Danau terbesar di Titan dengan kedalaman seribu kaki lebih telah ilmuwan temukan. Danau dengan kedalaman lebih dari 304 meter tersebut ada pada permukaan bulan milik Saturnus. Lalu, danau tersebut bernama Kraken Mare tercatat begitu dalam, sehingga tidak pasti berapa kedalaman secara jelasnya.
Penemuan tersebut pun berasal dari misi Cassini NASA sekitar 7 tahun yang lalu. Yang mana mereka yakini jika kedalaman danau ekstraterestrial tersebut paling tidak mempunyai jarak 115 kaki dari permukaan satelit.
Penemuan Danau Terbesar di Titan
Mengutip Space, jika terdapat komposisi dan juga kedalaman lautan telah ilmuwan ukur, kecuali mengenai samudera yang paling besar di Titan, yakni Kraken Mare. Selain mempunyai nama besar, Kraken Mare pun mengandung kurang lebih 80 persen cairan pada bagian permukaannya.
Hal tersebut telah disampaikan oleh penulis Valerio Poggiali yang mana ia juga adalah seorang peneliti The Cornell Center for Astrophysics and Planetary Science (CCAPS).
Dari adanya penemuan paling terbaru tersebut, para tim peneliti mempercayai jika mereka bisa mengirimkan kapal selam robotik untuk menuju ke danau Kraken Mare.
Lalu, misi tersebut telah NASA setujui dan sepakati. Kemudian, misi terbaru yakni danau terbesar di Titan ini akan memperoleh pendanaan dari NASA.
Akan tetapi jika tidak segera terlaksana dalam akhir dekade ini, maka Saturnus akan memperkenalkan secara lebih jauh bulan yang dimilikinya.
“Berkat dari pengukuran kami, para ahli saat ini bisa menyimpulkan mengenai kepadatan fluida dengan presisi yang tinggi. Kemudian, akan menyebabkan kalibrasi sonar on board yang mana lebih baik serta memahami tentang aliran arah laut,” ucap Valerio Poggiali.
Pengukuran itu memakai gelombang radar yang nanti akan mengalami pemantulan yang pesawat ruang angkasa Cassini kirimkan menuju permukaan Moray Sinur pada jarak 965 km. Muara tersebut ada pada bagian ujung utara danau Kraken Mare.
Baca Juga: Molekul Unik di Titan, Super Langka dan Sangat Reaktif
Siklus Hidrologi Titan
Penemuan danau terbesar di Titan sangat menakjubkan. Bahkan Cassini hampir menjatuhkan tubuhnya ke atmosfer Saturnus akhir 2017 silam. Kini, terdapat laporan paling baru mengenai kedalaman akan perairan tersebut.
Laporan tersebut ada dalam jurnal sains Astronomy. Kedalaman tersebut penuh dengan gas metana. Titan yang merupakan dua dari bulan paling besar pada tata surya ini memang memiliki hujan metana yang mengisi danau sangat dalam itu.
“Setiap kami memperoleh penemuan yang baru pada satelit alam Titan, Titan menjadi semakin misterius. Akan tetapi, pengukuran yang kami lakukan terbaru ini dapat membantu untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang utama. Kini kita dapat dengan teliti lagi mengetahui mengenai kondisi hidrologi yang ada di Titan,” ucap ilmuwan radar Cassini pada Caltech, Marco Mastro Giuseppe.
Cara menentukan adanya penemuan mengenai kondisi hidrologi danau terbesar di Titan tersebut tak jauh berbeda dengan apa yang ilmuwan lakukan untuk penemuan pada planet Bumi.
Hanya saja, ada perbedaan yang cukup besar yakni awan dan juga hujannya bukan dari air, akan tetapi dari metana dan etana. Lain dengan apa yang terjadi dengan Bumi, metana maupun etana dapat tetap berwujud cairan. Hal tersebut karena kondisi suhu yang ada pada Titan sangat dingin, yaitu mencapai minus 178 derajat Celcius.
“Titan merupakan satu-satunya dunia yang ada di luar Bumi yang mampu kita lihat cairan pada permukaannya. Sejumlah peneliti dari kami menyebutkan jika Titan merupakan Bumi untuk luar sistem tata surya,” ucap Rosaly Lopes, salah satu tim ahli Jet Propulsion Laboratory NASA.
Baca Juga: Atmosfer Pluto Mirip Titan Bulan Terbesar Saturnus, Ini Buktinya!
‘Danau Bayangan’ Titan
Seperti yang telah Cassini peroleh, jika danau tersebut tidak sepenuhnya berisi cairan. Hal tersebut ilmuwan duga karena terdapat perubahan musim yang ada dalam satelit alam tersebut.
Cassini pertama kali menemukannya saat danau terbesar di Titan tersebut penuh dengan cairan. Akan tetapi, pada saat Cassin kembali ke wilayah tersebut, danau itu justru dalam kondisi kering.
Dari adanya penemuan bukti tersebut, para peneliti berpendapat jika cairan yang dalam danau tersebut dapat menguap atau justru terserap oleh permukaan Saturnus. Jadi, para ahli astronomi mengungkapkan jika ‘danau bayangan’ menjadi bukti tentang perubahan musim pada bulan Saturnus tersebut.
Akan tetapi, kondisinya tak semudah itu. Pasalnya, terdapat dua observasi yang peneliti lakukan dengan memakai instrumen yang berbeda. Dengan kamera inframerah dan juga radar yang Cassini miliki. Namun sayangnya, kedua instrumen tersebut tak mampu mereka fungsikan dengan cara bersamaan.
Saat misi Cassini pertama kali menemukan danau terbesar di Titan tersebut, kondisinya masih terlalu gelap jika untuk menggunakan kamera. Maka mereka memakai radar agar dapat menangkap fenomena paling luar biasa dalam tata surya tersebut. (R10/HR Online)