Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Dalam upaya menstabilkan harga gabah, Pemkab Pangandaran, Jawa Barat, akan membangun resi gudang.
Aep Haris Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Pangandaran mengakui jika selama ini harga jual gabah dari petani tak pernah stabil.
“Saat musim panen tiba, harga gabah dari petani menurun drastis, namun saat barang tidak ada harganya bisa melambung tinggi,” ujar Aep Haris, Kamis (11/3/2021).
Misalnya saja pada musim panen awal tahun 2021 ini. Harga jual gabah dari petani ke pengepul hanya Rp 350 ribu per kwintal.
“Padahal sebelumnya harga perkwintalnya mencapai Rp 700 ribu,” katanya.
Kondisi seperti ini memang menjadi fenomena klasik yang menjadi hukum pasar.
“Namun kedepan jika resi gudang sudah berdiri maka harga jual gabah petani Pangandaran bisa stabil,” ungkapnya.
Aep menambahkan, saat ini, biaya produksi menanam padi tidak sebanding dengan hasil panen.
Baca Juga: Harga Gabah Turun Drastis, Petani di Pangandaran Mengeluh
Sementara itu, petani asal Desa Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Arif membenarkan jika petani selalu mengeluh saat musim panen tiba.
Pasalnya, harga jual gabah selalu merosot dari harga normal. Ia mengaku, dari satu petak sawah miliknya biasa menghasilkan gabah 7 kwintal per musim panen.
“Jika harga jual gabah di Pangandaran perkwintalnya Rp350 ribu maka total penghasilan semuanya hanya Rp 2,4 juta,” ungkapnya.
Sementara biaya produksi yang harus ia keluarkan permusim tanam mencapai Rp 750 ribu, terdiri dari biaya bajak traktor Rp 250 ribu, pupuk 250 ribu dan upah tandur Rp 250 ribu.
“Jadi dalam setiap musim paling punya untung Rp1.700.000,” kata Arif.
Kondisi ini tentunya tidak sesuai dengan biaya produksi yang ia keluarkan.
Makanya, Arif berharap Pemkab Pangandaran bisa membantu para petani agar harga jual gabah selalu stabil setiap musimnya. (Ceng2/R8/HR Online) Editor: Jujang