Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Komplek pasar wisata Pangandaran, Jawa Barat, ternyata banyak dihuni oleh warga pendatang atau urban.
Hal tersebut terkuat usai pemerintah daerah melakukan pendataan terhadap warga penghuni PW.
Dari hasil pendataan, ternyata di pasar wisata Pangandaran tidak ada RT dan RW.
Pasar wisata ini pun kini berubah fungsi, selain menjadi tempat hunian dan rumah kontrakan, lokasi PW juga menjadi tempat hiburan malam.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, pendataan administrasi penghuni pasar wisata dilakukan usai terjadi insiden pembacokan 5 warga lingkungan pasar wisata dan juga pembakaran kios.
“Ternyata berdasarkan evaluasi, siapapun bisa keluar masuk pasar wisata tanpa adanya pendataan,” ujar Jeje.
Lantaran banyaknya warga pendatang atau urban, Jeje kerap menerima laporan jika pasar wisata kerap disalahgunakan untuk aktivitas negatif penyakit masyarakat.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya akan mengadakan musyawarah dengan tokoh setempat untuk melakukan pendataan administrasi penghuni pasar wisata.
Lanjut Jeje, insiden pembacokan terhadap 5 warga komplek Pasar Wisata Pangandaran yang dilakukan seorang warga Banyumas, merupakan kelalaian Pemerintah setempat dalam mendata warga pendatang.
“Jadi kedepan warga pendatang atau urban yang masuk ke PW harus kita data, darimana asal usulnya yang jelas,” jelas Jeje.
Seharusnya tambah Jeje, pasar wisata menjadi salah satu daya tarik promosi wisata bukan malah menimbulkan image buruk pariwisata. (Ceng2/R8/HR Online)