Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Kepala Pusat Potensi Dirgantara TNI AU, Marsekal Pertama (Marsma), Fajar Adriyanto, mengunjungi pembuat pesawat Stul, Heri Suyanto, di Dusun Nambo. Desa Cintajaya, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Kedatangan Kepala Pusat Potensi Dirgantara TNI AU itu didampingi Komandan Lanud Wiriadinata Tasikmalaya, Jumat (05/02/2021).
Kapus Potensi Dirgantara TNI AU, Marsma. Fajar Adriyanto, mengaku sangat mengapresiasi terhadap usaha keras yang dilakukan Heri. Sehingga dia mampu membuat sebuah pesawat yang sangat luar biasa.
“Kita sangat mengapresiasi sekali. Ini merupakan sebuah karya anak bangsa yang sangat inovasi, kreatif, dan luar biasa. Membuat pesawat itu sangatlah sulit dan rumit. Namun, ditangan Heri, ia mampu menciptakannya meski dengan alat seadanya,” katanya.
Marsma. Fajar Adriyanto, juga mengatakan, pihaknya akan menguji coba terlebih dahulu pesawat Stul hasil karya warga Lakbok tersebut, sampai bisa keluar sertifikasi yang memenuhi syarat. Seperti halnya uji kelayakan dan sebagainya.
“Jika semuanya sudah kita anggap laik, maka kita akan izinkan pesawat ini untuk diterbangkan,” ungkapnya.
Lanjut Kapus Potensi Dirgantara TNI AU, saat ini Indonesia memang sudah banyak orang yang mampu menciptakan pesawat jenis tersebut. Namun, berbeda dengan karya Heri ini.
Baca Juga : Cafe di Ciamis Ini Suguhkan Sensasi Naik Pesawat Asli
Ia menyebutkan, rata-rata yang pihaknya temui hanya bisa merakit pesawat saja. Berbeda dengan Heri yang memiliki terobosan, dan berhasil membuat pesawat sendiri.
“Mungkin di Jawa Barat sampai sekarang belum ada yang seperti ini,” kata Marsma. Fajar Adriyanto.
Biaya Pembuatan Pesawat asal Ciamis
Sementara itu, Heri Suyanto, kepada HR Online, mengaku bangga bisa membuat sebuah pesawat. Meski dalam hal ini ia harus mengeluarkan modal yang lumayan besar.
“Pembuatan pesawat ini baru mencapai 90 persen. Selama 11 bulan ini saya menghabiskan waktu untuk membuat pesawat jenis Stul ini. Saya paling dibantu oleh istri saya,” tuturnya.
Heri mengatakan, sampai saat ini ia telah menghabiskan biaya untuk pembuatan pesawat tersebut hingga mencapai Rp 500 jutaan.
“Semuanya modal pribadi. Lumayan besar sih, karena kebanyakan alat yang kita gunakan untuk membuat pesawat ini impor dari luar negeri,” jelasnya. (Suherman/R3/HR-Online)
Editor : Eva Latifah