Berita Kota Banjar, (harapanrakyat.com),- BPBD Kota Banjar, Jawa Barat, menyiapkan tenda pengungsian dan bantuan untuk warga yang terdampak banjir luapan Sungai Citapen lingkungan Siluman Baru, Kelurahan Purwaharja.
Pendirian tenda pengungsian tersebut untuk mengevakuasi warga yang rumahnya terdampak banjir sekaligus tenda pemantauan antisipasi kemungkinan adanya luapan banjir susulan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjar, Kusnadi, mengatakan, ada dua tenda dengan lokasi berbeda yang saat ini sedang didirikan untuk memantau perkembangan situasi dan mengevakuasi korban.
Satu tenda pemantauan di wilayah pusat luapan banjir di Lingkungan Siluman Baru dan tenda pengungsian warga yang berlokasi di wilayah Desa Mekarharja.
“Tenda pengungsian kami fokuskan di Mekarharja karena warga korban banjir yang ada di Siluman Baru sudah mengungsi ke rumah saudaranya,” kata Kusnadi kepada awak media, Kamis (14/1/21).
Sampai siang hari ini, lanjutnya, BPBD mencatat sedikitnya terdapat 6 rumah warga dengan jumlah 9 jiwa yang terendam banjir. Rinciannya 3 rumah warga berada di Desa Mekarharja dan 3 lainnya berada di lingkungan Siluman Baru.
Ketinggian banjir juga meningkat dari sebelumnya hanya 10-15 centimeter sekarang mencapai sudah 1 meter. Bahkan sudah masuk ke dalam rumah warga sehingga tidak bisa lagi menempatinya.
“Ketinggian air mencapai satu meter. Ini karena tadi malam hujan kembali turun cukup deras dan berpengaruh pada debit air sungai Citapen,” jelas Kusnadi.
Baca juga: Sungai Citapen Meluap, 2 Rumah Warga Banjar Terendam Banjir
Distribusi Sembako dan Air Bersih
Sementara itu, Sekda Kota Banjar, Ade Setiana, saat meninjau lokasi bencana mengatakan, untuk membantu warga yang terdampak banjir pemerintah saat ini sudah menyiapkan distribusi bantuan air bersih ke lokasi banjir.
Termasuk memberikan bantuan logistik berupa sembako dan menyiapkan tenaga medis dari Puskesmas Purwaharja untuk memantau kesehatan warga masyarakat antisipasi kemungkinan timbulnya bibit penyakit akibat banjir ini.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Baznas, Kesra dan instansi yang lain untuk membantu penanganan musibah banjir ini,” kata Ade Setiana.
Terkait penanganan jangka panjang, kata Ade, pemerintah akan mencari solusi dengan membuat sodetan di hulu sungai serta mengupayakan normalisasi agar aliran sungai Citapen kembali normal dan banjir musiman ini tidak terulang lagi.
Sodetan tersebut untuk mengurangi jumlah volume air dari sungai Citapen ketika debit tinggi dan pembuangan ke Citanduy terhambat karena pintu klep tertutup.
Namun sebelum itu, imbuh Ade, tentu perlu pengajuan terlebih dahulu pada saat proses Musrenbang yang diusulkan oleh Kelurahan dan Kecamatan.
“Untuk solusi jangka panjang tentu perlu ada pembuatan sodetan dan normalisasi Sungai Citapen ini. Tadi kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak BBWS,” katanya. (Muhlisin/R6/HR-Online)
Editor: Muhafid