Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Harga cabai dan komoditas sayuran di Pasar Kota Banjar, Jawa Barat, terpantau masih belum stabil pasca Natal dan libur tahun baru 2021. Bahkan, harga cabai rawit merah saat ini masih kasaran Rp 65 ribu per kilogram.
Harga cabai rawit merah sebesar itu sudah sedikit mengalami penurunan dibandingkan dua hari sebelumnya yang mencapai Rp 80 ribu per kilogramnya.
Basyir, salah seorang penjual komoditas sayuran dan cabai di Pasar Banjar, menuturkan, sebelum menjelang tahun baru, cabai rawit merah harganya masih Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogramnya.
Kemudian, pada saat tahun baru kembali naik menjadi Rp 60 ribu hingga menyentuh harga Rp 80 ribu pasca tahun baru sampai minggu ini.
“Dua hari yang lalu masih 80 ribu rupiah per kilogram, sekarang agak turun jadi 65 ribu rupiah per kilogramnya. Tapi itu harga di tingkat pedagang ya. Kalau pengecer harganya beda lagi,” ungkapnya, Jum’at (08/01/2021).
Selain harga cabai rawit merah, lanjut Basyir, harga sayuran-sayuran seperti tomat dan wortel juga mengalami kenaikkan hingga 100 persen.
Ia menyebutkan, untuk harga tomat dan sayur khol sebelumnya hanya Rp 5.000 per kilogram, sekarang menjadi Rp 10 ribu. Sedangkan, harga cabai rawit hijau, cabai merah besar, dan cabai hijau besar meski mengalami sedikit kenaikkan, tapi masih cukup stabil.
Baca Juga : Harga Cabe Rawit di Pasar Ciamis Tembus Rp 100 Ribu Perkilogram
“Yang harganya masih tinggi cuma cabai rawit merah. Kemudian, untuk komoditas sayuran yang harganya naik hari ini hanya tomat dan wortel saja,” terang Basyir.
Sementara itu, salah seorang pembeli, Elin, mengaku tidak begitu memperdulikan mahalnya harga cabai dan komoditas sayuran tersebut. “Tadi beli cabai rawit 8.000 rupiah dapat satu ons. Mau berapapun harganya namanya juga butuh, tetap saja kita akan beli,” ujar Elin.
Faktor Cuaca
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Industri (DKUKMP) Kota Banjar, Edi Herdianto, mengatakan, pihaknya menduga penyebab tidak stabilnya harga cabai-cabaian serta naiknya sejumlah komoditas sayuran tersebut karena terpengaruh faktor cuaca. Kemudian, berimbas pada menurunnya kualitas dan pasokan barang.
Menurutnya, kenaikan harga cabai dan komoditas sayuran tersebut juga bukan hanya dialami para pedagang Pasar Banjar saja, tapi juga para pedagang di daerah lain. Hal itu sebagai imbas cuaca buruk saat musim penghujan.
“Sayur-sayuran dan cabai itu bukan barang yang tahan lama. Jadi faktornya kemungkinan lebih pada cuaca, bukan penimbunan,” kata Edi.
Untuk memastikan penyebab naiknya harga komoditas cabai dan memastikan stok kebutuhan pasar tersebut, pihaknya akan segera melakukan pengecekan harga di lapangan dan tingkat distributor.
Termasuk mencari penyebab yang menjadi faktor melambungnya harga kedelai sebagai kebutuhan pokok para pengrajin tahu-tempe, yang terjadi belum lama ini.
“Nanti dalam waktu dekat ini kami akan segera melakukan pengecekan dan pemantauan harga,” pungkasnya. (Muhlisin/R3/HR-Online)
Editor : Eva Latifah