Kumbang purba Stegastochlidus saraemcheana menjadi salah satu spesies paling baru yang ilmuwan temukan. Penemuan kumbang yang termasuk genus langka dan baru ini merupakan spesies kulit kayu silinder yang bentuknya aneh.
Kumbang purba ini menyerupai bentuk sikat. Para penemu dan ahli paleontologi kemudian melakukan beberapa penelitian mengenai kumbang purba ini.
Mereka meneliti tentang struktur tubuh, bentuk kulit luar, serta proses bertahan hidupnya. Selain itu, peneliti juga mengungkapkan bagaimana cara kumbang tersebut memangsa dan mencari makanan.
Kumbang Purba Stegastochlidus Saraemcheana
Baru-baru ini para ilmuwan menemukan jenis kumbang purba yang bernama Stegastochlidus saraemcheana. Kumbang ini termasuk dalam genus baru yang mereka temukan dan satu spesies dengan kumbang kulit kayu silinder. Tampilannya pun terbilang aneh, yakni menyerupai bentuk sikat.
Melansir Live Science, jika kumbang purba tersebut ilmuwan temukan tengah terjebak dalam amber yang berusia 100 juta tahun di Lembah Hukawng, Myanmar Utara.
Baca Juga: Lukisan Purbakala di Hutan Amazon Tersembunyi, Berusia 11.800 Tahun
Dari penemuan tersebut, para peneliti akhirnya memperkirakan jika kumbang purba ini berasal dari periode Cretaceous sekitar 65-145 juta tahun yang lalu.
“Kumbang tersebut (kumbang purba Stegastochlidus saraemcheana) pasti menghabiskan masa hidupnya berada antara jamur dan lumut, baik yang menempel pada batang pohon atau lantai hutan,” ucap George Poinar Jr, seorang ahli paleontologi dan entomologi Universitas Negeri Oregon.
Bentuk Tubuh yang Unik
Para ilmuwan mengatakan jika bentuk tubuh yang unik tersebut bisa melakukan kamuflase serta kemungkinan tubuhnya untuk penyamaran. Selain itu, juga dapat menjadi cara hewan purba tersebut berbaur dengan lingkungan sekitarnya, yakni dengan latar belakang lumut.
Inilah mengapa kamuflase kumbang purba tersebut menjadi alasan dari nama genus “Stegatos” yang berarti tertutup dan juga “Chlidos” yang berarti ornamen (bahasa Yunani).
Dengan adanya ornamen yang ada pada sekujur tubuhnya, menjadikan kumbang purba ini tidak tampak atau tidak dapat terlihat oleh serangga lain. Bahkan predatornya, karena menyerupai sikat. Para ahli pun mengungkapkan jika pada bagian kepala terdapat tonjolan dari tubuh tubular.
Hal itu sebagai bentuk struktur dari kumbang purba Stegastochlidus saraemcheana yang bundar menyerupai jumbai yang tertutup oleh paku. Kemudian, pada bagian antenanya, ada dua segmen yang bentuknya memanjang mulai dari kepala dan memajang seperti tongkat.
Selanjutnya, jika terlihat dari bagian samping, kepala ada pada salah satu bagian ujung dengan kaki depan serta bagian tengah tepat ada di belakangnya.
Baca Juga: Buaya Purba Raksasa Deinosuchus Predator Ganas Dengan Gigi Besar
Kaki bagian belakang kumbang purba Stegastochlidus saraemcheana ini terletak dengan posisi yang lebih jauh ke arah belakang tubuhnya, yakni pada bagian depan perut silinder. Kemudian, secara keseluruhan, hewan purba ini mempunyai ukuran tak lebih dari 4,2 milimeter.
Akan tetapi, terlihat seperti mempunyai 100 struktur paku pada bagian kepala dan juga punggungnya. Penelitian tersebut telah mereka tuangkan dalam jurnal yang telah terbit pada 15 Desember, yaitu jurnal Biosis: Biological Systems.
Jenis Kumbang Karnivora
Selanjutnya, George Poinar Jr juga mengungkapkan bahwa terdapat ikatan yang erat dari kumbang purba Stegastochlidus saraemcheana dengan jamur. Dimana terdapat untaian spora jamur yang menempel pada bagian kutikula atau penutup luar tubuhnya. Spora jamur tersebut selanjutnya dapat kita kenal dengan nama konidia.
Lalu, terdapat pula sepasang tungau yang bersifat parasit menempel pada mulut kumbang purba ini. Terlihat, jika tungau parasit tersebut terperangkap pada bagian dalam amber berusia 100 juta tahun tersebut yang ilmuwan temukan.
Kemudian, bentuk dari mulut kumbang yang runcing pun mengindikasikan jika hewan purba tersebut merupakan jenis hewan karnivora. Jadi, dapat dikatakan jika kumbang ini kemungkinan besar memangsa invertebrata yang lainnya.
Selain itu, bentuk tubuh dari kumbang purba Stegastochlidus saraemcheana yang kecil, dapat ia pakai untuk menyelinap dengan mudah pada struktur vertikal kayu. Dengan demikian, akan memperoleh keberuntungan dalam melahap pupa dan juga larva yang ada pada tempat itu. (R10/HR Online)