Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Puluhan masyarakat yang tergabung dalam korps Gunung Nangka Ngahiji, Kota Tasikmalaya, ontrog lokasi aktivitas galian C, Minggu (7/3/2021).
Adapun lokasi galian C tersebut berada di sekitar Gunung Nangka, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sebelumnya, puluhan massa dari warga Gunung Nangka, RW 01, Kelurahan Cipawitra tersebut, menggelar long march dari rumahnya masing-masing ke lokasi galian C.
Mereka ontrog lokasi galian C tersebut, lantaran menolak aktivitas yang bisa merusak alam Gunung Nangka.
Sesampainya di lokasi tujuan, puluhan massa langsung menduduki alat berat, yang akan dipakai untuk menggali wilayah sekitar Gunung Nangka.
Selain itu, massa aksi juga memasang poster dengan tulisan “Punten..!! Kami Menolak Galian C”.
Alasan Warga Ontrog Lokasi Galian C di Gunung Nangka Kota Tasikmalaya
Usep Rafi Sapari, warga sekitar Gunung Nangka mengatakan, aktivitas alat berat tersebut untuk membuka jalur dengan mengubah fungsi lahan hijau berupa sawah menjadi jalan.
Kemudian, katanya, jalan tersebut nantinya akan menjadi jalur keluar masuknya kendaraan dan alat berat. “Kemudian menjadikan aktivitas pertambangan di wilayah gunung tersebut,” katanya kepada HR Online, Minggu (7/3/2021).
“Kami masyarakat Gunung Nangka, RW 01, Kelurahan Cipawitra, Kota Tasikmalaya, sejak awal menolak rencana dan aktivitas galian C oleh siapapun,” tegasnya.
Menurut Usep, isu tersebut sudah lama, yaitu mulai awal bulan Desember 2020. Sejak itulah awal dari perjuangan masyarakat dalam rangka menolak adanya aktivitas apapun yang berkaitan dengan galian C.
Bahkan, sebelum ontrog lokasi galian C, masyarakat menyempatkan diri untuk mendatangi pemerintah di tingkat kelurahan. Hal itu untuk menyampaikan penolakan adanya rencana tersebut dengan alasan apapun.
“Penolakan kami berdasar pada ancaman kelestarian, yang berdampak besar bagi keseimbangan ekosistem,” tukasnya.
Selain itu, galian C tersebut juga akan menyumbangkan kerusakan lingkungan, yang nampak bagi masyarakat gunung Nangka.
Padahal, sambungnya, Gunung Nangka tersebut merupakan simbol kampung yang mesti dijaga sampai kapanpun kelestariannya.
Lebih lanjut Usep menambahkan, bahwa permintaan masyarakat cukup sederhana. Yaitu, merawat dan menjaga alam dari upaya upaya aktivitas yang akan mengancam keseimbangan ekosistem lingkungan.
“Kami akan terus ontrog lokasi galian C, jika mereka terus melakukan aktivitas. Karena bisa mengancam keseimbangan lingkungan di daerah kami,” pungkasnya. (Apip/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto