Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Dulu sebelum Pembangkit Listrik Negara (PLN) masuk ke wilayah Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, masyarakat menggunakan alat penerangan berupa Petromak.
Petromak ini digunakan terutama pada acara-acara resepsi hajatan, kenaikan kelas dan acara-acara umum lainnya. Namun kini setelah PLN masuk, Petromaki terlupakan, bahkan sudah sangat sulit ditemui.
Salah seorang warga Langkaplancar Toha (72) mengatakan, sebelum pasokan listrik masuk, petromak yang merupakan lampu penerangan berbahan bakar minyak tanah itu menjadi alat penerangan utama. Namun seiring perkembangan zaman alat itu mulai dilupakan, bahkan sudah tidak ada lagi yang mempergunakannya.
“Bukan hanya tak lagi digunakan, bahkan kini keberadaannya juga sulit ditemukan, kalaupun ada kemungkinan itu hanya dijadikan barang koleksi saja. Bahkan tidak menutup kemungkinan satu atau dua tahun ke depan, Petromak akan menjadi barang antik yang punya nilai tinggi,” ucapnya.
Sekitar tahun 1960 sampai pada awal tahun 1990 Petromak merupakan alat penerangan yang sangat diperlukan oleh masyarakat di Langkaplancar Pangandaran. Terlebih jika ada warga yang akan mengadakan kegiatan di malam hari seperti resepsi hajatan dan resepsi-resepsi lainnya.
“Meski merupakan alat penerangan yang sangat dibutuhkan pada saat itu, namun pada kenyataannya tidak banyak orang yang memilikinya. Biasanya lampu Petromak hanya dimiliki orang yang tergolong memiliki ekonomi yang mampu dan jika ada masyarakat yang membutuhkannya, biasanya meminjam sama orang yang mampu,” paparnya.
“Saya yakin, saat ini anak-anak usia sekolah dasar di wilayah Langkaplancar banyak yang tidak mengetahui lampu petromak. Untuk itu saya berharap ada orang yang berusaha mengoleksi barang-barang seperti itu agar anak-anak mengetahui kebiasan orang tuanya dulu,” katanya.
Petromak sendiri sebenarnya merek dagang lampu penerangan yang berbahan bakar minyak berasal dari Jerman. Petromak itu sendiri merupakan singkatan dari “Petroleum Maxe”, julukan Max Graetz orang yang pertama kali membuatnya. (Enceng/R7/HR-Online)
Editor: Ndu