Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Saryuni, pengrajin anyaman bambu warga Dusun Sukamaju, RT 5, RW 11, Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, terlihat asyik menganyam hihid (kipas) di halaman rumahnya.
Tangannya terlihat keriput namun masih lincah menganyam bambu menjadi berbagai macam barang kebutuhan rumah tangga.
Usianya memang tak lagi muda, tahun ini Saryuni berusia 94 tahun. Saryuni merupakan salah satu pengrajin anyaman bambu di Pangandaran yang didominasi para lanjut usia.
Saryuni mengakui proses pembuatan berbagai peralatan dengan bambu itu memerlukan ketekunan. “Harus telaten dan sabar,” ujar Saryuni saat ditemui HR Online, Selasa (9/3/2021).
Peralatan yang dibuat Saryuni nantinya akan dibeli oleh pengepul. Tak hanya hihid, Saryuni juga membuat tempat nasi (boboko), kukusan (haseupan) dan saringan (ayakan). Semua peralatan rumah tangga tersebut berbahan baku bambu yang dianyam.
“Tidak mudah membuatnya, perlu telaten dan harus sabar agar hasilnya bisa memenuhi keinginan pelanggan,” kata Saryuni.
Saat masih muda, Saryuni menjadi seorang buruh tani, namun karena faktor usia kini Saryuni menjadi pengrajin anyaman bambu di Pangandaran.
“Masih muda masih kuat jadi buruh tani, setelah sudah tua membuat peralatan dari bambu ini. Sudah sejak tahun 2011 membuat anyaman seperti ini,” katanya.
Fisik Saryuni memang tak kuat lagi untuk melakukan pekerjaan kasar, karena itu di usia senjanya Saryuni memilih menganyam bambu.
“Kalau hihid biasanya dijual mulai dari Rp 3.000 sampai Rp 5.000 per buahnya,” jelasnya.
Saryuni memang tidak mematok harga untuk hasil anyamannya. Terkadang ia hanya memenuhi pesanan pelanggan yang datang ke rumahnya. “Tetapi kadang ada yang pesan dalam jumlah banyak,” sambungnya.
Hasil dari penjualan anyaman bambu mungkin tidak seberapa, namun Saryuni berusaha melestarikan peralatan dari anyaman bambu di tengah membludaknya produksi peralatan rumah tangga berbahan plastik yang kurang ramah lingkungan. (Ceng2/R7/HR-Online)
Editor: Ndu