Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Kasus dugaan penipuan Album Kenangan dengan korban ratusan mantan siswa SMA Negeri 5 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, terus memanas.
Bahkan, korban penipuan tersebut Jumat (26/2/2021) kemarin mendatangi Polresta Tasikmalaya. Mereka datang untuk menjalani proses pemeriksaan terkait kasus tersebut.
Ratusan alumni SMAN 5 Kota Tasikmalaya itu melaporkan DY, yang menjanjikan paket lengkap Album Kenangan, termasuk merchandise lainnya untuk para siswa mantan sekolah tersebut.
Namun kenyataannya paket tersebut tidak lengkap, padahal para alumni tersebut sudah membayar uang sebesar Rp 350.000 kepada terlapor.
Menanggapi kasus dugaan penipuan Album Kenangan kepada kliennya, Yudi Rhisnandi yang merupakan kuasa hukum terlapor pun angkat bicara. Dan kuasa hukum terlapor tidak terima jika kliennya (DY) dituduh menipu.
Berita Terkait : Ratusan Alumni SMAN di Tasikmalaya Jadi Korban Penipuan Album Sekolah
Bahkan Yudi menduga ada provokator di balik dilaporkannya DY oleh ratusan alumni SMAN 5 Angkatan 2020 ke Polres Tasikmalaya Kota.
“Kami ingin mengklarifikasi tentang statement kuasa hukum mereka di media online. Bahwasannya menurut kami itu tidak benar,” tegas Yudi Sabtu (27/2/2021).
Lebih lanjut Yudi menuturkan, bahwa para alumni menyebutkan ada nama bendera perusahaan. “Padahal, jelas dari awal klien kami ini bekerja untuk dirinya sendiri. Jadi ia tidak membawa nama perusahaan,” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, pihak perusahaan juga jelas tahu bahwa DY sudah minta izin untuk mengerjakan proyek Album Kenangan secara pribadi. Bahkan, menurutnya, pihak panitia juga mengetahuinya.
Kuasa hukum terlapor pun membantah bahwa DY asli Tasikmalaya. Jadi bukan asli dari bandung. “Namun memang kerjanya di Bandung,” katanya.
Itikad Baik Terlapor Dugaan Penipuan Album Kenangan SMAN 1 Kota Tasikmalaya
Ketika DY disebut ada modus penipuan untuk Album Kenangan, Yudi pun membantah. Karena, katanya, sejak awal kliennya tersebut sudah ada itikad baik. Akan tetapi, DY mendapat tekanan dari panitia untuk mengganti uang sebesar Rp 250 ribu per orang. “Padahal, pekerjaannya itu sudah hampir selesai,” ucapnya.
Yudi menuturkan, bahwa hanya satu item yang DY kerjakan belum beres, dan item tersebut memang ada kendala.
“Ya tahu sendiri kan sekarang lagi masa pandemi Corona. Jadi 1 item yang dari pihak temennya kerjakan itu jadi lambat pengerjaannya. Walaupun temannya itu tidak bertanggung jawab, namun DY sangat jelas tanggung jawab sekali dengan pekerjaan ini,” tuturnya.
Sementara untuk 1 item tersebut, menurut Yudi nilainya kalau diperinci kurang lebih Rp 50 ribu.
“Jadi, kalaupun mereka ingin menuntut agar DY mengembalikan uang tersebut, ya jelas yang buku itu saja seharga Rp 50 ribu,” tukasnya.
Oleh karena itu, Yudi meminta keadilan. Karena pekerjaan kliennya tersebut tidak dihargai. Selain itu, untuk video dan foto Album Kenangan sudah beres.
“Namun jika mau begitu meminta seluruh uangnya kembali segitu, ini jelas tidak ada keadilan untuk klien kami,” tegasnya.
Sudah Lakukan Mediasi
Yudi menambahkan, bahwa dalam kasus dugaan penipuan Album Kenangan ini, pihaknya sudah melakukan mediasi sebanyak 4 kali.
Selain itu, ketika ada undangan untuk DY, bahwa pihaknya selalu kooperatif. “Jadi unsur penipuan Album Kenangannya dari mana?,” ucapnya.
Sementara untuk persoalan ganti rugi, pihaknya merasa keberatan. Bahkan, menurut Yudi ganti rugi tersebut sangat tidak masuk akal.
“Bayangkan saja proses pengambilan foto saja ada dua tempat yang berbeda, yaitu Garut dan Pangandaran. Jadi jarak masing-masingnya jauh, dan tentu memakan waktu lama,” terangnya.
Maka agar proses pekerjaan bisa selesai semua sesuai perjanjian, pihaknya pun menawarkan solusi. “Dan kita kasih konpensasi karena keterlambatan,” imbuhnya.
“Akan tetapi, mereka tetap ingin uang sebesar Rp 250.000 kembali. Itukan jelas tidak bijaksana,” ujarnya.
Bahkan Yudi menduga dan curiga bahwa kasus dugaan penipuan Album Kenangan SMAN 5 Kota Tasikmalaya ini, ada pihak luar yang mengompori.
“Ya mungkin ada orang yang memanfaatkan situasi ini. Kalau yang mereka tuntut Album Kenangan, ya mereka tuntut albumnya saja. Jadi seolah-olah ada motif lain untuk menghancurkan klien kami. Dan saya yakin dari seluruh alumni SMAN 5 Kota Tasikmalaya tidak semua begitu. Mungkin ada beberapa orang sejalan,” pungkasnya. (Apip/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto