Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Jumlah stunting di Kota Banjar tahun 2020 mengalami peningkatan 9,3 persen atau 1159 kasus dari 2963 bayi yang lahir.
Peningkatan tersebut berbanding terbalik dengan tahun 2019 lalu yang mana jumlahnya mengalami penurunan 6,32 persen atau mencapai angka 779 kasus dari 12.766 balita.
Kadinkes Kota Banjar dr. Andi Bastian melalui Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Sophia Restantini membenarkan hal tersebut.
“Untuk tahun ini masih proses pendataan,” kata Shopia, Jum’at (19/3/2021).
baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Banjar Bertambah 46 Orang dalam Sehari
Dari jumlah 1159 kasus stunting di Kota Banjar tahun 2020, yang paling banyak yaitu wilayah Kecamatan Pataruman dengan jumlah 469 kasus, kemudian Langensari sebanyak 320.
Berikutnya, Kecamatan Banjar sebanyak 217 kasus dan untuk wilayah paling sedikit jumlah kasusnya yaitu Purwaharja yang hanya terjadi 153.
Menurutnya, sejauh ini Dinkes sudah berupaya untuk menurunkan kasus stunting dengan melakukan berbagai program pencegahan, seperti pemberian suplemen tambahan dan pemantauan sejak masa pertumbuhan ibu hamil dan menyusui.
Namun, upaya pencegahan itu masih perlu dukungan dari semua pihak karena menurutnya penurunan stunting perlu terintegrasi.
Sementara intervensi spesifik dari sektor kesehatan sebesar 30 persen, sedangkan intervensi sensitif atau lintas sektor kontribusinya 70 persen.
“Perlu dukungan dari sektor lain untuk penangan stunting ini. Karena kalau hanya dari sektor kesehatan saja yang bergerak tentu tidak akan cukup dan terbatas,” katanya.
Fokus Edukasi Calon Pengantin
Sebelumnya, usai Rakorda di Aula Setda Kota Banjar Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN) Provinsi Jawa Barat, Wahidin menyebut saat ini pihaknya tengah membuat program prioritas penanganan stunting melalui upaya edukasi dini kepada para calon pengantin sebelum proses pernikahan.
Edukasi pencegahan stunting melalui usia pra nikah tersebut lebih efektif daripada dengan program pencegahan sebelumnya yang hanya pada saat masa kehamilan dan setelah proses melahirkan.
“Dengan pencegahan dini tersebut kita harap bisa menekan kasus stunting di Kota Banjar khususnya dan mencapai target penurunan sesuai target dari pemerintah pusat sebesar 14 persen pada tahun 2024 mendatang,” kata Wahidin. (Muhlisin/R6/HR-Online)