Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Saat ini Pemerintah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, melalui Dinas Pertanian tengah menggalakkan penggunaan pupuk organik. Hal ini dilatarbelakangi hasil pertanian dari Kabupaten Pangandaran memiliki kandungan residu bahan kimia cukup tinggi, sehingga tidak diterima di pasar internasional.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pangandaran, Aep Haris mengatakan, para petani di Pangandaran saat ini terbiasa menggunakan pupuk kimia.
“Padahal pupuk kimia ini memiliki dampak terhadap kesuburan tanah. Karena organisme pembentuk unsur hara atau penyubur tanah bisa mati atau populasinya jadi berkurang,” kata Aep, Jumat (12/3/2021).
Baca Juga: TPI Minasari Pangandaran Sepi, Faktor Cuaca Nelayan Tak Bisa Melaut
Karena itu, menurut Aep perlu ada upaya untuk menyelamatkan tanah pertanian agar unsur hara tidak tergerus akibat pupuk kimia.
“Kami akan menggalakkan penggunaan pupuk organik melalui program UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik),” katanya.
Aep menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan organik di Pangandaran butuh setidaknya 186 UPPO. Nantinya 186 UPPO tersebut akan disebar di 93 Desa di Kabupaten Pangandaran. Masing-masing Desa akan memiliki 2 UPPO.
“Satu UPPO butuh biaya Rp 200 juta. Dana tersebut untuk bangunan rumah kompos, bak fermentasi, APPO (Alat Pengolah Pupuk Organik), kendaraan roda 3, bangunan kandang ternak komunal, dan ternak sapi,” jelasnya.
Baca Juga: Stabilkan Harga Gabah, Pemkab Pangandaran Akan Dirikan Resi Gudang
Gara-gara penggunaan pupuk kimia, Aep melanjutkan, hasil pertanian Kabupaten Pangandaran tidak diterima oleh pasar internasional. Alasannya karena bahan kimia yang terkandung dalam hasil pertanian dari Pangandaran masih tergolong tinggi.
“Kami optimis jika pertanian di Pangandaran menggunakan pupuk organik, maka hasilnya bisa tembus ekspor dan bersaing di pasar internasional,” katanya.
Apalagi, lanjut Aep, jika masyarakat sudah sadar dalam penggunaan pupuk organik dalam pertanian.
“Jika program UPPO di Pangandaran sudah berkembang, hasil pertanian akan maksimal, dan tingkat populasi hewan ternak sapi juga bisa meningkat,” katanya. (Ceng2/R7/HR-Online)
Editor: Ndu