Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria itu mudah terlihat. Archaebacteria dan Eubacteria adalah organisme hidup dengan perbedaan cukup besar. Keduanya adalah kelompok bakteri.
Banyak orang yang mengenal bakteri sebagai organisme yang mengancam. Banyak yang berpikir bahwa bakteri hanya membawa penyakit.
Baca Juga: Penemuan Bakteri Penghasil Listrik, Ini Penjelasan dari Ilmuwan!
Padahal, sebenarnya ada bakteri baik yang tubuh butuhkan. Terdapat dua jenis kelompok organisme bersel tunggal, simak di sini perbedaannya.
Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria Apa Saja?
Orang awam mungkin asing dengan istilah-istilah organisme yang ada, seperti Archaebacteria.
Archaebacteria sebenarnya adalah jenis primitif dan purba. Melansir dari Wikipedia, Archaebacteria adalah sel yang ada paling awal atau kuno.
Istilah Archaebateria sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu archiao yang artinya kuno. Organisme ini menjadi bakteri yang paling tua dan hidup di lingkungan ekstrim.
Selain bakteri kuno ini, ada juga Eubacteria. Kebalikannya, Eubacteria adalah bakteri sejati yang dapat kita temukan dengan mudah di dalam air atau tanah.
Eubacteria ini dapat kita temukan di lingkungan hidup sekitar. Hanya saja, Eubacteria tidak terlihat dengan kedua mata manusia.
Selain dari definisinya, yuk simak perbedaan lain dari keduanya di sini!
Perbedaan Membran Plasma
Keduanya adalah organisme prokariotik. Alhasil, keduanya juga sama-sama memiliki membran plasma dan juga lipid.
Meski begitu, tetap ada perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria. Keduanya memiliki membran plasma yang berbeda.
Pada Eubacteria, membran plasma di dalamnya akan selalu hadir dalam bentuk bilayer. Artinya, membran plasma seperti lapisan ganda lipid.
Sementara itu, membran plasma pada Archaebacteria adalah seperti bilayer lipid maupun monolayer atau lapisan tunggal lipid.
Struktur bilayer lipid pada Archaebacteria ini memiliki rantai samping phentanyl bercabang yang memang tidak linear. Adapun bilayer lipidnya memiliki ikatan eter.
Bentuk struktur dari Eubacteria adalah memiliki ikatan ester. Ikatan tersebut berfungsi untuk menghubungkan lipid dengan gliserolnya.
Perbedaan Dinding Sel
Perbedaan selanjutnya terletak di bagian dinding sel kedua organisme. Dinding sel Eubacteria mengandung peptidoglikan.
Pada Eubacteria, dinding sel kaya akan asam N-asetilmuramat dan juga asam D-amino.
Sementara itu, dinding sel pada Archaebacteria tidak memiliki kandungan peptidoglikan di dalamnya.
Baca Juga: Fase Pertumbuhan Bakteri, Apa Saja Itu? Yuk Simak di Sini!
Di dalam dinding sel Archaebacteria terdapat pseudopeptidoglikan, glikoprotein atau dinding sel dengan basis protein, dan polisakarida.
Perbedaan RNA Polimerase
Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria selanjutnya adalah RNA polimerase keduanya.
Eubacteria hanya memiliki satu RNA polimerase di dalam tubuhnya. RNA polimerase tersebut berbentuk sederhana dan tersusun atas empat peptida.
Kemudian, Archaebacteria memiliki lebih dari satu RNA polimerase dan tentunya lebih kompleks. RNA tersebut terbentuk lebih dari delapan polipeptida.
Reproduksi
Sistem reproduksi dari kedua organisme ini berbeda. Archaebacteria melakukan reproduksi melalui pembelahan, tunas dan juga fragmentasi.
Hal tersebut berbeda dengan Eubacteria yang dapat bereproduksi dengan membentuk spora. Pada bentuk spora tersebut, Eubacteria bisa bertahan hidup di dalam kondisi yang ekstrim sekalipun.
Kemudian, Eubacteria akan bertambah ketika lingkungan lebih memadai. Dengan begitu, Eubacteria bisa bertahan hidup lebih lama.
Lingkungan Hidup
Ternyata, perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria adalah lingkungan hidupnya. Kedua jenis organisme ini memiliki lingkungan hidup yang berbeda.
Eubacteria merupakan bakteri sejati. Kita dapat menemukannya dengan mudah hampir di semua tempat di Bumi.
Sedangkan untuk Archaebacteria sendiri merupakan bakteri purba. Organisme ini hanya hidup di lingkungan yang sangat ekstrim di Bumi.
Archaebacteria dapat kita temukan di:
- Celah laut dengan suhu yang lebih dari 100 derajat Celcius
- Tempat sumber air panas
- Air yang memang sangat asam, basa, ataupun asin (salinitas tinggi)
- Di deposit minyak Bumi yang terletak di bawah tanah
- Lumpur anoxic pada rawa-rawa dan juga dasar laut.
- Saluran pencernaan hewan, misalnya seperti sapi dan rayap.
Jenis dan Patogenitas
Perbedaan terakhir adalah jenis dan patogenitasnya. Archaebacteria terdiri dari tiga jenis, yaitu termofilik, halofilik, dan metanogenik. Archaebacteria tidak memiliki sifat patogen.
Baca Juga: Fungsi Membran Sel pada Bakteri, Berikut Ini Penjelasannya!
Sementara itu, Eubacteria terdiri dari dua jenis, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Beberapa Eubacteria juga merupakan patogen.
Berbagai perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria tersebut penting untuk kita pahami. Dengan begitu, kita jadi dapat membedakan keduanya meski masih cukup mirip. (R10/HR-Online)