Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Di tengah pandemi Covid-19 yang banyak memakan korban jiwa, pengrajin peti jenazah di Kota Banjar, Jawa Barat, kebanjiran pesanan.
Pasalnya, tak sedikit korban yang terinfeksi virus Corona sehingga harus dimakamkan dengan menggunakan prosedur protokol kesehatan, salah satunya menggunakan peti jenazah.
Salah seorang pengrajin peti jenazah Oleh (73) warga Lingkungan Cibulan, RT 4 RW 5, Kelurahan Banja, mengatakan, sejak pandemi, ia banyak menerima pesanan peti jenazah.
Bahkan, satu minggu sebelum menjelang bulan suci Ramadan, ia mendapatkan pesanan sebanyak 10 peti jenazah dari rumah sakit melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjar.
Dalam kurun waktu dua hari ia bisa membuat sebanyak 3 buah peti jenazah untuk pasien Covid-19 dengan ukuran 185 X 50 sentimeter.
“Seminggu sebelum puasa sempat ada pesanan 15 peti, sampai kewalahan karena tidak ada yang bantuin. Biasanya saya berdua sama saudara,” ungkap Oleh kepada HR-Online, Rabu (21/4/2021).
Sebelum pandemi, lanjut Oleh, ia hanya menerima pesanan peti jenazah dari luar Kota Banjar, dan itupun hanya terbatas dengan usianya yang sudah mulai renta.
Ia menjelaskan, pesanan peti jenazah buatannya seringkali datang dari sakit di daerah Jakarta, namun tak sedikit juga dari per orangan.
“Dulu seringnya itu pesanan dari Jakarta, karena sekarang temen saya nya yang suka mengantarkannya meninggal dunia jadi untuk ke luar kota sudah jarang,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemulasaraan Jenazah Pasien Covid-19 di Kota Banjar Sesuai Agama
Pengrajin Peti Jenazah di Kota Banjar Kewalahan
Oleh menambahkan, dengan adanya pandemi Covid-19 dan orderan yang masuk semakin banyak terutama untuk peti khusus jenazah pasien Covid-19, ia mengaku kewalahan untuk mengerjakannya hanya berdua saja.
“Kadang kalau lagi nyantai terus tiba-tiba ada pemberitahuan suruh bikin peti sekian dalam jangka waktu sekian, kadang saya kewalahan karena berdua sama sodara saya,” tambahnya.
Oleh mengaku hanya mengerjakan pembuatan peti saja tanpa mengeluarkan biaya tambahan.
Untuk bahan seperti paku, kayu dan yang lainnya ditanggung dulu saudara.
“Saya mah cuma bikin doang, kalau bahan sama saudara dulu, nanti bayarnya sekalian dari dinas. Untuk satu peti yang saya kerjakan biasanya dapat 175 ribu rupiah, untuk yang ngecat beda lagi,” ujarnya.
Biasanya, ia menggunakan kayu Albasi untuk membuat peti jenazah pasien Covid-19.
“Biasanya kayu Albasi yang saya gunakan, supaya tidak terlalu berat,” tandasnya. (Sandi/R8/HR Online)
Editor: Jujang