Masalah pakan ternak ruminansia harus terkelola dengan baik untuk perkembangan usaha ternak. Apalagi sektor pakan ini menghabiskan dua pertiga anggaran bisnis ternak. Sehingga kesalahan dalam masalah pakan bisa menyebabkan kerugian.
Pakan sebagai sebutan khusus untuk makanan hewan-hewan ternak merupakan komponen yang cukup penting dalam usaha peternakan. Bahkan lebih dari 70 persen biaya produksi tersedot untuk pakan ternak.
Sehingga tak heran jika efisiensi dari usaha peternakan tergantung pada ketersediaan, kualitas, dan kontinuitas pakannya. Terhambatnya masalah pakan bisa mengganggu pertumbuhan hewan peliharaan.
Begitu pula untuk jenis ternak ruminansia, seperti sapi, kambing, banteng, kerbau, dan lain sebagainya. Sumber pakan hijau adalah jenis pakan mereka yang mutlak mereka perlukan. Namun tambahan unsur lain juga tak boleh terlewat.
Pakan ternak ruminansia tersebut harus selalu tersedia secara kuantitatif maupun kualitatif. Hal ini menjadi cukup penting untuk menjadi perhatikan, karena pakan sangat rawan terhadap kerusakan, pemalsuan hingga pencemaran.
Baca Juga: Usaha Ternak Modal 1 Juta? Ini Rekomendasinya yang Menjanjikan
Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia
Setidaknya ada beberapa aspek yang harus kita sinkronisasi pada setiap program pemberian pakan pada usaha peternakan. Pemenuhan aspek-aspek tersebutlah yang akan berpengaruh cukup besar terhadap keberhasilan program tersebut.
Aspek-aspek yang mendapat perhatian tersebut antara lain.
- Sistem pencernaan pada ternak, sehingga jenis pakan yang mereka butuhkan harus sesuai dengan sistem pencernaan jenis ternak yang ada.
- Kebutuhan zat makanan, seperti energi, protein, vitamin, mineral dan air.
- Kondisi bahan pakan yang tersedia, melingkupi kuantitas, kualitas, bentuk, hingga susunannya.
- Pertimbangan ekonomis usaha.
Ketersediaan hijauan pakan di Indonesia sebagai pakan ternak ruminansia merupakan tema utama perkembangan ternak jenis ini. Umumnya hijauan berasal dari rumput-rumputan hingga tanaman kacang-kacangan.
Hanya saja, pada musim tertentu khususnya musim kemarau, hijauan kerap menjadi permasalahan tertentu. Ini karena rendahnya pertumbuhan sumber pakan tersebut.
Kendala Sumber Pakan Ternak
Pada dasarnya, potensi ketersediaan pakan di negara kita sangat tinggi, baik dari hijauan maupun limbah pertanian. Hal tersebut terutama karena dukungan ketersediaan sumber daya lahan yang tinggi, baik dari tanaman pangan, perkebunan, dan kehutanan.
Bahkan hal tersebut belum mencangkup padang rumput alam. Jika kualitasnya lebih kita perhatikan dan tingkatkan, maka mampu meningkatkan daya tampung ternak secara nyata.
Namun fakta semakin sempitnya lahan akibat tingginya populasi manusia, menyebabkan peningkatan produksi hijauan pakan ternak semakin terbatasi. Oleh sebab itu, pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak tidak dapat kita abaikan.
Dalam pengelolaan pakan ternak ruminansia, aspek tanah atau lahan serta bibit rerumputan juga harus menjadi perhatian. Sebab, aspek-aspek tersebutlah yang akan selalu menentukan pemenuhan akan pakan ternak tersebut.
Baca Juga: Usaha Ternak Bebek Petelur untuk Pemula yang Menjanjikan
Pengolahan Tanah dan Lahan
Dalam budidaya Hijauan Pakan Ternak (HPT), pengelolaan tanah atau lahan rumput sangat penting bagi petani yang memiliki lahan khusus untuk hal tersebut.
Sedangkan untuk petani biasa, rumput sebagai pakan ternak umumnya hanya kita tanam di tepi jalan, pekarangan, ataupun tepi sungai tanpa perawatan khusus seperti pemupukan. Jenis pengelolaan pakan ternak ini terjadi secara alamiah.
Pemilihan Bibit Rumput
Pemilihan bibit tanaman rumput yang baik adalah langkah awal dalam budidaya tanaman pakan ternak ruminansia. Jenis rumput unggul dari kegiatan budidaya tersebut, seperti rumput gajah, rumput benggala, rumput raja (king grass), serta rumput setaria.
Metode perbanyakan tanaman dalam teknik budidaya ini, meliputi penggunaan biji, pols (sobekan rumput) maupun stek. Perbanyakan dengan biji mungkin lebih menguntungkan karena lebih hemat waktu dan tenaga.
Cara penanamannya pun cukup mudah. Yaitu dengan cukup menyimpan biji dalam jangka waktu lama. Hanya saja keberadaan biji ini cukup sulit untuk kita temukan dan harganya mahal.
Sementara itu, perbanyakan dengan sobekan rumput dapat menghasilkan kemampuan tumbuh lebih cepat daripada dengan biji dan stek. Namun juga membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih.
Sedangkan perbanyakan dengan stek, cara penanaman dan pengangkutannya lebih mudah dan tahan lama jika dalam kondisi yang sejuk. Namun perbanyakan dengan teknik ini, jika terinjak atau tercabut, juga tidak akan tahan lama.
Itulah sejumlah tantangan dan kendala dalam pengelolaan pakan ternak ruminansia. Tanpa adanya manajemen yang baik terkait sumber pakan ini akan bisa menghambat perkembangan usaha ternak secara keseluruhan. (R11/HR Online)
Editor: Jujang