Gejala penyakit ataksia tak jarang muncul secara tiba-tiba ataupun secara perlahan. Penyebab penyakit ataksia yang menyerang saraf otak menyebabkan koordinasi gerakan tubuh menjadi tidak terkontrol.
Ataksia juga populer dengan sebutan ataxia atau dystaxia. Menurut Wikipedia, ataksia bukanlah penyakit ataupun sindrom melainkan suatu simtoma atau gangguan yang menyebabkan menurunnya kemampuan koordinasi pada gerakan otot.
Gangguan neurologis ini bisa mengakibatkan terjadinya kecacatan fisik. Seperti terjadinya gangguan bicara, kesulitan menelan, gangguan berjalan, gangguan penglihatan, hingga gangguan keseimbangan tubuh.
Gangguan saraf pada ataksia terutama terjadi karena otak kecil atau cerebellum mengalami kerusakan. Namun gangguan ini juga bisa menyerang bagian saraf lainnya. Kondisi ini menyebabkan penderitanya kesulitan menggerakkan tubuhnya.
Ragam Gejala Penyakit Ataksia
Terganggunya sistem neurologis akan menyebabkan banyak gerakan tubuh yang mengalami gangguan. Nah, berikut ini berbagai gejala penyakit ataksia yang sebaiknya Anda tahu.
Kaki Merenggang
Tanda atau ciri orang yang mengalami ataksia terutama pada kesulitan menyangkut koordinasi maupun keseimbangan pada tungkainya. Apalagi saat berjalan akan sangat kesulitan terutama dalam menjaga keseimbangannya.
Karena itu penderita ataksia umumnya akan berjalan dengan posisi kedua kaki merenggang lebar. Kondisi ini merupakan upaya untuk menyeimbangkan tubuh saat berjalan.
Baca Juga: Gejala Penyakit Epilepsi, Kejang Berulang dan Hilangnya Kesadaran
Tangan Gemetaran
Gejala penyakit ataksia yang juga umum terjadi adalah tangan yang sering terlihat gemetaran. Tada ini seperti orang yang mengalami tremor, baik pada telapak tangan ataupun jarinya.
Lemahnya Tangan dan Kaki
Gangguan koordinasi dalam menggerakkan anggota tubuh karena lemahnya beberapa bagian tubuh, khususnya bagian lengan dan tungkai kaki. Penurunan kekuatan lengan dan tungkai akan menyebabkan bagian ini seperti lumpuh.
Gangguan Gerakan Mata
Gejala penyakit ataksia lainnya yang juga paling terlihat adalah gangguan pada gerakan mata. Baik untuk berkedip, memejamkan mata, atau melirik. Bahkan tak jarang penderita gangguan ini akan mengulang gerakan mata yang sama berulang-ulang.
Kesulitan Berjalan
Gangguan koordinasi yang juga sering terlihat adalah saat berjalan. Seperti berjalan sempoyongan atau tidak stabil. Bahkan tak jarang penderita ataksia yang sering tersandung atau bahkan jatuh saat sedang berjalan.
Kesulitan Menelan
Gejala penyakit ataksia lainnya adalah kesulitan untuk makan karena terganggunya fungsi untuk menelan makanan. Tanda yang mirip gejala disfagia sering membuat orang yang menderita seperti tersiksa hanya untuk menelan makanan.
Baca Juga: Gejala Penyakit Lordosis, Cari Tahu untuk Bisa Memberikan Pengobatan
Depresi
Umumnya penderita ataksia sering mengalami kecemasan tanpa sebab yang jelas. Bahkan rasa cemas ini sering timbul secara berlebihan hingga mengalami depresi. Hal ini karena terganggunya saraf pada otak.
Gangguan Penglihatan
Gejala penyakit ataksia juga terlihat pada organ mata. Terganggunya saraf membuat penderitanya kesulitan atau bahkan bisa kehilangan penglihatan. Hal ini karena saraf optik pada mata yang juga ikut mengalami kerusakan.
