Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Tanaman kapulaga atau kapol dari para petani di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat laris manis sampai pasar internasional. Salah satunya diekspor hingga ke China.
Kodir (38), warga Dusun Sukasirna, Desa Bunguraya, Kecamatan Langkaplancar, mengaku sudah lama menanam kapol dan hasilnya cukup menguntungkan.
“Harga kapol dari petani ke pengepul sekitar Rp 30 ribu per kilo, kapolnya itu sudah kering,” katanya, Senin (22/3/2021).
Menurut Kodir meskipun pandemi Covid-19 namun petani kapol dari Pangandaran tidak merasakan dampak yang merepotkan.
“Harga kapol masih stabil meskipun pandemi Covid-19. Sebaliknya harganya naik karena banyak permintaan dari luar negeri,” ungkap Kodir.
Kodir menanam kapol di atas lahan seluas 4.200 meter. Saat panen, Kodir menghasilkan kapol basah rata-rata 40 kilogram.
“Kalau kita tanam kapolnya bulan Januari, maka hasilnya baru bisa dipanen bulan September,” jelasnya.
Apabila sedang musim hujan, kata Kodir, setelah panen perdana, maka akan terus memanen kapol setiap bulan.
“Ada istilahnya musim panen raya kapol. Panen raya di sini maksudnya panen berkali-kali sampai enam bulan berturut-turut,” katanya.
Sementara itu, Kunkun, Ketua Asosiasi Kapol Pangandaran, mengatakan, permintaan kapol asli hasil budidaya petani di Pangandaran ini sangat tinggi.
“Konsumen besar pabrikan justru banyak mencari kapol dari Kabupaten Pangandaran. Kualitasnya sudah diakui, lebih bagus daripada kapol dari daerah lain. Makanya tak heran sampai negara China saja mengincar kapol dari Pangandaran,” ungkap Kunkun.
Menurut Kunkun, kebutuhan kapol kering negara China juga cukup tinggi. Per tahun kebutuhan kapol di China mencapai 60.000 ton.
“Jangankan kebutuhan negara China, kebutuhan pabrikan besar yang bahan dasarnya kapol seperti obat, bumbu, kosmetik, dan parfum di Indonesia juga cukup besar,” katanya.
Kunkun menambahkan, kiriman kapol dari Kabupaten Pangandaran untuk pabrik di Indonesia rata-rata mencapai 12 ton dalam dua minggu. (Ceng2/R7/HR-Online)
Editor: Ndu