Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Harga jual sayuran menjelang bulan suci Ramadhan di tingkat petani anjlok. Situasi seperti ini merugikan petani, sebab harga jual yang semestinya berangsur naik malah harganya jatuh.
Anda Lesmana, salah seorang petani di Desa Mekarbuana, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mengatakan, seandainya harga sayuran stabil tentunya para petani sumringah. Namun, dengan kondisi harga jual yang malah menurun, maka petani banyak yang mengeluh.
“Dengan harga jual yang tidak stabil pendapatan merosot tajam. Sebab harga semua jenis sayuran anjlok. Ya, sekarang harga sayuran pada tingkat petani turun drastis,” ujar Anda, Rabu (24/3/2021).
Anda menuturkan, harga cabe keriting di tingkat petani hanya Rp. 20.000 per kilogram. Sementara bawang merah Rp. 15.000, bawang daun Rp. 2.500, tomat Rp. 2.000, kol Rp. 3.000, jahe Rp. 7.000, cabe rawit Rp. 30.000 per kilogramnya.
“Dari beberapa komoditas tersebut hanya harga jual cabe rawit yang bisa disebut stabil,” katanya.
Anda menduga penyebab anjloknya harga komoditas pertanian karena kondisi ekonomi yang sedang terpuruk, sehingga daya beli masyarakat turun setelah munculnya wabah virus Corona.
“Jika kondisi ini tidak berubah kemungkinan para petani menengah ke bawah akan mengalami kebangkrutan,” katanya.
Selain itu, Anda juga menduga naik turunnya harga disebabkan oleh tidak seimbangnya ketersediaan produk dengan permintaan pasar.
“Bisa juga menurunnya harga sebagai akibat dari penawaran atau pasokan barang yang melimpah,” katanya.
Sementara itu, lanjut Anda, komoditas sayuran mudah rusak sehingga petani tidak bisa mengontrol dan menaikkan harga. Petani terpaksa menjualnya karena takut rusak dan menyebabkan kerugian lebih besar.
“Hal tersebut bisa terjadi karena mayoritas petani tidak memiliki teknologi penyimpanan yang cukup baik untuk mempertahankan kualitas komoditas sayuran, sehingga terpaksa menjualnya. Meski, harganya murah,” tandasnya. (Edji/R7/HR-Online)
Editor: Ndu