Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan kondisi jantung yang mengalami ritme detak jantung tidak menentu, terkadang cepat maupun lambat.
Pada dasarnya, aritmia ini penyebabnya karena sinyal listrik detak jantung bekerja tidak semestinya atau tidak berfungsi dengan baik.
Aritmia ini bisa terjadi pada jantung seseorang yang awalnya normal dan sering tidak disadari oleh penderita karena tak menandakan gejala secara jelas.
Maka banyak juga orang yang mengalami gangguan jantung ini tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan memicu aritmia serius.
Jenis Gangguan Irama Jantung
Baca Juga : Gejala Penyakit Jantung Koroner, Penyebab dan Penyakit Pemicunya
Aritmia sebenarnya tidak berbahaya, namun hal ini tergantung dari jenisnya. Ada yang tidak berbahaya dan ada juga yang mempunyai resiko sampai pada resiko kematian. Jenis aritmia dapat terbagi menjadi beberapa, yaitu :
Atrial Flutter
Ritme jantung yang sangat cepat, namun teratur sehingga atria merespon kontraksi lemah.
Takikardia
Ritme jantung yang sangat cepat dalam kondisi tidur atau istirahat, namun tidak menimbulkan gejala. Meski begitu ,harus ada penanganan yang tepat agar tidak terjadi kematian mendadak.
Takikardia Ventrikel
Ritme cepat dari sinyal listrik tidak normal. Sehingga ventrikel tidak bekerja dengan baik saat memompa darah.
Takikardia Supraventrikular (SVT)
Gangguan irama jantung biasanya timbul karena ritme cepat pada tempat atas ventrikel sehingga sirkuit abnormal hadir saat lahir dan tumpang tindih sinyal listrik.
Fibrilasi Ventrikel
Impuls listrik yang kacau sehingga ventrikel tidak efektif dalam memompa darah.
Baca Juga : Penyebab Darah Rendah Akibat Dehidrasi Hingga Penyakit Jantung
Bradikardia
Ritme jantung yang lemah atau lambat ketika tidur atau istirahat. Biasanya kurang dari 60 kali per menit.
Fibrilasi Atrium
Ritme jantung tidak teratur. Menimbulkan resiko stroke, gagal jantung, dan lainnya.
Gejala Gangguan Ritme Jantung
Sebagian orang bisa merasakan perbedaan denyut jantung. Namun ada juga yang tidak menyadari gangguan irama jantung maupun perubahan detak jantung karena temponya terlalu lambat.
Bagi seseorang yang ingin mengetahui apakah jantungnya bermasalah atau tidak, dapat memeriksakan ke dokter agar lebih jelas. Meski, dalam kondisi normal sekalipun.
Tanda maupun gejala yang sering muncul adalah ritme jantung kadang cepat maupun lambat serta tidak teratur, merasakan nyeri bagian dada, sesak nafas, mudah lelah, berkeringat dingin, sakit kepala, gelisah, bahkan sampai pingsan.
Namun yang perlu anda ketahui pula, belum tentu tanda atau gejala di atas berarti anda mengalami aritmia. Untuk memastikannya, anda dapat melakukan pemeriksaan secara langsung ke dokter.
Penyebab Gangguan Ritme Jantung
Penyebab utama gangguan irama jantung adalah impuls listrik tidak berfungsi dengan baik. Sehingga ritme jantung tidak berdetak secara teratur. Kondisi ini biasanya penyebab utamanya gaya hidup seseorang yang tidak sehat.
Selain itu, pengaruh lainnya juga dapat mendorong resiko aritmia. Faktor tersebut seperti konsumsi obat, penyakit pernafasan, hipertensi, diabetes, serangan jantung, koroner, kelainan jantung, gangguan elektrolit, dan gangguan tiroid.
Baca Juga : Makanan Penyebab Penyakit Jantung Perlu Anda Waspadai!
Sedangkan faktor lainnya yang berhubungan dengan gaya hidup pada seseorang sangat terpengaruh oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yakni kurang istirahat atau kurang tidur, kebiasaan merokok, minum alkohol, minum kafein berlebihan, serta stress yang berkepanjangan.
Diagnosa dan Pengobatan Gangguan Ritme Jantung
Umumnya penderita memeriksakan kesehatan jantungnya ke dokter agar mendapatkan kepastian. Diagnosa pada penderita, dokter melakukan pemeriksaan penunjang untuk memperkuat identifikasi. Hal ini untuk mengetahui secara pasti keluhan penderita.
Tahapan selanjutnya dalam mendiagnosa gangguan irama jantung dengan uji latih beban jantung untuk mengukur ritme jantung seseorang apakah detak akan berubah. Atau dengan monitor holter yakni merekam aktivitas jantung.
Pemeriksaan lainnya dapat dengan ekokardiogram yakni mengevaluasi seseorang mengenai katup dan otot jantung dengan gelombang suara. Cara lain untuk memastikan dapat dengan studi elektrofisiologi untuk mengetahui lokasi serta penyebab pasti.
Sedangkan apabila sudah mengidentifikasi penderita secara jelas, maka akan lanjut dengan tahap pengobatan dan memberikan resep obat yang tepat untuk menurunkan resiko terjadinya penggumpalan darah dan lainnya.
Beberapa penanganan pada penderita gangguan ritme jantung seperti melakukan metode ablasi, kardioversi (kejutan listrik ke dada agar normal kembali ), dan menggunakan alat pacu jantung untuk kriteria aritmia tertentu.
Tentu saja penanganan dan pengobatan tersebut dengan menyesuaikan jenis gangguan irama jantung apa yang ada pada penderita. Sehingga pengobatannya pun tepat sasaran. (R11/HR-Online)