Pesawat antariksa New Horizons telah melakukan perjalanan sejauh 50 unit astronomi atau AU. Jarak tersebut sekitar 50 miliar mil atau setara 50 kali jarak Bumi dan Matahari.
Pada pertengahan April lalu, pesawat tersebut jadi objek buatan manusia yang kelima dengan pencapaian tonggak sejarah luar angkasa.
Sebelumnya pesawat telah berhasil melewati planet Pluto sekitar Juli 2015. Sehingga pesawat memecahkan tanda 50 AU dalam perjalanan menuju luar tata surya.
Baca Juga: Satelit Luar Angkasa dari Kayu Jepang, Kurangi Sampah Antariksa
Wahana Pesawat Antariksa New Horizons Menjelajah Hingga 5 Miliar Mil
Peluncuran pesawat luar angkasa pertama pada awal tahun 2006. Saat itu New Horizons masih dekat dengan rumah. Sehingga hanya memerlukan waktu beberapa menit saja untuk dapat mengirimkan perintah ke pesawat.
Setelah itu, komputer onboard akan menerima dan siap melaksanakan instruksi. Namun dari waktu ke waktu terjadi perubahan pada jarak pesawat antariksa tersebut.
Pada awalnya, jarak dari Bumi hanya jutaan saja, namun menjadi milyaran mil. Kemudian dalam mengirimkan perintah ke pesawat tersebut biasanya dalam hitungan menit, kini menjadi jam.
Pada tanggal 17 April, pesawat antariksa New Horizons telah menempuh jarak jauh yang sangat langka. Sekitar 50 miliar mil atau 50 kali jarak antara Bumi dan Matahari.
New Horizons merupakan pesawat yang telah menempuh jarak sejauh ini. Sebelumnya ada Voyagers 1 dan 2 serta pendahulunya Pioneers 10 dan 11.
Jarak yang ditempuh pesawat menuju daerah terpencil. Untuk dapat memberikan perintah radio, membutuhkan kecepatan cahaya dengan waktu 7 jam. Lalu membutuhkan 7 jam lagi sebelum para tim mengontrolnya di Bumi.
New Horizons Memotret Bidang Bintang
Baru-baru ini pesawat antariksa New Horizons telah memotret bidang bintang tempat Voyager 1. Kemudian muncul dari tempat bertengger unik pesawat antariksa di Sabuk Kuiper.
Meski Voyager 1 sangat redup untuk terlihat secara langsung pada gambar, namun lokasinya dapat diketahui melalui pelacakan radio NASA.
Pesawat dirancang untuk membuat sejarah baru. Kecepatannya mencapai 36.400 mil per jam. Penerbangan tahun 2007 mendapat bantuan dari gravitasi Jupiter.
Sehingga butuh waktu sekitar 3 tahun dari perjalanannya ke Pluto. Pesawat antariksa ini mampu menangkap film dari gunung berapi yang meletus di Tata Surya, kecuali Bumi.
Baca Juga: ISS Buang Sampah ke Antariksa 2,9 Ton Baterai Bekas, Baru-Baru Ini
Eksplorasi Pertama Sistem Pluto
Melansir dari scitechdaily.com, pesawat antariksa New Horizons berhasil melakukan eksplorasi pertama sistem Pluto pada Juli 2015. Perjalanan tersebut menjadi penerbangan jarak terjauh dalam sejarah.
Penerbangan melalui Arrokoth pada tahun baru 2019, kemudian berada pada Sabuk Kuiper. New Horizons dapat melihat bintang yang berbeda dari sudut pandang pesawat.
Para tim memakai teleskop raksasa observatorium Subaru Jepang. Sehingga dapat memindai langit untuk melihat potensi lain serta jarak target terbang Sabuk Kuiper.
Dengan demikian, dapat terkumpul data mengenai lingkungan luar angkasa dan data tentang angin Matahari. Selain itu, objek lain Sabuk Kuiper seperti planet Uranus dan Neptunus dapat diamati.
Tim misi pada musim panas ini akan mengirimkan peningkatan pada perangkat lunak. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan ilmiah dari pesawat antariksa New Horizons.
Kelengkapan yang harus selalu terpantau adalah baterai nuklir pada pesawat. Daya harus cukup sehingga pesawat dapat terus beroperasi hingga akhir tahun 2030an.
Dengan demikian, eksplorasi masa depan akan semakin menarik. Pesawat luar angkasa memberikan informasi yang akurat dan jelas. Pesawat milik NASA ini selanjutnya akan melaju menuju ruang antarbintang.
Eksperimen Paralaks Antarbintang New Horizons
Pesawat NASA melakukan penerbangan jauh hingga mempunyai pemandangan menarik dari bintang-bintang terdekat. Cara termudah mengamati paralaks adalah dengan meletakkan satu jari di sepanjang lengan. Lalu melihatnya maju mundur berturut-turut.
Begitu pula saat Bumi mengelilingi Matahari, maka bintang akan bergeser-geser. Pergeseran paralaks kecil dan hanya dapat mengukurnya memakai instrumen yang tepat. Hal tersebut karena letak bintang sangat jauh dari diameter orbit Bumi. Mata manusia tidak akan bisa mendeteksi hal ini.
Pesawat antariksa New Horizons merupakan misi pertama dalam mendemonstrasikan paralaks bintang. Pesawat ini melaju dari Bumi menuju ruang antarbintang. Kemudian akan memberikan data baru yang menarik untuk kemajuan ilmu planet. (R10/HR Online)
Editor: Jujang