Sinopsis film Kartini menjelaskan kisah kehidupan wanita yang memperjuangkan kesetaraan gender pria dan wanita. Film ini merupakan garapan dari sutradara Hanung Bramantyo. Sedangkan untuk produser film ini adalah Robert Ronny yang juga bertugas sebagai penulis naskah.
Dalam film ini terlihat artis Indonesia memerankan dengan penuh penghayatan. Mereka adalah Deddy Sutomo, Dian Sastrowardoyo, Christine Hakim, Acha Septriasa, dan masih banyak lagi lainnya.
Pembuatan film Kartini bekerjasama dengan perusahaan produksi Legacy Pictures dan Screenplay Films. Film ini tayang perdana pada 19 April 2017 lalu. Dengan distributor Netflix Originals dan Vidio Original.
Baca Juga: Sinopsis Ashes of Time Redux, Kisah Sahabat Terjebak Asmara Sama
Dalam pembuatan film ini menghabiskan dana sebesar 12 miliar rupiah. Beruntungnya sutradara mampu membawa kesuksesan pada film ini sehingga mendapatkan 19 miliar rupiah.
Review Sinopsis Film Kartini 2017
Kisah film Indonesia ini berawal dari sosok Kartini kecil yang sangat tidak berdaya. Saat itu ada adat istiadat yang menekan anak-anak perempuan. Mereka harus berjalan jongkok ketika melayani para laki-laki.
Namun, sosok Kartini adalah wanita yang tidak suka dengan penekanan. Ia tidak mau dianggap sebagai wanita yang lemah. Maka dari itu, muncul sifatnya sebagai seorang pemberontak dan menentang ketidakadilan kepada wanita.
Salah satu hal yang ia lakukan adalah menentang kakaknya yang memisah kamar dengan ibu kandungnya, MA Ngasirah. Hal ini karena sang ibu bukanlah keturunan dari bangsawan. Bahkan sang ibu kandung harus memanggil Kartini dengan sebutan “Ndoro Ayu”.
Ketidakadilan
Sinopsis film Kartini menjelaskan bahwa saat itu seorang remaja perempuan yang sudah masuk masa pubertas harus dipingit. Ia harus tetap tinggal dalam rumah dan mempelajari tata krama. Hal ini layaknya perempuan lain sembari menunggu laki-laki yang akan datang meminang.
Padahal dari lubuk hatinya yang paling dalam, ia masih memiliki cita-cita yang panjang. Kartini masih ingin melanjutkan sekolah yang setinggi-tingginya.
Baca Juga: Sinopsis You and I, Film Dokumenter Dua Mantan Tahanan Politik
Satu-satunya negara yang ingin ia hampiri adalah Belanda. Ingin sekali rasanya belajar dan memiliki banyak pengalaman. Namun semuanya sudah sia-sia bagi kehidupan wanita lingkungannya.
Kunci dan Segudang Ilmu
Sinopsis film Kartini memperlihatkan bahwa pikiran wanita itu sudah berbeda dari orang lain. Ia ingin bangkit, namun tidak ada orang yang bisa mendukungnya.
Tiba-tiba sang kakak yang menyadari ketidakadilan ini mulai terbuka lebar kesadarannya. Sosrokartono memberikan sebuah kunci lemarinya kepada Kartini.
Rupanya banyak buku dalam lemari yang bisa Kartini pelajari setiap hari. Ternyata sang kakak sebelumnya pernah pergi ke Belanda.
Buku dari Sang Kakak
Sinopsis film Kartini menjelaskan bahwa Kartini bisa langsung membaca semua buku yang ada dalam lemari. Walaupun ia terpenjara, namun pikirannya harus tetap terbuka lebar untuk jeratan yang mengerikan ini.
Buku dalam lemari itu berisikan gagasan mengenai wanita Belanda yang cukup hebat. Bahkan ada kesetaraan antara pria dan wanita negeri Belanda.
Dengan membaca buku itu, Kartini mulai terbuka wawasannya dan memiliki gagasan untuk hal ini. Ia harus memberikan arahan mengenai pentingnya kesetaraan dan hak seorang perempuan.
Kardinah dan Roekmini
Sinopsis film Kartini memperlihatkan dua adik wanitanya yang masuk dalam ruang pingit. Kardinah dan Roekmini mendapatkan perintah untuk membantu Kartini memperjuangkan hak para wanita.
Ia ingin mendobrak hal yang sudah melemahkan wanita. Terutama hak seorang wanita yang tidak bisa mendapatkan sekolah setinggi-tingginya. Lambat laun Kartini mulai membuat sebuah karya. Setiap hari ia membaca buku dan mempelajari semuanya dengan baik.
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang
Sinopsis film Kartini memperlihatkan bahwa ia selalu rajin menulis kegiatan dan pengalamannya. Setiap hari ia berusaha bertukar pikiran dengan teman-teman Belandanya.
Kartini memiliki julukan sebagai wanita pribumi yang berwawasan. Hasil tulisan tangannya kini sudah dibawa ke Den Haag untuk acara pameran. Hal itu bertepatan dengan penobatan Ratu Wilhelmina.
Saat ia menulis buku itu, banyak tantangan dan halangan dari para anggota keluarga. Hanya saja, semangat Kartini tidak pernah pudar dan bahkan terus membara. Ia tidak mengurangi niatnya untuk terus menulis.
Kedua adiknya kompak memperjuangkan persamaan hak dan kewajiban seorang perempuan dan laki-laki. Bagaimana kelanjutan kisah sinopsis film Kartini 2017? Bagaimana proses emansipasi wanita bisa terbentuk kala itu? (R10/HR-Online)
Editor: Ndu