Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Lumbung padi di Kabupaten Pangandaran seiring berjalannya waktu semakin langka. Tempat untuk menyimpan hasil panen padi ini menjadi simbol kemakmuran pada zaman dulu.
Warga Pangandaran menyebut tempat ini Leuit. Bangunannya menyerupai rumah panggung kecil dan memiliki satu pintu di bagian atas.
Sementara bahan bangunan ini terbuat dari papan kayu dengan atap ijuk atau menggunakan daun dahon maupun kirai.
Hopod, salah satu warga Desa Cimindi, Kecamatan Cigugur, menyebut hampir semua keluarga di tanah pasundan memiliki leuit.
Apalagi bila dalam satu keluarga memiliki banyak lumbung padi itu menjadi pertanda bahwa orang tersebut kaya.
“Dulu simbol kemakmuran dari leuit ini,” katanya, Jum’at (12/3/2021).
baca juga: Ketua RT Ditahan, Ratusan Warga Datangi Polsek Cijulang Pangandaran
Seiring perkembangan zaman, lanjutnya, kini keberadaan leuit sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya, bahkan sulit dijumpai.
Menurutnya, sekarang banyak warga yang lebih memilih menyimpan hasil panennya di dalam rumah. Berbeda ketika tahun 70-an yang mana masih banyak warga memilikinya.
“Tahun 2000-an mulai langkanya,” imbuhnya.
Budaya Sunda ini, lanjutnya, sebenarnya patut untuk dipertahankan. Kendati sekarang sudah langka, ia harap warga tetap makmur dan tidak kekurangan stok makanan di musim paceklik.
“Dulu leuit itu di belakang rumah atau tempat yang terkena sinar matahari supaya tidak lembab. Memang masih ada yang mempertahankan lumbung padi sampai sekarang, namun yang disimpannya sudah beda,” pungkasnya. (Enceng/R6/HR-Online)
Editor: Muhafid