Aplikasi ISPU Net hadir untuk memantau kualitas udara secara real time di Indonesia. Dalam pengendalian pencemaran udara, maka Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memiliki komitmen cukup penting.
Komitmen tersebut bertujuan untuk memberikan informasi mutu udara yang lebih tepat serta akurat kepada masyarakat.
Berdasarkan pernyataan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) MR Karliansyah menyebutkan bahwa hingga saat ini alat pemantauan status mutu udara sudah terpasang pada 39 lokasi di berbagai kota besar di Indonesia.
Pada tahun 2021 ini akan diadakan pembangunan sejumlah 14 unit Air Quality Monitoring Station (AQMS) tambahan. Informasi ini ia sampaikan pada acara media breafing di Jakarta pada Jumat 5 Maret 2021 lalu.
Baca Juga: Mute Video WhatsApp, Fitur Baru yang Sedang Uji Coba pada Versi Beta
Mengenal Aplikasi ISPU Net
Pembangunan 14 unit AQMS tambahan tak hanya sebagai salah satu upaya KLHK dalam memonitoring program pengendalian pencemaran udara di Tanah Air.
Akan tetapi, juga untuk memberikan informasi mutu udara yang tepat serta akurat kepada masyarakat. Dalam hal ini, MR Karliansyah juga menyatakan bahwa masyarakat dapat mengetahui hasil dari pemantauan kualitas udara secara real time di Indonesia.
Mengenal Indeks Standar Pencemar Udara
Indeks Standar Pencemar Udara atau sering disingkat dengan ISPU merupakan angka yang memberikan gambaran mengenai kondisi udara ambien pada suatu lokasi.
Indeks tersebut pada umumnya berdasarkan dari 5 parameter utama yang meliputi:
- Nitrogen dioksida atau NO2 yang diukur dalam setiap ja
- Ozo (03), pengukuran setiap jam
- Karbon monoksida (CO) pengukuran dalam waktu 8 jam
- Sulfur dioksida (SO2) pengukuran dalam waktu 24 jam
- Partikulat PM10, pengukuran dilakukan dalam waktu 24 jam
Masing-masing parameter nantinya diukur serta diambil rata-ratanya. Selanjutnya hasil pengukuran aplikasi ISPU Net menyebar kepada masyarakat setiap 24 jam.
Mulai pukul 15.00 WIB hingga 15.00 WIB pada keesokan harinya. Semakin besar angka ISPU Net, maka tingkat polusi serta pencemaran udaranya pun semakin parah.
Baca Juga: Aplikasi WhatsApp Desktop, Panggilan Suara ataupun Video Lebih Asyik
Pengaruh ISPU Terhadap Kesehatan
Dengan hadirnya aplikasi ISPU Net, tentu mampu memberikan kemudahan pengukuran parameter udara. Masing-masing parameter yang terpakai untuk mengukur pencemaran udara mempunyai efek tersendiri bagi kesehatan.
Sebagai contoh pada PM10. Ini merupakan partikel udara yang mempunyai ukuran 10 mikrometer. Pada umumnya, PM 10 berasal dari debu, diesel truk, pembangkit listrik, serta tungku kayu.
Semakin tinggi atau kian banyak partikel PM10 yang terhirup, maka tubuh pun semakin lama akan mengalami beberapa gejala.
Gejala tersebut antara lain batuk, sesak napas, serangan asma, iritasi mata, sakit tenggorokan dan hidung, serta detak jantung tidak beraturan. Bahkan dapat menyebabkan kematian dini, terutama pada penderita penyakit jantung dan paru-paru.
Begitu pula pada ozon, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, serta karbon monoksida. Gabungan dari semua zat tersebut tentu dapat menurunkan kesehatan tubuh.
Tampilan Informasi Aplikasi ISPU Net
Informasi ini dapat mereka ketahui melalui website serta aplikasi berbasis Android bernama ISPU Net. AQMS tidak hanya menampilkan adanya kondisi kualitas udaranya saja. Akan tetapi, juga menyakup nilai kritis parameter, tingkat kelembaban, nilai tekanan udaranya, grafik parameter, serta suhu.
Parameter yang terpakai dalam hitungan Indek Standar Pencemaran Udara atau ISPU memiliki hasil yang cukup beragam. Hasil parameter antara lain sulfur dioksida (SO2), ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2), hidrokarbon (HC), partikulat (PM10 dan PM2.5), serta karbon monoksida (CO).
Sedangkan perhitungan ISPU PM 2,5 petugas sampaikan setiap jam sekali selama 24 jam. Selanjutnya, parameter selain ISPU PM 2,5 petugas sampaikan setiap 2 kali sehari pukul 09.00 serta 15.00 WIB.
Baca Juga: Aplikasi Transfer File Terbaik, Solusi Pengiriman Data Praktis dan Cepat
Metode Perhitungan Aplikasi ISPU Net
Metode penghitungan ISPU Net melalui aplikasi digital mengacu pada Permen LHK No, 14 Tahun 2020 mengenai Indek Standar Pencemar Udara.
Selanjutnya ISPU terhitung dari data hasil pemantauan kualitas udara ambien dengan stasiun pemantauan yang telah beroperasi secara otomatis serta kontinue.
Selanjutnya Karliansyah menyebutkan selama masa pandemi Covid-19 telah terdapat perbaikan kualitas udara. Hal ini terbukti dari pantauan pada beberapa kota, data AQMS untuk PM 2,5 telah terjadi perbaikan antara 32% hingga 35%.
Perbandingan dengan tahun sebelumnya, pada periode yang sama, hampir keseluruhan kota mengalami adanya perbaikan kualitas udara.
Mengenai hal ini, maka informasi yang resmi serta valid bagi masyarakat tetap harus merujuk pada hasil perhitungan melalui aplikasi ISPU Net. Pasalnya, aplikasi ini telah menggunakan standart perhitungan yang ilmiah, akurat, dan terpercaya.