Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Kerajinan kain shibori karya siswa-siswi SMK Bakti Karya (SBK) Parigi bakal dipamerkan pada Hari Hutan Sedunia 21 Maret 2021 mendatang.
Ketua Pelaksana pemeran, Jujun Junaedi, mengatakan, kegiatan tersebut tiada lain untuk mengingatkan masyarakat menjaga hutan di sekitar.
Bahkan, pihaknya merencanakan akan mengundang para pejabat, mulai dinas, Bupati, Mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, Kadin, BI maupun pengusaha lokal.
“Keragaman alam dan budaya yang ada di kita menjadi spirit menjalani hidup. Dalam hal ini kita ingin mengembalikan kearifan lokal pada tempatnya yang terhormat,” katanya, Senin (22/2/2021).
Dengan adanya kelas multikultural yang ada di SBK ini, kata Jujun, pihaknya memberikan kesempatan kepada siswa dari berbagai provinsi dengan latar belakang berbeda untuk saling berinteraksi dan belajar bersama.
Termasuk juga kelas ekologi, prakarya, dan kewirausahaan yang berbasis kearifan lokal, ramah lingkungan serta berkelanjutan.
“Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, kami merilis program produksi, pameran, dan fashion show kain Shibori karya siswa. Gagasan ini berasal dari seorang relawan dari seorang anggota komunitas ilalang Jepara, Nikmatul Hanik,” imbuhnya.
Baca juga: Agun Gunandjar Apresiasi Kain Shibori SMK Bakti Karya Pangandaran
Asal Mula Kerajinan Kain Shibori Pangandaran
Jujun mengungkapkan, adanya program kelas ekologi tersebut, Nikmatul Hanik melakukan uji coba pembuatan kain yang ramah lingkungan dan akhirnya berhasil.
Dalam proses pewarnaannya itu dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang mudah didapat dari hutan, seperti daun, kulit kayu, dan buah yang sudah tidak dimanfaatkan.
“Bahan mentahnya sangat melimpah di Pangandaran, seperti daun ketapang, daun mangga, kulit kayu mahoni, indigovera, kulit manggis dan kayu secang. Dari bahan ini kita sulap menjadi sebuah karya,” ucapnya.
Selain bertujuan untuk membangun ketrampilan, kreativitas, dan jiwa kewirausahaan di sekolah, program ini merupakan bagian dari kampanye penggalangan dana (fundraising).
Sasarannya yakni ikut mengkampanyekan gerakan penggunaan bahan yang ramah lingkungan dalam pembuatan produk kreatif dari siswa.
Sementara itu, dalam pewarnaan kerajinan kain shibori ini mengedepankan prinsip fashion berkelanjutan yang menjadi watak dari eco-fashion, ramah lingkungan karena menggunakan bahan pewarna organik, serta dari alam yang limbahnya dapat didaur ulang.
“Dengan membeli kerajinan kain shibori berarti ikut mendukung sekolah yang ramah lingkungan ini, apalagi siswanya itu berasal dari berbagai daerah di Indonesia,” pungkasnya. (Mad/R6/HR-Online)