Tempat Nabi Musa menerima wahyu memang sering menjadi pertanyaan. Terdapat sebuah tempat dimana nabi Musa menerima Wahyu dari Allah SWT. Menurut sejarah Islam, Musa menerima wahyu dari Allah SWT di sebuah gunung.
Nabi Musa adalah salah satu nabi terkenal dalam agama Islam yang memiliki peran penting dalam sejarah umat manusia. Salah satu momen yang sangat bersejarah dalam kehidupan beliau adalah ketika menerima wahyu dari Allah SWT.
Tempat di mana Nabi Musa mendapatkan wahyu tersebut menjadi suatu tempat yang suci dan dipandang sangat istimewa oleh umat Islam.
Baca Juga: Keteladanan Nabi Nuh Miliki Kesabaran yang Luar Biasa
Di tempat itulah Nabi Musa AS menerima wahyu untuk yang pertama kalinya dari Allah SWT. Dengan adanya sebuah wahyu tersebut, Allah SWT telah memberikan 10 perintah kepada Musa agar disampaikan kepada umatnya.
Tempat Nabi Musa Menerima Wahyu dan Kisahnya
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, Musa menerima wahyu dari Allah SWT di sebuah gunung. Nabi Musa menerima wahyu di gunung yang bernama Tursina atau Gunung Sinai.
Gunung Tursina ini juga kerap kali disebut dengan Gunung Musa atau Gunung Horeb. Ini merupakan sebuah gunung yang memiliki ketinggian 2.286 m terletak pada Semenanjung Sinai Mesir.
Gunung Sinai adalah sebuah pegunungan yang indah dan memiliki makna yang mendalam dalam sejarah agama-agama samawi. Dalam kitab suci Al-Quran, Allah SWT menyebutkan bahwa Musa mendaki Gunung Sinai untuk bertemu dengan-Nya dan menerima perintah-perintah-Nya.
Ketika Musa mendaki Gunung Sinai, ia mencapai puncak yang disebut sebagai “Tursina”. Di puncak tersebut, Musa berada dalam kehadiran Allah SWT dan menerima wahyu berupa perintah-perintah, hukum-hukum, dan petunjuk-petunjuk yang diberikan langsung oleh Allah.
Jadi, Gunung Sinai merupakan tempat Nabi Musa menerima wahyu yang mencakup perintah-perintah moral, etika, dan hukum yang menjadi dasar ajaran agama Islam.
Kisah Sebelum Nabi Musa Menerima Wahyu
Sebelum Musa menerima wahyu dari Allah SWT di Gunung Sinai, terdapat sejumlah peristiwa yang membentuk perjalanan hidupnya dan mempersiapkannya untuk misi yang besar sebagai nabi dan rasul.
Musa lahir pada masa ketika Firaun, raja Mesir pada saat itu, mengeluarkan perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki Bani Israel yang baru lahir. Namun, ibu Musa yang saleh, Yocheved, meletakkannya di sebuah peti dan melepaskannya di sungai Nil.
Peti itu akhirnya ditemukan oleh istri Fir’aun, Asiyah, yang merasakan belas kasihan terhadap bayi itu. Dia mengadopsinya dan memberinya nama Musa.
Musa tumbuh dewasa di istana Fir’aun, tumbuh menjadi pria yang kuat, bijaksana, dan penuh keadilan. Namun, dia selalu merasa terhubung dengan orang-orang Bani Israel yang ditindas oleh Fir’aun. Suatu hari, saat melihat seorang tentara Mesir menyakiti seorang budak Bani Israel, Musa tidak bisa menahan amarahnya dan membunuh tentara tersebut.
Setelah mengetahui perbuatan Musa, Fir’aun mencoba membunuhnya. Musa kemudian melarikan diri ke Madyan. Kemudian dia bertemu dengan Syuaib, seorang nabi yang saleh. Di Madyan, Musa menikahi putri Syuaib dan hidup sebagai seorang gembala selama beberapa waktu.
Baca Juga: Keteladanan Nabi Sulaiman, Pemimpin yang Arif dan Bijaksana
Pada suatu hari, saat Musa menggembalakan kawanan domba di Gunung Sinai, dia melihat semak yang terbakar, namun tidak terbakar habis. Musa merasa terpanggil untuk mendekat dan saat dia mendekat, Allah SWT berbicara langsung kepada Musa melalui semak itu.
Inilah momen penting di mana Musa menerima wahyu pertamanya dan mendapatkan tugas untuk kembali ke Mesir dan membebaskan Bani Israel dari perbudakan Fir’aun. Disitulah tempat Nabi Musa menerima wahyu dari Allah.
Perintah Allah Kepada Nabi Musa
Tempat Nabi Musa menerima wahyu dari Allah SWT yaitu terletak pada Gunung Sinai atau Gunung Tursina. Musa mendapatkan wahyu dari Allah yang berisi 10 hukum atau perintah adalah Firman Allah. Ungkapan tersebut terdapat tiga kali dalam Kitab Taurat dengan bahasa Yunani.
Allah SWT telah menuliskan firman pada batu lempengan dan memberikannya kepada Nabi Musa. Terdapat 10 perintah dari Allah kepada Musa yang ia terima pada Gunung Sinai. Berikut ini merupakan 10 perintah Allah kepada Nabi Musa yang terdapat dalam kitab Taurat:
- Sembahlah Allah, larangan persekutukan Allah.
- Jangan menggunakan nama Allah secara sembarangan.
- Jangan menyembah berhala.
- Perintah untuk menjalankan hari sabat.
- Larangan membunuh anak dengan alasan takut miskin.
- Hormati dan berbuat baik kepada ayah ibu.
- Jangan mencuri.
- Larangan berzina.
- Jangan menginginkan milik sesama.
- Jangan memberikan kesaksian yang palsu atau tidak benar.
Timbul Perselisihan
Setelah Musa menerima wahyu dari Allah SWT pada Gunung Sinai atau Tursina, terjadi permusuhan dan perselisihan. Telah terjadi permusuhan dan perselisihan dari berbagai kaum yang mempercayai agama berbeda.
Yahudi atau Nasrani memiliki anggapan tersendiri dari 10 perintah Allah yang turun kepada Nabi Musa. Lalu, agama Islam sebagai penyempurna telah mencoba mengembalikan 10 perintah Allah.
Baca Juga: Istri Fir’aun yang Mengasuh Nabi Musa AS, Peroleh Jaminan Surga
Gunung Sinai menjadi tempat yang sangat berarti bagi umat Islam karena di sinilah Nabi Musa menerima Taurat, kitab suci pertama dalam tradisi Yahudi yang juga memperoleh pengakuan dari umat Islam. Wahyu yang Musa terima di Gunung Sinai membentuk landasan ajaran agama Islam dan memainkan peran penting dalam mengarahkan umat manusia ke jalan yang benar.
Selain itu, Gunung Sinai juga menjadi tempat berlangsungnya berbagai peristiwa penting dalam sejarah Nabi Musa. Misalnya, tempat Nabi Musa menerima wahyu dan hukum-hukum Allah seperti Sepuluh Perintah Allah (Sepuluh Hukum), yang menjadi dasar ajaran moral dan etika dalam agama Islam. (R10/HR-Online)