Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Nasi lemang masih menjadi kuliner favorit warga Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Meski saat ini sudah masuk zaman modern, namun warga disana masih mempertahankan kearifan lokal memasak nasi lemang.
Nasi lemang sendiri merupakan salah satu masakan khas nusantara yang keberadaannya masih dipertahankan.
Meski segala jenis peralatan memasak sudah tersedia, namun masyarakat yang berada di perkampungan wilayah Kecamatan Langkaplancar, tetap masih hobi memasak nasi lemang.
Salah seorang warga Langkaplancar Tatang mengatakan, zaman dulu peralatan masak belum ada dan canggih seperti sekarang ini.
Sehingga masyarakat dulu kerap memasak nasi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di hutan yaitu dengan menggunakan ruas bambu.
“Nasi lemang ini dimasak dengan menggunakan bambu,” ujar Tatang Kamis (15/4/2021).
Baca Juga: Cerita Warga Langkaplancar Pangandaran, Sewa Radio untuk Hajatan
Tatang bercerita, masyarakat zaman dulu kerap bersembunyi di hutan untuk menghindari penjajah.
Mereka membawa perbekalan berupa beras dan rempah-rempah untuk makan dan bertahan hidup selama dalam persembunyian.
“Salah satu masakan yang kerap mereka masak yakni nasi lemang,” kata Tatang di Langkaplancar.
Lanjutnya, untuk membuat satu nasi lemang cukup mudah.
Kita hanya cukup menyediakan seruas bambu dan dua helai daun marasi untuk membungkus beras yang akan dimasukan kedalam bambu.
Campurkan bumbu sesuai selera, masukan air secukupnya, kemudian ruas bambu itu dibakar dalam posisi berdiri sampai nasi benar-benar matang.
“Biar hasilnya lebih kenyal, ketika nasi sudah matang sebaiknya bambu yang berisi nasi itu posisinya dibalik, biar kadar air dalam nasinya berkurang, setelah itu lemeng siap untuk disajikan,” ungkapnya.
Meski pada dasarnya nasi liwet, karena sama-sama dimasak dengan cara dibakar, namun nasi lemang rasanya lebih nikmat, aroma yang keluar dari wanginya daun marasi akan menambah rasa nikmat ketika dimakan.
“Nasi lemang akan terasa lebih nikmat jika dimakan dalam keadaan masih hangat, masyarakat Langkaplancar masih banyak yang memasaknya,” pungkasnya. (Enceng/R8/HR Online)
Editor: Jujang