Hipospadia pada bayi merupakan kondisi lubang kencing berada pada bagian bawah penis, bukan ujungnya. Kelainan seperti ini bisa saja terjadi karena bawaan sejak lahir. Hal seperti ini dapat menyebabkan pada kelainan bentuk penis. Bayi juga akan kesulitan saat buang air kecil.
Kelainan Hipospadia pada Bayi yang Perlu Anda Pahami
Hipospadia adalah salah satu kondisi uretra berada pada posisi tidak normal. Uretra ialah saluran yang menghubungkan antara kandung kemih dan ujung penis.
Pada kondisi normal, lubang uretra tepat di ujung penis agar bisa mengeluarkan urine. Namun pada penderita penyakit ini, lubang uretra berada pada bagian bawah penis.
Baca Juga: Penyebab Penyakit Lupus dan Gejalanya yang Harus Diwaspadai
Kondisi seperti ini bersifat ringan jika ujung uretra bergeser hanya sedikit dari posisi normal. Tetapi akan parah jika ujung uretra terletak jauh pada posisi normal. Misalnya seperti di dekat buah zakar atau skrotum.
Gejala
Gejala hipospadia pada bayi yang utama adalah jika ujung uretra tidak terletak pada bagian ujung penis. Biasanya terletak pada dekat kepala. Namun ada pula yang terletak pada tengah maupun bawah penis.
Biasanya kondisi seperti ini terjadi juga berbeda-beda. Bahkan tingkat keparahannya juga tergantung pada letak lokasi lubang uretra.
Umumnya, pada lubang uretra pengidap hipospadia terletak pada bagian ujung penis. Tetapi ada juga yang terletak pada bagian pangkal penis dan bagian tengah.
Tanda yang bisa terlihat seperti kulup tampak menaungi pada ujung penis. Hal ini terjadi akibat kulup tidak dapat berkembang pada bagian bawah penis.
Penis juga akan melengkung ke bawah. Hal ini bisa terjadi karena ada pengencangan pada jaringan bawah penis. Sehingga percikan abnormal akan terjadi saat buang air kecil.
Baca Juga: Waspada Virus B117, Kenali Gejalanya Agar Tidak Terpapar
Penyebab
Hipospadia pada bayi terjadi karena saluran lubang uretra dan kulup penis mengalami gangguan. Kondisi seperti ini memang belum diketahui secara jelas. Pembentukan penis terjadi ketika berada dalam kandungan.
Seperti hormon seks pada laki-laki yaitu testosteron. Testosteron yang terhambat bisa menyebabkan terjadinya hipospadia. Sehingga pertumbuhan pada penis bayi akan terganggu.
Dari kebanyakan kasus, penyebab hipospadia memang belum bisa diketahui. Namun ada beberapa faktor lingkungan dan genetik yang ikut berperan.
Meskipun penyebabnya belum diketahui secara jelas, namun ada faktor tertentu yang memicu terjadinya hipospadia. Seperti ibu hamil pada saat usia 35 tahun ke atas.
Sulit untuk Buang Air Kecil
Hipospadia pada bayi juga akan menyulitkan orangtua untuk bisa merawat bayi. Karena kondisi seperti ini akan membuat bayi merasa sulit untuk buang air kecil.
Tanpa adanya perawatan, maka kelainan pada lubang kencing dapat menyebabkan bayi sulit memiliki keturunan saat beranjak dewasa nanti. Pasalnya, sperma akan lebih sulit masuk ke lubang vagina.
Diagnosis
Hipospadia bisa diketahui jika melakukan pemeriksaan fisik pada bayi serta tanpa melakukan pemeriksaan penunjang. Jika hipospadia parah, maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi.
Seperti uji pencitraan dan pemeriksaan genetik. Kemungkinan dokter akan membuat diagnosis dari riwayat medis serta merujuk bayi pada ahli bedah.
Baca Juga: Kandung Kemih Turun, Kenali Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya
Komplikasi
Hipospadia pada bayi jika tidak ditangani akan menyebabkan banyak masalah. Seperti akan mengganggu segala aktivitasnya. Bahkan kelainan seperti ini, akan membuat penderita kesulitan memiliki keturunan ketika sudah beranjak dewasa nanti.
Kelainan pada lubang kencing ini bisa terbentuk ketika usia kehamilan mencapai 14 minggu. Lubang uretra yang tidak tepat di ujung penis, akan menyebabkan bentuk penis yang melengkung.
Pengobatan
Hipospadia pada bayi yang bersifat ringan biasanya tidak harus membutuhkan perawatan khusus. Namun harus melakukan pemantauan agar bisa melihat kondisinya.
Biasanya operasi ini pada usia sekitar 6 sampai 12 bulan. Sebaiknya bayi jangan disunat terlebih dahulu ketika akan melakukan operasi karena dokter akan membutuhkan kulit kulup tersebut.
Operasi
Penderita seperti ini dapat sembuh dengan melakukan tindakan operasi. Tetapi apabila ada beberapa bentuk dari hipospadia, maka akan berlangsung lebih dari satu macam operasi.
Jika lubang kencing berada pada dekat pangkal penis, maka dokter akan mencangkok pada jaringan kulit kulup. Bisa juga pada bagian mulut agar membentuk kembali lubang kencing dengan posisi yang lebih tepat.
Pencegahan
Tindakan pencegahan bisa berlangsung dengan cara berkonsultasi kepada dokter. Ibu hamil juga harus berhati-hati saat menggunakan obat-obatan tertentu. Sebaiknya konsultasikan pada dokter dahulu saat ingin menggunakan obat tersebut.
Selain itu, supaya anda bisa mengurangi risiko hipospadia pada bayi, sebaiknya menghindari mengkonsumsi alkohol. Lalu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter. (R11/HR-Online)