Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Positif Covid-19 Kota Banjar, Jawa Barat angkanya kian meningkat, kinerja Tim Satgas pun menjadi sorotan pihak DPRD. Wakil Ketua DPRD Kota Banjar, Tri Pamuji Rudianto, serta Anggota DPRD lainnya menganggap perlu adanya evaluasi dan pembenahan kinerja pada internal Satgas Percepatan Penanganan Covid-19.
Menurut para wakil rakyat itu, selain faktor kesadaran warga masyarakat, meningkatnya jumlah Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir ini juga karena kurang berjalannya fungsi manajemen organisasi secara maksimal di internal Tim Satgas itu sendiri.
Akibat dari kurang maksimalnya fungsi manajemen organisasi itu, maka koordinasi juga kurang berjalan. Sehingga, berdampak pada upaya penanganan dan pencegahan oleh tim petugas lapangan.
“Saya rasa ada kegelisahan juga sebenarnya pada Tim Satgas itu sendiri, dan ini perlu segera melakukan pembenahan. Terutama oleh Ketua Satgas kepada jajarannya agar penanganan kembali berjalan efektif,” kata Tri Pamuji, kepada HR Online, Jum’at (01/01/2021).
Ia mencontohkan, akibat kurang maksimalnya fungsi manajemen itu misalnya upaya penanganan menjadi terhambat. Selain itu, juga menimbulkan ketidakpastian penanganan pasien positif seperti perawatan pasien.
Ketidakpastian itu pun berimbas kepada para petugas medis dan pelaksana Satgas yang lain, yang idealnya mereka sudah memiliki SOP dalam pelaksanaan. Namun, menjadi gamang saat melaksanakan tugas, karena tidak adanya ketegasan dari Ketua Tim Satgas Covid-19.
“Ini tentunya berdampak kurang baik kepada masyarakat. Karena sangat memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat akan kepatuhan protokol kesehatan. Sebaiknya segera melakukan pembenahan biar ada ketegasan,” ujar Tri Pamuji.
Baca Juga : Awal Tahun Baru, Bertambah Lagi 7 Warga Kota Banjar Positif Covid-19
Perlu Kedisiplinan Bersama Patuhi Prokes
Positif Covid-19 Kota Banjar semakin meningkat. Terkait adanya pasien positif yang menolak menjalani perawatan masuk rumah sakit, Anggota DPRD dari Komisi III, H. Sudarsono, mengatakan, tentunya Tim Satgas harus mengambil sikap tegas. Apalagi jika pasien tersebut sudah betul-betul terkonfirmasi positif Covid-19.
Sikap tegas tersebut tentunya juga harus didahului dengan pendekatan-pendekatan persuasif. Walaupun pasien positif juga sebetulnya boleh menjalani isolasi mandiri.
Namun, apabila tidak mau menjalankan protokol kesehatan saat menjalani isolasi, karena bisa membahayakan orang lain, dan Tim Satgas harus bertindak tegas.
“Sebetulnya kan boleh menjalani isolasi mandiri. Tapi kalau susah melakukan pemantauan dan berpotensi menyebabkan penularan, seharusnya ya mematuhi anjuran tim medis,” ujarnya.
Adapun soal terjadinya lonjakan kasus positif beberapa bulan ini, menurut Sudarsono, lonjakan tersebut bukan hanya di Kota Banjar saja, tetapi juga terjadi di daerah lain.
Namun demikian, untuk mengendalikan jumlah lonjakan tersebut perlu adanya peningkatan kesadaran bersama dari semua pihak dalam menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, kata Sudarsono, Tim Satgas juga perlu meningkatkan koordinasi dengan aparat pemerintah desa/kelurahan sampai tingkat RT/RW, dalam penanganan dan pencegahan wabah pandemi ini.
“Untuk mengendalikan penambahan kasus ini perlu kedisiplinan bersama mematuhi protokol kesehatan. Edukasi juga harus digencarkan,” pungkasnya. (Muhlisin/R3/HR-Online)