. Kini bahaya badai suar matahari akan terjadi dari 5 hingga 26 Mei. (R10/HR Online)
Editor: Jujang