Bicara Tidak Jelas
Gangguan saraf pada otak kecil juga akan menyebabkan gangguan koordinasi dalam berbicara atau mengucapkan kata-kata. Umumnya penderita akan mengalami kondisi yang populer dengan sebutan disartria atau bicara cadel.
Gangguan dalam berbicara juga akan menyebabkan orang yang mengalami ataksia akan bicara yang tidak jelas, termasuk dalam pengucapan kata-katanya. Sehingga lawan bicara sering akan meminta untuk mengulangnya.
Gejala Lainnya
Selain itu ada sejumlah gejala penyakit ataksia lainnya yang juga bisa terjadi. Seperti sering sakit kepala, perubahan perilaku, penurunan memori dan konsentrasi, sulit menulis, kesulitan mengancingkan baju, atau gangguan pendengaran.
Selain itu tak sedikit orang yang menderita ataksia akan mengalami gangguan pada bagian usus dan kandung kemih, diabetes, skoliosis, hingga memicu gangguan pada fungsi jantung.
Baca Juga: Gejala Penyakit Muntaber pada Anak, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Jenis Penyakit Ataksia
Hingga saat ini ada sekitar 100 jenis ataksia yang berhasil ditemukan. Pengelompokan ini terutama berdasarkan penyebab dan terjadinya kelainan tubuh. Faktor penyebab ini akan mempengaruhi penanganan penyakit ataksia.
Selain mengenal gejala penyakit ataksia, sebaiknya kenali juga faktor yang menyebabkannya. Berikut ini beberapa jenis gangguan ini berdasarkan faktor penyebab penyakit ataksia.
Ataksia Akuisita
Untuk jenis ataksia ini kebanyakan terjadi pada orang yang mengalami serangan stroke. Jenis ini juga banyak terjadi pada orang-orang yang mengalami cedera atau trauma pada kepala.
Untuk gejala yang timbul pada ataksia jenis ini tak jarang yang terjadi secara mendadak. Utamanya saat terjadi gangguan pada sistem saraf. Karena itu penting selalu memonitor orang yang pernah stroke atau trauma kepala.
Ataksia Friedreich
Jenis Friedreich’s Ataxia atau FRDA terjadi akibat adanya mutasi gen. Dalam perubahan gen ini terdapat frataksin sehingga menyebabkan terganggunya fungsi neurologis. Kondisi ini akan memicu kesulitan dalam koordinasi otot tubuh.
Ataksia Herediter
Jenis ataksia ini merupakan hasil pewarisan dari orang tuanya. Jika Anda mempunyai orang tua yang pernah memiliki riwayat ataksia, maka risiko Anda untuk mengalami gangguan ini juga lebih besar.
Gejala penyakit ataksia jenis ini tak langsung muncul pada anak yang baru lahir. Tanda atau kelainan ini dapat timbul hingga anak menjadi besar, khususnya saat terjadi gangguan pada gen.
Ataksia Telangiectasia
Untuk jenis ataksia ini bisa kita kenali dari gejalanya seperti pengucapan kata-kata yang tidak jelas atau seperti menggumam. Begitu juga dengan gangguan keseimbangan tubuh. Namun tanda ini biasanya terlihat setelah anak berumur setahun lebih.
Ataksia ILOA
ILOA merupakan kependekan dari idiopatic late onset ataxia cerebellar. Jenis ataksia ini terjadi akibat rusaknya otak kecil yang berlangsung secara progresif. Gejalanya biasanya akan muncul setelah beberapa tahun kemudian.
Faktor Penyebab Penyakit Ataksia
Dari berbagai jenis ataksia yang ada, ada sejumlah faktor yang menyebabkan atau memicu terjadinya gangguan ini. Nah, berikut ini beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab penyakit ataksia.
Stroke
Terganggunya suplai darah yang menuju ke otak akan menyebabkan orang terkena serangan stroke. Kondisi ini juga bisa menyebabkan ataksia karena otak yang terganggu akibat kurangnya suplai oksigen dan nutrisi yang menyebabkan kematian sel otak.
