Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Sejumlah orang tua murid di Kota Banjar, Jawa Barat, merespon baik mengenai rencana pemerintah akan membuka lagi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah, meski masih pandemi Covid-19.
Fitriani, salah satu orang tua murid mengaku sangat setuju jika kegiatan belajar mengajar kembali dibuka. Walaupun angka kasus positif di Kota Banjar terus meningkat.
Alasan ia mendukung kegiatan belajar mengajar secara tatap muka karena menurutnya, jika terus-terusan belajar di rumah banyak sekali kendalanya.
“Ya, alhamdulillah kalau PTM dibuka lagi. Kalau belajar di rumah itu banyak kendalanya, seperti anak susah belajar. Kadang kalau lagi ngerjain tugas ada temannya ngajak main,” ungkapnya kepada HR Online, Senin (12/04/2021).
Fitriani yang memiliki anak baru kelas satu sekolah dasar (SD) itu mengatakan, sejak pertama menjadi siswa di SD Negeri 5 Banjar, anaknya hanya mengikuti pembelajaran secara daring. Oleh karena itu ia sangat berharap kedepannya pembelajaran secara tatap muka dapat kembali aktif.
Meski ada risiko penularan virus Covid-19 saat pembelajaran tatap muka, sebagai orang tua murid berharap semua siswa dapat mengikuti aturan protokol kesehatan guna menghindari bahaya penularan virus.
“Masa sudah masuk kelas satu SD tapi anak saya belum pernah masuk ke sekolah.nya. Mudah-mudahan virus Corona segera berlalu. Terpenting kitanya harus selalu menjaga kesehatan, dan tidak mengabaikan protokol kesehatan,” kata Fitriani.
Baca Juga : 1.403 Guru di Kota Banjar Telah Terima Vaksin, PTM Masih Terbatas
PTM SD di Kota Banjar Khusus Kelas 6
Terpisah, Kepala UPTD SD Negeri 5 Kota Banjar, melalui salah seorang guru, Tita Puspitawati mengatakan, sampai saat ini pembelajaran secara tatap muka langsung hanya berlaku bagi siswa kelas enam saja.
Meski demikian, pelaksanaan pembelajaran tersebut masih terbatas, sehingga pada pelaksanaannya hanya persiapan siswa untuk menghadapi ujian.
“Kegiatan kali ini SD Negeri 5 Kota Banjar sedang melaksanakan persiapan untuk menghadapi ujian sekolah dengan sistem pemadatan mater. Ini berkaitan dengan pelaksanaan ujian,” terang Tita.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk pelaksanaan pemadatan tersebut khusus untuk siswa kelas 6 saja, dengan membagi menjadi dua sesi. Selanjutnya, terkait pembelajaran tatap muka bagi siswa lainnya, pihak sekolah belum melaksanakannya.
“Meskipun hanya melaksanakan pemadatan bagi siswa kelas enam saja, tapi kita tetap melaksanakan SOP dengan menerapkan protokol kesehatan,” pungkas Tita. (Sandi/R3/HR-Online)