Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Anggaran untuk penanganan virus HIV/AIDS Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjar, Jawa Barat, hingga akhir bulan Mei ini tak kunjung juga cair.
Akibatnya, sejumlah kegiatan penanganan penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut menjadi terkendala. Hal ini karena tidak adanya anggaran untuk penanggulangan dan operasional di lapangan.
Menurut Pengelola Program KPA Kota Banjar, Syahid Burhani pada tahun ini anggaran untuk penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS dipangkas sekitar 66 persen dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 150 juta karena terkena refocusing anggaran penanganan Covid-19.
Namun begitu, anggaran sebesar Rp 50 juta untuk penanggulangan penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut hingga saat ini belum juga cair dan menjadi kendala petugas di lapangan.
“Belum cair. Tahun ini jadinya cuma dapat anggaran sebesar Rp 50 juta,” kata Syahid Burhani kepada HR Online, Minggu (23/5/2021).
Lanjut Buhani mengatakan, dengan belum turunnya anggaran penanggulangan tersebut sejumlah agenda seperti pertemuan dengan stakeholder dan pembinaaan dengan komunitas yang menjadi sasaran edukasi menjadi terkendala.
Namun untuk kegiatan penting seperti pengawasan atau pemantauan ODHA dan rapat bersama kader sampai sekarang masih tetap berjalan. Meskipun hal itu juga kurang maksimal karena kendala anggaran.
“Untuk kegiatan seperti pendampingan dan pembinaan masih berjalan tapi memang kurang maksimal karena tidak adanya anggaran itu,” ujar Syahid.
Selain Anggaran HIV/AIDS di Kota Banjar Belum Cair, Ada Dua ODHA Meninggal Dunia
Lebih lanjut, selain anggaran penanganan yang belum juga cair, Syahid juga mengatakan, hingga Mei 2021 ini ada dua Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) masih kategori usia produktif yang meninggal dunia.
Akan tetapi, meninggalnya kedua ODHA tersebut bukan disebabkan adanya keterlambatan dalam penanganan namun karena kedua pasien itu sempat berhenti berobat.
Syahid berharap anggaran untuk penanganan HIV/AIDS segera cair agar upaya penanganan bisa berjalan maksimal. Apalagi menurutnya mereka termasuk kelompok yang juga rentan terpapar virus Covid-19.
“Kedua ODHA meninggal dunia tersebut sebelumnya sudah berobat atau On ARV cuma kemudian berhenti. Salah satunya meninggal kemarin di bulan puasa kemarin,” kata Syahid.
Ia berharap anggaran untuk penanganan HIV/AIDS segera cair agar upaya penanganan bisa berjalan maksimal. Apalagi menurutnya mereka termasuk kelompok yang juga rentan terpapar virus Covid-19.
“Semoga anggaran bisa segera turun agar upaya penanggulangan dan Pencegahan HIV/AIDS ini berjalan maksimal,” harapnya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor: Ndu)