Trauma Kepala
Ada banyak jenis benturan yang mengenai kepala. Seperti kecelakaan, pukulan, atau cedera lainnya. Trauma kepala ini juga dapat menyebabkan terjadinya ataksia serebelum. Faktor ini akan menyebabkan gangguan gerakan tubuh secara tiba-tiba.
Penyakit Tumor
Munculnya tumor pada otak kecil juga bisa menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan saraf. Kondisi inilah yang juga bisa menjadi penyebab penyakit ataksia karena terganggunya koordinasi gerakan tubuh.
Cerebral Palsy
Penyakit yang satu ini umumnya terjadi setelah kelahiran karena kerusakan yang terjadi pada otak anak. Akibatnya anak akan mengalami kesulitan menyangkut koordinasi dalam menggerakkan tubuhnya.
Konsumsi Obat
Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan terjadi kerusakan saraf otak. Seperti mengonsumsi obat penenang tanpa resep dokter ataupun obat kemoterapi. Hal ini juga bisa menyebabkan terjadinya gejala penyakit ataksia.
Infeksi
Penyebab penyakit ataksia lainnya juga bisa karena terjadinya infeksi. Seperti pada infeksi karena virus ataupun efek atau komplikasi dari penyakit cacar air. Penanganan yang cepat bisa menghindarkan anak dari risiko ataksia.
Penyakit Autoimun
Ada sejumlah jenis penyakit autoimun yang bisa menyebabkan terjadinya ataksia. Seperti multiple sclerosis, penyakit celiac, sarkoidosis, atau jenis lainnya.
Baca Juga: Gejala Penyakit Gula Darah Tinggi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Cara Penanganan Penyakit Ataksia
Untuk memastikan kondisi ataksia, ada sejumlah pemeriksaan yang akan dokter lakukan untuk mendiagnosanya. Beberapa tes yang mungkin akan dokter lakukan antara lain tes refleks, tes koordinasi, atau tes keseimbangan.
Selain itu beberapa tes lainnya juga bisa Anda jalani, seperti tes memori, tes konsentrasi, tes pendengaran, atau tes penglihatan. Jika beberapa tes ini memperlihatkan tanda ataksia, dokter mungkin akan melakukan diagnosa lanjutan, seperti:
- EMG atau Elektromiografi
- MRI atau CT Scan
- Cek Darah
- Tes Konduksi Saraf
Untuk pengobatan penyakit ataksia sebenarnya belum ada hingga saat ini. Penanganan bertujuan untuk memberikan perawatan khususnya dari faktor yang menyebabkan gangguan yang ada.
Sedangkan untuk cara perawatan penyakit ataksia terutama berdasarkan gejala penyakit ataksia. Hal ini terutama bertujuan untuk meredakan gejala yang ada dan membantu penderita untuk menjalani hidupnya dengan lebih baik.
Beberapa jenis perawatan yang mungkin akan dokter berikan antara lain dengan memberikan terapi fisik maupun dengan bantuan perangkat adaptif. Perawatan ini juga menyesuaikan kebutuhan penderita.
Untuk jenis terapi fisik utamanya untuk membantu orang yang menderita ataksia dalam melakukan koordinasi tubuh. Perawatan ini juga berguna agar penderita dapat menjalankan aktivitasnya, termasuk saat makan.
Sedangkan pemberian perangkat adaptif lebih untuk penderita ataksia karena cerebral palsy atau penyakit autoimun. Beberapa jenis modifikasi peralatan berguna untuk membantu meringankan gejala penderitanya.
Demikianlah berbagai gejala penyakit ataksia yang penting kita kenali. Apalagi penyebab gangguan ini juga menghasilkan banyak sekali jenis ataksia. Sehingga penting agar kita bisa mencegah terjadinya gangguan yang bukan jenis penyakit ini. (R11/HR Online)